Follow Us @soratemplates

Monday 11 September 2023

Habit Baru Kabin Healthy Life

02:46 0 Comments

Lama sekali tak mengunjungi blog ini. Berhubung saat ini saya sedang mengikuti challenge healthy life, pas banget dong dengan judul blog ini. So, kepikiran deh buat nulis lagi di sini.

Sudah sepekan ini saya mengikuti kelas kampung bakat. Walau mungkin bukan 'bakat' juga, tapi salah satu ruang kabin yang bisa dipilih adalah tentang healthy life. Kalau dipikir-pikir, masa iya ikutan kabin ini, kan udah orang medis. Hm..., nyatanya segala teori kadang cuma jadi teori dan tidak ada realisasi tanpa motivasi. Jadilah saya langsung tertarik begitu tahu kalau ada kabin ini. Harapannya biar bisa memulai lifestyle yang bener lagi, bareng temen-temen lain juga biar ga berasa kalau lagi berjuang sendirian.

Di pekan pertama ini, kami diingatkan lagi tentang sehat dan bugar. Hm, nice reminder banget ini. Konsep sehat insya Allah sudah paham. And yup, saya baru ngeuh tentang konsep bugar. Sehat (dalam arti ga sakit) aja ga cukup guys. Kalau sehat tapi badan letoy ya buat apa. Yang kita butuhkan saat ini bukan sekedar sehat, melainkan kudu bugar. Karena hanya tubuh yang bugar itulah yang bisa membawa kita berenergi dan optimal menjalankan segala aktivitas.

Nah di pekan ini kami diminta untuk memulai habit kesehatan yang baru. Ada beberapa tantangan yang harus dilakukan di misi 1, yaitu:

  • Membatasi konsumsi guka, garam, dan lemak berlebihan
  • Rutin melakukan aktivitas fisik, minimal 30 menit dalam sehari
  • Tidak merokok/terpapar asap dan residu rokok
  • Jaga berat badan ideal dan cegah obesitas
  • Cek kesehatan
 Untuk misi 1 ini saya memilih untuk melakukan stretching terlebih dahulu



Alhamdulillah hari pertama challenge aman. Stretching bisa dilakukan. Hari kedua saya tergoda untuk menambah challenge. Selain melakukan stretching, saya menambah habit baru yaitu minum putih. Yup, karena jujurly kadang suka lupa buat minum putih. Di hari ketiga, saya tambah lagi habitnya dengan mengurangi camilan manis dan beralih ke nyemil buah.

And this is it my journal.






Sepertinya begitu dulu ya. FYI, jurnal ini juga terlambat diposting karena ketiduran. Hiks.

Wednesday 1 February 2023

Teman Ngobrol

23:17 0 Comments

 

Friendship

Punya teman ngobrol itu asyik ya? Baru-baru ini saya menyadari hal itu. Bahkan buat orang introvert seperti saya, punya satu dua orang teman ngobrol yang nyambung itu sangat menyenangkan.

Beberapa waktu lalu saya mengobrol dengan seorang teman dekat. Awalnya kami hanya saling share link media sosial yang sekiranya relate dengan kondisi kami saat ini. Lalu obrolan pun mengalir. Apa yang rasanya kami sembunyikan satu sama lain karena tergerus dengan kesibukan masing-masing serta merta keluar begitu saja. Saya? Tentu saja ikut bercerita. Meski penyelesainnya belum langsung bisa dieksekusi, tapi saya lega.

Lalu malam ini terjadi lagi. Seorang teman yang berjumpa lewat sebuah komunitas tiba-tiba membagikan info tentang kepribadiannya. Wow, kami langsung nyambung seketika. Meski semula memang sudah sering bercerita, tapi obrolan malam ini berbeda. Rasanya seperti ada energi baru yang saya dapat. Ya, hanya karena ngobrol dan saling bercerita.

Kalau saya tarik garis benang merahnya, dari kedua teman saya tadi sama. Kami sama-sama saling menceritakan pengalaman kami masing-masing. Bahkan mungkin kami tidak betul-betul berniat mencari solusi dari apa yang kami alami. Murni cuma bercerita saja. Yah, kata orang kebutuhan wanita memang cukup cuma didengar saja.

Tapi, nyatanya tidak semua orang mau mendengar lho. Ada yang meski sudah megeluarkan uneg-uneg panjang lebar ternyata tidak mendapat feedback sesuai dengan apa yang diharapkan. Bukan karena solusinya tidak pas, tapi lebih ke chemistry atau cara penyampaiannya yang tidak masuk di hati.

Tentang kondisi yang klik di hati ini memang gampang-gampang susah. Dari kedua teman saya tadi, saya menangkap satu hal yaitu ketika saya dipahami. Teman saya yang pertama bisa-bisanya berkomentar, "Iya wajar soalnya MBTI-mu bla bla bla bla". Wow, sesuatu yang bahkan tidak saya duga bahwa dia mengingat hasil MBTI saya. Sudut pandangnya untuk berkomentar jadi lebih terasa cocok untuk saya dengarkan.

Begitu juga dengan teman kedua. Ketika dia tahu tipe mesin kecerdasan saya, dia bisa menimpali dengan tepat. Bahkan dia mengenal sosok yang punya mesin kecerdasan serupa dengan saya. Alhasil saya merasa seolah dirangkul, seakan dimengerti bahwa karakter saya memang seperti ini.

Well, mungkin poinnya adalah bahwa dalam komunikasi memang harus ada 'saling'. Saling mendengar, saling berbagi, dan saling memahami. Tentu saja, karena tanpa saling tak akan terjadi komunikasi ini.

Thanks for you two guys