Follow Us @soratemplates

Monday 25 June 2012

Penerima Harapan Palsu


Ini postingan request dari teman saya. Setelah kemarin saya menulis tentang pemberi harapan palsu, sekarang ganti sekuel penerima harapan palsu. Ada yang menarik di sini yaitu pada kata 'penerima' dan diikuti pula dengan frase 'harapan palsu'. Anehnya, sudah tahu itu harapan palsu, kenapa masih diterima juga?

Oke, memang ada banyak kemungkinan. Kemungkinan pertama adalah si wanita tidak tahu bahwa sang pria adalah tukang pemberi harapan palsu. Nah wajarkan kalau tidak tahu dan akhirnya jadi penerima harapan palsu?

Hm, menurut saya tidak begitu teman. Itu memang bisa saja dijadikan pembelaan diri bagi si penerima harapan palsu. Padahal sebenarnya tidak begitu.

Saya teringat tulisan salah seorang teman saya. "Kalau ada seseorang yang sekiranya datang padamu, istikharahlah lebih dulu. Tanyakan pada-Nya apakah memang dia? Kalau memang iya, jawab. Kalau tidak, tolak!"

Nah kan. Saran di atas itu sudah sangat jelas. Artinya kalau ada orang yang mau main-main dengan kita, kita tidak akan mudah dipermainkan. Kenapa? Karena kita sudah punya jawaban dari Allah apakah si pria itu serius atau hanya ingin bermain-main.

Tak ada pandang bulu atau bahkan pembelaan diri karena tidak tahu si pria ternyata tukang pemberi harapan palsu. Mau dia hobi menebar harapan palsu atau tidak, asal ada pria mendekat langsung tanyakan kepastiannya pada Allah. Kalau sudah begitu, habis perkara kan. Tidak ada yang harus jadi penerima harapan palsu.

Permasalahannya tidak semua wanita biasa melakukan sholat istikharah. Yang ada justru kebanyakan mendahului keputusan Allah. Mengira bahwa orang yang datang itu memang benar-benar jodohnya. Padahal hanya main-main belaka. Ujung-ujungnya jadi penerima harapan palsu kan.

Di kasus yang terakhir di atas bisa jadi si penerima harapan palsu justru beralih jabatan menjadi pemberi harapan palsu. Misal si A dianggap jodoh, si B yang coba-coba mendekat capable juga buat jadi jodoh. Ujung-ujungnya kanan kiri oke dan dia yang justru jadi pemberi harapan palsu bagi para pria.

Kasus itu amat sangat mungkin terjadi. Dan gara-garanya hanya satu. Mendahului keputusan dari Allah. Padahal tak ada yang tahu perkara ghaib termasuk kejadian di masa depan kecuali Allah Ta'ala.

Maka istikharah lah jika harapan itu datang. Agar Allah yang memastikan. Kalau sama sekali tak ada harapan datang, tak usahlah sibuk mencari. Apalagi menerima semua harapan dengan tangan terbuka tanpa tahu mana yang palsu dan mana yang nyata. Tawakal saja pada Allah. Pasti pada saatnya akan datang sebuah harapan pasti, yang tak akan palsu lagi.

No comments:

Post a Comment