Follow Us @soratemplates

Monday 28 December 2020

Refleksi Empat Zona

18:07 0 Comments




Permainan di Bunda Sayang sedang libur, tapi ternyata saya rindu menjurnal. Beberapa hari di zona kemarin ketika setiap hari dituntut untuk mengamati anak-anak tanpa sadar membuat sebuah kebiasaan tersendiri. Ya, saya jadi makin menikmati 'hobi' saya, yaitu berdiam diri mengamati dan menarik kesimpulan.

Ini selaras dengan poin parenting yang diajarkan Ustadz Harry Santosa. Mendidik itu adalah mengeluarkan apa yang di dalam, bukan menjejalkan sebanyak mungkin yang bisa diberikan. Dan dari empat zona kemarin, saya mereka ulang.

Hari ini Kak A membuat tank dari bantal dan guling yang ditumpuk. Bentuk literally mirip tank. MasyaAllaah. Poin kreativitas terceklis di sini. 

Beberapa menit sebelumnya Kak A melihat laptop dan Adik Z melihat HP. Adik sempat merengek minta HP lagi, tapi kesepakatan komunikasi produktif dengan timer berjalan di sini. Beruntungnya Kak A langsung mengajak bikin tank, dan Adik Z pun mengamati kakaknya. MasyaAllah poin melatih kemandirian level tiga yaitu bermain sendiri dan bekerja sama dengan orang lain dapat di sini.

Alhamdulillah...
Sebenarnya, bisa saja saya mengabaikan kejadian siang tadi. Tapi dengan sadar penuh seperti ini saya jadi mengerti bahwa sebenarnya anak-anak ini menguasai berbagai keterampilan diri. Alhamdulillah...

Wednesday 9 December 2020

Wahana Kamar (Tantangan Bunda Sayang Zona Gaya Belajar san Stimulasi Kreativitas)

21:09 0 Comments



Hari ini kamar bak kapal pecah. Mumpung saya libur dan memang pingin 'libur', saya biarkan saja mereka mau berbuat apa.


Kenapa seperti kapal pecah? Karena Kak A dan Adik Z menggeser kasur hingga menempel di almari. Akibatnya jadi ada space antara kasur dan tembok.


Bantal dan guling mereka turunkan ke lantai. Lalu mereka susun sedemikian rupa sehingga membentuk jalur dari kasur menuju lantai. Jadilah perosotan. MasyaAllah... kamar full berubah jadi wahana playground hari ini.


Saya? Diam saja. Saya biarkan mereka bermain sesukanya. Dari keseruan itu saya menangkap, ternyata imajinasi dan kreativitas mereka menyulap kamar menjadi wahana bermain sungguh luar biasa.



#harike14

#tantangan15hari

#zona4gayabelajardanstimulasikreativitas

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#petualangbahagia

Tuesday 8 December 2020

Ng... O... (Tantangan Bunda Sayang Zona Gaya Belajar dan Stimulasi Kreativitas)

23:23 0 Comments



Mau jurnal apa malam ini? Sudah menjelang jam cinderella, saya tertarik untuk menjurnal gaya Adik Z berpikir kritis.


Biasanya ketika ditanya, Adik Z akan mendahului jawaban dengan berdengung panjang dulu "Ng..." seolah-olah dia sedang sibuk berpikir.


Lalu ketika dia sudah menjawab dan terkonfirmasi oleh saya, dia akan menjawab dengan "O..." panjang.


Seperti misalnya, percakapan tadi pagi saat snack pagi.

M: Adik kalau makan pakai tangan apa?

Z: Ng.... pakai sendok

M: Sendoknya dipegang di tangan apa?

Z: Tangan ini (mengacungkan tangan kanan)

M: Iya, itu namanya tangan kanan

Z: O...


Gini doang? Iya, simple saja. Tapi dari sini saya paham bahwa dia sudah melalui proses berpikir. Dari situ pula dia sudah mengerti proses mendapat informasi dan memahami. Sesimpel itu tapi bermakna untuk bekal belajarnya di usia-usianya yang akan datang. InsyaAllah



#harike13

#tantangan15hari

#zona4gayabelajardanstimulasikreativitas

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#petualangbahagia

Monday 7 December 2020

Cara Berbeda (Tantangan Bunda Sayang Zona Gaya Belajar dan Stimulasi Kreativitas)

22:10 0 Comments



Hari ini kebetulan saya repot sekali. Dari pagi ada saja yang harus dikerjakan. Saya paham betul akan ada yang terdampak, siapa lagi kalau bukan Kakak A dan Adik Z.


Tadi pagi untunglah kami sudah quality time, walaupun sekedar makan oleh-oleh dari papi. Siangnya karena repot mereka pun saya 'kondisikan' dengan melihat youtube.


Kakak A dan Adik Z punya kecendurang sendiri. Sudah saya sadari dari dulu sih. Kakak A suka yang berbau alat berat atau kartun. Adik Z lebih suka mobil-mobil atau hewan. Walaupun keduanya sama-sama dengan backsound murottal.


Apa yang saya amati hari ini? Hm, sepele sih. Hanya menguatkan diri bahwa masing-masing anak unik dan bisa belajar dengan caranya sendiri. Meski yang didengar sama murotalnya ternyata visualnya mereka memilih hal yang berbeda. It's okay.


#harike12

#tantangan15hari

#zona4gayabelajardanstimulasikreativitas

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#petualangbahagia

Sunday 6 December 2020

Celingak Celinguk (Tantangan Bunda Sayang Zona Gaya Belajar dan Stimulasi Kreativitas)

19:20 0 Comments



Tadi pagi saat menjemur pakaian, seperti biasa Kakak A dan Adik Z ikut saya menjemir di atas. Kadang mereka hanya main-main, kadang menyiram tanaman, atau seringnya naik ke genteng. Tadi pagi mereka memilih yang terakhir, merangkak ke atas lalu duduk manis di atas genteng menunggu saya selesai menjemur.


Tiba-tiba Kakak A menunjuk, "Mi gunungnya kelihatan". Adik Z tak mau kalah, dia ikutan menunjuk ke atas langit, "Itu awan!"


Aha! Saya pun mendadak mendapat ide. Asyik nih sepertinya kalau main jo lingak linguk. Apa tuh? Ini sebenernya permainan waktu saya masih kecil dulu. Bulik saya suka mengajak saya duduk di taman saat sore. Lalu kami membuat permainan jo lingak-linguk. 


Bulik akan berkata "Jo lingak linguk golekono burung" (Jangan tolah-toleh carilah burung). Lalu saya akan mencari di mana ada burung. Kalau sudah ketemu saya gantian yang memberi tebakan dan bulik yang gantian mencari objek yang maksud.


Saya sudah pernah memainkan ini dengan Kak A dulu. Waktu itu Kak A masih usia 3 tahun. Bukannya bilang "jo lingak linguk", Kak A justru berkata "celingak celinguk" hehe.


Tadi saya memberi tebakan, mencari daun, mencari kabel, mencari baju, dll. Mereka hanya menunjuk sambil duduk di genteng. 


Permainan ini simpel tapi bisa mengasaha rasa keingin tahuan mereka. Ada rasa berusaha untuk menemukan objek yang dicari. Bisa juga untuk menambah kosa kata. Alhamdulillah...



#harike11

#tantangan15hari

#zona4gayabelajardanstimulasikreativitas

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#petualangbahagia

Saturday 5 December 2020

Balok Angka (Tantangan Bunda Sayang Zona Gaya Belajar dan Stimulasi Kreativitas)

13:17 0 Comments



Acara main angka ternyata masih menarik buat Kakak A. Hari ini Kakak A minta nunjukin angka lagi, tapi bukan dengan kalender, melainkan dengan balok kayu Jenga.


Tau permainan Jenga? Itu semacam balok yang disusun tinggi ke atas lalu nanti diambil dan dirangkai lagi sambil dijaga jangan sampai jatuh. Beberapa waktu lalu Kakak A dibelikan itu sama Eyang Jakarta, alias kakaknya Mbah kakungnya Kak A. Tapi yang namanya Kak A, bukannya untuk main 'jenga' tapi biasanya dipakai untuk tumpuk-tumpuk bebikinan.


Seperti kali ini, balok jenga pun dipakai untuk membentuk angka. Bentuknya jadi angka-angka kaku ala-ala angka di kalkulator. Alhamdulillah jadi bisa belajar angka lagi dengan cara yang asyik kan. MasyaaAllah...


#harike10

#tantangan15hari

#zona4gayabelajardanstimulasikreativitas

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#petualangbahagia

Friday 4 December 2020

Angka Kalender (Tantangan Bunda Sayang Zona Gaya Belajar dan Stimulasi Kreativitas)

22:09 0 Comments



Tadi pagi karena ada sesuatu hal, saya mengecek tanggalan di kelender. Eh ternyata Kakak A ikut menyimak. Lalu brtanya, "Ini angka berapa, M?" 


Tiba-tiba saya mendapat ide. Hm gimana kalau belajar angka sekalian. Saya pun mengambil kalender yang tergantung lalu meletakkan di lantai.


Saya minta Kakak A menunjuk angka 1, angka 2, dst. Lumayan nih, secara tidak sengaja kami jadi ada sumber belajar angka. Ternyata Kakak A masih belum hafal angka 1-10, beberapa masih terbalik-balik. Tapi tak apa, insyaAllah tetap belajar dengan cara asyik sesuai versi kita ya.



#harike9

#tantangan15hari

#zonagayabelajardanstimulasikreativitas

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#petualangbahagia

Thursday 3 December 2020

Tembak Panjang (Tantangan Bunda Sayang Zona Gaya Belajar dan Stimulasi Kreativitas)

10:12 0 Comments

 



"Mi aku punya tembak panjang." Bangun tidur Kakak A sudah menyapa saya dengan kalimat demikian.


Dulu Kak A pernah berkata begitu. Dia bilang kalau punya tembak panjang. Tak taunya itu adalah tembak milik tetangga yang dia pinjam dibawa pulang. Tapi tembak itu sudah dikembalikan, apa dia pinjam lagi?


Ternyata tidak. Selang tak berapa lama Kakak A keluar dari kamar sambil menyodorkan lego yang dibentuk mirip senapan. MasyaAllah... bentuknya memang mirip tembakan.


Beberapa menit kemudian, ternyata lego itu sudah dirombak lagi. Kakak A terlihat asyik merangkai lagi. Lalu, "Mi, ini crane sama mobil polisi." MasyaAllah...


Kalau kata tes psikologi, Kakak A memang dominan kecerdasan spasial. Mainan lego dan merangkai-rangkai begini bisa betah dan 'jadi'. Padahal lego yang saya beli cuma lego klasik murahan. Bukan jenis lego kecil-kecil yang berbentuk dan mahal itu. Tapi Alhamdulillah hanya dengan itu Kakak A tetap bisa bereksplorasi. MasyaAllah tabaarakallah Kak...



#harike8

#tantangan15hari

#zona4gayabelajardanstimulasikreativitas

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#petualangbahagia

Wednesday 2 December 2020

Pegang Mata (Tantangan Bunda Sayang Zona Gaya Belajar dan Stimulasi Kreativitas)

22:00 0 Comments



Tadi siang saat istirahat leyeh-leyeh bersama di kasur, Adik Z tiba-tiba ingin pegang mata. Iya, anak ini memang suka pegang-pegang untuk eksplorasi. Dan kali ini tentang mata.


Awalnya adik bilang, "Mi pegang mata." Saya membiarkan saja. Dia pun memegang mata saya dengan telunjuk. Ketika telunjuknya mendekat, otomatis saya memejamkan mata.


Eh ternyata Adik Z tidak mau. Di membuka kelopak mata saya dengan kedua jarinya. MasyaAllah... Ternyata dia penasaran dengan warna putih dan hitam di dalam mata. Inginnya memegang bagian itu, tapi ya mana bisa.


Dari moment tadi lumayan memantik rasa ingin tahunya. Termasuk ketika dia berusaha membuka kelopak mata saya dengan jari lain dan mau mencoba memegang bagian hitam putihnya. MasyaAllah... Untungnya selesai dengan komunikasi produktif, dengan penjelasan dan percobaan yang lebih 'aman'.


Hari ini segini dulu jurnalnya hehe. Alhamdulillah setidaknya bisa mengamati tujuan belajar anak.


#harike7

#tantangan15hari

#zona4gayabelajardanstimulasikreativitas

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#petualangbahagia

Tuesday 1 December 2020

Jepit Pengeruk (Tantangan Bunda Sayang Zona Gaya Belajar dan Kreativitas)

21:00 0 Comments



Qodarullah jepit rambut saya patah. Tak taunya dari moment ini saya bisa mengamati gaya belajar dan kreativitas anak.


Semula Kakak A yang menemukan jepit itu jatuh. Refleks dia berusaha untuk menyambungkannya, tapi tidak bisa. Sudah dicoba pakai selotip, tapi ya sekedar nyambung saja. Tetap saja tidak bisa dipakai menjepit rambut karena penyambungnya patah.


Karena tetap saja tidak bisa dan saya sudah pasrah, "Ya udah dibuang aja." Eh ternyata Kakak A menimpali, "Buat mainan aja ya, Mi"


Dia lalu membagi jepit itu menjadi dua lalu menyerahkan salah satu untuk adiknya. Sambil membawa keluar rumah, dia berkata, "Ini jadi pengeruk, temennya beko"


MasyaAllah... Siapa sangka alat yang rusak bisa jadi mainan sesuai imajinasinya. Intelectualnya terasah dengan dia berusaha mencari cara memperbaiki. Imajinasinya dapat dengan ide alat pengeruk. Inovasinya juga bisa terceklis dengan bangganya dia menunjukkan jepit yang disambung, meski tak bisa dipakai. Dan Alhamdulillah noble of attitude bisa tercapai ketika dia membagi jepit menjadi dua dan memberikan salah satu untuk adiknya.


Tabaarakallah Kak...



#harike6

#tantangan15hari

#zona4gayabelajardanstimulasikreativitas

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#petualangbahagia

Monday 30 November 2020

Mana Beruang (Tantangan Bunda Sayang Zona Gaya Belajar dan Stimulasi Kreativitas)

10:03 0 Comments



Sejak paket buku yang datang di sore hari dan baru sempat dibaca di pagi harinya, kami jadi punya kebiasaan baru membaca buku setelah bangun tidur. Biasanya acara baca buku di siang hari, sambil saya istirahat, syukur-syukur Kak A dan Adik Z bisa langsung tidur. Malamnya jarang sekali baca buku karena kadang mereka sudah tidur begitu saya pulang praktik sore. Kalaupun belum tidur, seringnya kami hanya mengobrol saja karena lampu kamar sudah dimatikan.

Baru-baru ini saya mengamati gaya membaca Kak A dan Adik Z berbeda. Kakak A cenderung diam tenang menyimak cerita sampai akhir. Sedangkan Adik Z lebih banyak menyela dan menunjuk gambarnya. Ya, tentu saja karena perbedaan usia mereka.

Tadi pagi, seperti biasa setelah bangun tidur Adik Z sudah menyodorkan buku. Baru beberapa menit, dia sudah menunjuk, "Ini beruang?" Selang sebentar, "Ini bintang?"

Saya pun mendapat ide, wah sekalian aja saya ajak mencari gambar-gambar di halaman itu layaknya buku hide and seek. Tapi berhubung Adik Z sedang fokus sama beruang dan bintang, hampir tiap halaman dia mencari gambar beruang atau bintang.

Saya terkejut, ternyata mata Adik Z awas sekali. Dia bisa menemukan boneka beruang kecil yang diletakkan di rak mainan atau di dalam mobil. MasyaAllah... Kadang malah dia duluan yang menemukan gambarnya daripada saya.

Uniknya lagi ketika dia ngotot mencari bintang, lalu dia menunjuk bunga. Saya bilang, "Ini bunga". Tapi Adik Z kekeh kalau itu bintang. Ya memang sih kelopaknya ada lima dan agak runcing sehingga terlihat seperti bintang. Oke, saya melurukan, "Ini bunga tapi bentuknya seperti bintang."

Alhamdulillah dari aktivitas tadi secara tidak langsung merangsang sisi visualnya. Pun mengasah intelectual curiositynya untuk terua mencari dan tanpa sadar mengembangkan imajinasinya juga menganggap bunga layaknya bintang. MasyaaAllah...


#harike5
#tantangan15hari
#zona4gayabelajarstimulasikreativitas
#pantaibentangpetualang
#institutibuprofesional
#petualangbahagia

Mobil Polisi (Tantangan Bunda Sayang Zona Gaya Belajar dan Stimulasi Kreativitas)

09:28 0 Comments



Fyuh... Hari keempat sudah gugur. Padahal masih weekend, apa daya kecapekan dan akhirnya ketiduran. Tak apa, bismillah...


Akhir-akhir ini Kak A sedang suka menggambar di papan tulis. Kebetulan saya membersihkan satu white board.  Niatnya mau dipakai menulis project dengan suami. Eh apa daya justru dipakai Kak A. Tapi bukan Kak A sendiri yang gambar, lebih tepatnya minta digambarkan hehe.


Kemarin (karena hari ke-4 baru ditulis pagi ini hihi) Kak A minta digambarkan mobil polisi. Tukang gambarnya adalah papi, dia hanya menyimak. Begitu gambar selesai, saya menantang Kak A, "Coba gambar mobil polisi juga seperti papi."


Kak A pun meraih spidol dan mulai menggambar. Ada yang unik dari gambarnya. Gambar Kak A memang belum sempurna, masih mletot-mletot tak beraturan meski garis besarnya sudah terpola. 


Roda di mobil polisi itu tergambar 4, hehe dia belum paham konsep ban yang hanya terlihat 2 dari samping. Padahal roda mobil yang digambar papi juga cuma 2. It's okay berarti dia merecall mobil dari apa yang sudah dia lihat dan tidak serta merta hanya mencontek gambar papinya. That's good.


Di bagian atas samping sirine dia menggambar sebuah oval agak besar. Saya kira dia mau menggambar sirine tapi tak beraturan. Tapi, di sebelahnya kok sudah ada tonjolan kecil layaknya sirine. Maka saya tanya, "Itu apa Kak?"

Jawabannya tak terduga, "Ini jaring buat nangkap pencuri."


Haha, baiklah... Selamat berimajinasi Nak.


#harike4

#tantangan15hari

#zona4gayabelajarstimulasikreativitas

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#petualangbahagia



Saturday 28 November 2020

Bakpia Kapal (Tantangan Bunda Sayang Zona Gaya Belajar dan Kreativitas)

20:04 0 Comments

 



Tempo hari papi baru pulang dari Jogja dan membawakan oleh-oleh bakpia. Ada dua rasa, keju dan kacang hijau. Kebetulan tadi pagi setelah semua saling comot, masing-masing rasa itu tinggal satu. Diputuskan satu untuk Kakak A dan satu untuk Adik Z.


Ternyata biar adil, Kakak A membagi semua bakpia itu menjadi dua. Jadi masing-masing dapat separuh bakpia rasa keju dan kacang hijau. Begitu dapat bagian, Kakak A langsung memakan jatahnya. Tapi tidak dengan Adik Z.


Karena tadi melihat Kak A mencuil bakpia, sepertinya Adik Z pingin ikutan mencuil juga. Wah intelectualnya dapat nih. Jatah bakpia yang tinggal separuh dia cuil lagi. Akibatnya, bakpia hancur.


Alhamdulillah Adik Z tidak menangis. Yang ada dia justru mengambil remahan bakpia dan meremas-remasnya. Oke, mungkin kalau saya sedang tidak sadar penuh, saya akan berkomentar, "Makanan jangan buat mainana" But, oke fine, saya menunggu.


Saya jadi teringat buku Jenius Kreatif. Ketika anak memukul-mukul piring saat makan lalu dihardik, lantas diam. Padahal bisa jadi dia sedang mengekplorasi bunyi dan nantinya menjadi jenius musik.


Maka saya menunggu, saya biarkan dulu Adik Z meremas-remas bakpia bak douh alias malam. Lalu saya bertanya, "Adik ngapain?"


Dengan sumringah Adik Z menjawab, "Bikin kapal". Tak berapa lama, dia pun menunjukkan ulenan isi bakpia sambil tertawa, "Ini kapal"


MasyaAllah... Tidak menyangka kan kalau dia sedang berimajinasi membuat bakpia menjadi kapal. Pun memiliki rasa bisa menemukan bentuk kapal yang tentu saja tidak seutuhnya kapal.


Saya lalu menimpali, "Wah kapalnya mau masuk mulut." Adik Z langsung memasukkan bakpia itu ke mulutnya dan memakannya. Wah.. win win solution. Bakpia tidak mubadzir karena dipakai mainan, Adik Z tetap bisa bermain.


Alhamdulillah done. Meski poin noble of attitudenya diraih Kak A yang berinisatif berbagi pada Adik Z, Alhamdulillah dari moment tadi bisa mengamati tujuan belajar mereka. Hanya dengan menahan diri sedikit, barangkali bisa menjadi kesempatan ajang belajar buat mereka. Siapa tau kelak mereka menjadi jenius kreatif, yang membuat inovasi. Kalau ada pempek kapal selam, mungkin di tangan Adik Z akan ada bakpia kapal selam. Haha...



#harike3
#tantangan15hari
#zona4gayabelajarstimulasikreativitas
#pantaibentangpetualang
#institutibuprofesional
#petualangbahagia
 

Friday 27 November 2020

Es Krim (Tantangan Bunda Sayang Zona Gaya Belajar dan Kreativitas)

20:08 0 Comments

 


"Mi..., jangan diberesin dulu ya, aku baru bikin es krim," teriak Kakak A siang tadi tepat ketika saya masuk rumah pulang dari praktik.


Dalam hati saya bertanya-tanya. Es krim apaan nih. Apa dia baru bikin susu lalu dimasukkan cetakan agar-agar dan dimasukkan freezer? 


Setelah saya membersihkan diri, barulah saya tengok Kakak A yang masih asyik sendiri di teras. Ternyata dia membuat "es krim" dari pasir. 


"Aku baru jualan es krim," kata Kakak A. Pembelinya siapa lagi kalau bukan Adik Z. Ternyata mereka sedang role play. Adik Z membeli dari luar tembok teras. Lalu Kakak A menyiapkan es krimnya.


Ya, memang tema pasir sepertinya tidak usai dimainkan Kakak A. Dia mengambil sedikit pasir lalu memasukkan ke cetakan. Setelah itu di atasnya ditaburi kerikil. Ketika saya tanya, ternyata kerikil itu pura-pura sebagai chococipnya. Masya Allah...


Simpel sih, tapi poin kreativitas kena di sini. Poin menemukan tampilan es krim yang 'sedap' juga bisa walaupun memang bukan itu tujuannya. Pun mereka mengenal sedikit adab-adab berniaga. Alhamdulillah...


#harike2

#tantangan15hari

#zona4gayabelajarstimulasikreativitas

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#petualangbahagia


Thursday 26 November 2020

Cacing....! (Tantangan Bunda Sayang Mengamati Gaya Belajar dan Kreativitas)

16:48 0 Comments



Tadi siang saat Kakak A dan Adik Z bermain pasir tiba-tiba mereka berteriak, "Ada cacing...!" Alih-alih menangis atau lari, kedua anak ini justru asyik mengamati. Kebetulan ada anak tetangga juga yang sudah usia SD. Kakak A dan Adik Z pun seolah terfasilitasi mengobservasi bersama, sedangkan saya lagi-lagi hanya mengamati dari teras hehe.


Mereka mengambil ranting pohon yang jatuh, lalu dengan ranting itu mengangkat si cacing. Bukannya dibunuh dengan diinjak atau dipukul batu, mereka justru terpikirkan, "Ayo dikubur aja!" Buru-buru Kakak A mengeruk pasir menyiapkan liang lahat. Adik Z cuma melihat saja sambil geli-geli jijik. Begitu siap, tetangga memasukkan cacing itu dan mereka menutup kembali dengan tanah.


Tak berapa lama, ternyata mereka menemukan cacing lain lagi. Kakak A segera mengambil peralatan main pasirnya. Truk, excavator, sekop, semua dibawa. Mau mencari cacing katanya. Anak tetangga mengambil segayung air dari rumahnya dan membasahi pasirnya. Mereka lanjut mengeskplorasi lagi.


Sungguh, kalau saya tidak 'menahan diri' mungkin refleks yang muncul adalah menghardik untuk jangan main cacing. Tapi, kali ini saya mengalah. Dari spontanitas tadi poin intelectual curiosity mereka tentang cacing ternyata dapat. Poin creative imagination dengan memakai rantaing untuk memegang cacing juga kena. Art of discovery dengan semangat penasaran mencari cacing lagi juga dapet. Bahkan noble of attitude dimana cacing jangan dipukul tapi dikubur juga kena.


MaasyaAllah... Hanya dengan saya bersabar dan mengalah ternyata binar mata mereka terpancar nyata. Tabaarakallah Nak, silakan kalian belajar dengan bahagia, dengan cara yang kalian suka.


#harike1

#tantangan15hari

#zona4gayabelajarstimulasikreativitas

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#petualangbahagia


Wednesday 25 November 2020

Menerima Keunikan Belajar

09:39 0 Comments


Bismillah zona 4 dimulai!


Kali ini kami diajak untuk mendukung gaya belajar anak. Bagaimana kami bisa mengamati gaya belajarnya, menerima keunikannya tanpa melupakan esensi atau tujuan dari proses belajarnya.


Saat menyimak materi kemarin, saya jadi teringat buku Jenius Kreatif karya Tony Buzan yang saya baca awal tahun lalu. Diri kita ini kreatif, tetapi karena tidak dipahami maka matilah jiwa kreatif kita hingga dewasa.


So, di zona ini saya mencoba mindfullness kembali prinsip menerima segala 'kreativitas' anak. Karena sejujurnya pasti adaaa saja hal unik yang dilakukannya. Hanya saja hal unik itu kadang ditanggapi dengan hardikan, "Jangan aneh-aneh!"


Fyuh.. Let's start the game!


Thursday 12 November 2020

Berlatih Kempo

17:31 0 Comments



Fyuh, terlambat menjurnal lagi dan kemudian turun drastis konsistensinya. Haha.. Baiklah taraf minimal dulu saja ya setidaknya.


Kegiatan ini sebenarnya dilakukan hari Ahad kemarin. Sudah satu bulan papi tidak latihan kempo. Mumpung longgar, agenda latihan kempo pun dilaksanakan. Karena saya kebetulan tidak ada acara, maka kami sekeluarga ikut serta.


Berhubung Kakak A sudah punya dogi, dia pun semangat sekali sejak pagi. Adik Z yang biasanya ditinggal pun ikut semangat karena tahu akan diajak kempo.


Saat sampai di dojo, Kakak A langsung bergabung bersama papi, sedangkan saya dan Adik Z menonton saja di tepi sambil ngemil. Haha.. Ketika Sensei datang, Sensei menggoda Kak A kenapa lama tidak latihan. Padahal kalau latihan itu keren dan kalau pakai dogi terlihat gagah. 


Kak A dikerjai Sensei diminta menanyai adik di pinggir lapangan, Kakak A gagah atau tidak? Haha mana paham adiknya. Langsung saja saya jawab gagah sambil mengacungkan jempol.


MasyaAllah tabaarakallah.. Sepele sih, walaupun dia kesal karena dikerjai tapi ternyata berefek. Hari Selasanya Kak A minta untuk berangkat kempo.


Alhamdulillah hari Ahad kemarin kami sekeluarga bahagia 100%




Friday 6 November 2020

Setumnya Datang

23:05 0 Comments




Buat anak-anak pecinta segala macam alat berat, menjumpai satu kendaraan baru itu sangat menyenangkan. Kakak A dan Adik Z salah satunya (eh salah duanya haha). Excitednya melebihi rasa bahagia mereka bermain pasir dan air.

Kebetulan jalan di depan rumah sedang diaspal. Beberapa minggu lalu sudah proses meratakan kerikil dan pasir. That's why ada sisa pasir dan kerikil di depan rumah yang biasa dimainkan anak-anak tiap hari. Nah, hari ini prosesnya berlanjut, yaitu menutup kerikil itu dengan aspal hingga terlihat halus.

Sejak siang, anak-anak sudah tahu bahwa ada setum dan mesin aspal di gang sebelah. Means, jalan di depan rumah bakal kebagian juga. Ga taunya baru kesampaian bada isya.

Anak-anak tentu saja antusias melihat, tak peduli gimana bau aspal menyengat. Ketika petugas menyiram-nyiram air, Kakak A ikut-ikutan menyemprot air di bagian pinggir. Dia mengamati proseanya. Begitu selesai, anak-anak naik ke atas setum berkali-kali. 

Bisa dibilang ini adalah momen langka. Anak jadi kenal alat berat pembuat aspal, tahu proses mengaspal jalan, pun kenal profesi lain dari alat berat yang tidak melulu tentang bangunan.

Meskipun sederhana tetap bisa diambil sisi pelajarannya. Alhamdulillah bahagia 


Thursday 5 November 2020

Let's Sing A Song

23:05 0 Comments



Sejak beberapa hari lalu mengajak fampro Kakak A dan Adik Z, saya memasukkan bernyanyi sebagai salah satu pemantik fitrah estetika. Ternyata duo bocil ini ketagihan. Mulai dari lagu Bengawan Solo, sampai lagu-lagu islami jaman saya masih anak-anak dulu sengaja saya kenalkan. MasyaAllah mereka tertarik untuk ikut menyanyi juga.


Tadi siang iseng-iseng saya cari lirik lagunya di google. Eh ternyata ada yang upload lagunya di youtube. Jadilah saya menunjukkan ke duo krucils dan mereka hepi. 


Saat menceritakan tentang hujan kemarin, saya menyanyi lagu Allah Turunkan Hujan. Waktu membahas Allah yang menciptakan tumbuhan, saya menyanyikan lagu Allah Maha Pencipta. 


Kebetulan Kakak A hari-hari terakhir ini lagi suka bercanda ngomong sesuatu lalu diikuti kalimat "Tapi boong". Akhirnya saya nyanyikan lagu Berbohong Itu Dosa. Pun ketika Kak A usil atau rebutan sama Adik Z, saya nyanyi lagu Sombong Bingbong. Haha udah kayak Syaiful Jamil lah dikit-dikit nyanyi. Ups..


Sampai menjelang tidur inipun anak-anak masih nagih, ayo nyanyi lagi. Sepertinya sih mereka happy. Pun saya, Alhamdulillah jadi bahagia juga. Mudah-mudahan dengan project ini bisa menjadi sarana menumbuhkan estetika dari keindahan nada sekaligus menumbuhkan binar antusias mengenal Rabbnya. InsyaAllah.


Yang penasaran sama lagunya, gugling aja ya. Hehe



#Tantangan15Hari 

#harike8

#zonacerdasemosionaldanspiritual

#bentangpetualang

#petualanganbahagia

#institutibuprofesional 

#familyproject

#sahabatterbaik


Babat Habis Buku Baru

02:37 0 Comments



Hwa...


Tantangan zona ini gagal lagi. Saya sadar banget hari ketujuh ini capek sekali. Dan benarlah, saya ketiduran sampai terlewat jam malam. Fyuh... Tapi okelah, toh bukan itu poinnya, bukan mengejar 15 hari tanpa rapel, tapi bagaimana nikmatnya diri ini berproses. 


Bismillah tetap semangat, daripada kayak zona kemarin yang terus hopeless dan asal-asalan mengerjakan jurnal. Ujung-ujungnya nyesel karena ga sekalian update di blog.


Baiklah, cukup aliran rasanya. Hari ini (eh kemarin sih ya itungannya) sebenarnya saya pun belum fokus main air dan pasir. Sepertinya karena kendala weekday, jadi jam main pun terbatas. Hm..., balada emak-emak ranah publik. Tapi Alhamdulillah hari ini tetap berkegiatan bareng duo krucils.


Ceritanya di sore hari sebelumnya, paket buku bacaan yang saya pesan sudah datang. Berhubung saya keburu praktik sore dan sepulang praktik anak-anak sudah mengantuk, alhasil buku-buku itu belum dibaca. Barulah pagi setelah bangun tidur itu anak-anak menagih dibacakan buku. Lumayan juga membacakan enam buku dalam satu paket masing-masing 20-an halaman. Lumayan bikin serak dan haus haha.


Simple sih kegiatannya, tapi saya sangat menikmati proses membacakan buku dengan duo bocil di kanan kiri. Di saat-saat itu saya pribadi yang merasa bahwa saya sedang menjadi sahabat mereka. Semoga saja begitu pula yang mereka rasakan. Aamiin...


Alhamdulillah 100% bahagia (meski berkurang 10% karena telat uploadnya haha)



#Tantangan15Hari 

#harike7

#zonacerdasemosionaldanspiritual

#bentangpetualang

#petualanganbahagia

#institutibuprofesional 

#familyproject

#sahabatterbaik





Tuesday 3 November 2020

Menghalau Air

22:51 0 Comments



Bismillah..


Hari ini sebenarnya kurang maksimal. Rencana kegiatan belum terlaksana sesuai rancangan karena kebetulan saya 'sibuk' sendiri dan Kakak A pun asyik main dengan temannya. 


Niatnya saya mau mengajak Kakak A lihat video youtube sebagai penguatan tema kemarin. Saya mau menunjukkan animasi tentang hujan dan juga proses mengambil air dari sumur. Tapi qodarullah sebelum keburu buka HP, adik sudah bangun tidur siang dan artinya HP harus disimpan. 


Kebetulan juga tadi siang hujan deras. Kakak A sempat bermain air sedikit di depan pintu pagar. Dia berusaha menghalau air agar tidak masuk ke pekarangan. Ini memang salah satu aktivitas di rumah kami karena kalau deras kadang kala kerikil menyumpal aliran air dan air pun menggenang memasuki pekarangan. Alhamdulillah tanpa direncanakan, spontanitas Kakak A melakukan kegiatan itu sendiri.  Ini sebagai salah satu bentuk fitrah dimana dia peduli pada lingkungannya dan mau memiliki inisiatif.


MasyaAllah tabaarakallah. Meski tidak sesuai rencana, setidaknya sudah melakukan sesuatu. 


Alhamdulillah 90% bahagia 😊



#Tantangan15Hari 

#harike6

#zonacerdasemosionaldanspiritual

#bentangpetualang

#petualanganbahagia

#institutibuprofesional 

#familyproject

#sahabatterbaik

Monday 2 November 2020

Mengkaji Hujan

21:51 0 Comments



Semalam hujan cukup deras. Saya tiba-tiba nyletuk, "Kak Abrar tahu ga gimana terjadinya hujan?" Dia menjawab hujan dari langit, diturunkan Allah dst. Lalu saya pun menimpali, "Besok diceritain Mami tentang hujan ya."


Alhamdulillah tadi pagi bisa dieksekusi. Saya mengajari sebuah lagu baru tentang Allah yang menurunkan hujan. Lalu saja jelaskan juga tentang proses terjadi hujan secara sederhana.


Untuk fitrah keimanannya, saya review lagi kisah Nabi Nuh yang kaumnya diberi adzab berupa hujan deras hingga banjir bandang. Termasuk juga cerita anak Nabi Nuh yang tenggelam karena tidak mau nurut pada Nabi Nuh untuk menyembah Allah. Di sini bisa masuk poin agar Kakak A mau menurut pada Papi Mami.


MasyaaAllah walhamdulillah. Simpel sih, tapi cukup melegakan. As always  Kakak A selalu berbinar jika saya sedang bercerita. Bismillah besok siap melakukan project lain lagi dan mudah-mudahan menangkap binar mata yang sama. Aamiin...



Hari ini Alhamdulillah bahagia 100% 😊



#Tantangan15Hari 

#harike5

#zonacerdasemosionaldanspiritual

#bentangpetualang

#petualanganbahagia

#institutibuprofesional 

#familyproject

#sahabatterbaik


Sunday 1 November 2020

Mengenal Sumur

22:16 0 Comments



Kemarin saat menceritakan kisah Nabi Musa yang bisa membelah lautan, Kakak A bilang, "Mau cerita Nabi Yusuf yang dimakan ikan di laut, Mi." Wah, salah nih. Saya pun meluruskan, "Yang dimakan ikan itu Nabi Yunus. Kalau Nabi Yusuf dimasukkan ke dalam sumur"

Lantas Kakak A pun memilih diceritakan Nabi Yusuf yang dimasukkan sumur. Baiklah, saya sanggupi tapi akan saya ceritakan besok. Maka saya pun merancang project hari ini yaitu tentang sumur.

Tadi pagi, Kakak A meminta diajari lagu Bengawan Solo yang kemarin saya nyanyikan. Lalu dia pun teringat kalau minta diceritakan kisah Nabi Yusuf.

Selain kisah Nabi Yusuf, kami ngobrol juga tentang sumur, tentang pembuatannya dan dari mana airnya berasal. Beberapa waktu lalu kebetulan tetangga sedang membuat sumur, jadi saya pun sedikit mengingatkan proses itu. Niatnya mau saya tunjukkan lapisan-lapisan tanah dan airnya, tapi apa daya belum sempat.

Kami ngobrol juga tentang air di sumur yang bisa habis, seperti sumur di rumah Mbah Buyut. Ujung-ujungnya saya meminta Kakak A untuk hemat air, biar tidak mubadzir dan membahas gimana kira-kira kalau tidak punya air lagi. Meskipun Kakak A berkelit, "Ya nanti beli galon dong." Haha




Hari ini Alhamdulillah berjalan cukup lancar. Spontanitasnya Alhamdulillah mengalir. Beberapa aspek fitrah juga bisa didapat. Hari ini tidak terpilah mana before, during, dan after project karena projectnya hanya berkisah dan ngobrol dengan Kakak A. Jadi bisa dibilang semua aspeknya masuk dalam kategori during project. InsyaAllah besok digali lagi sambil belajar mematangkan project.

Alhamdulillah bahagia 95% 



#Tantangan15Hari 
#harike4
#zonacerdasemosionaldanspiritual
#bentangpetualang
#petualanganbahagia
#institutibuprofesional 
#familyproject
#sahabatterbaik


Saturday 31 October 2020

Melihat Sungai

21:22 0 Comments



Hari ketiga zona tiga alias hari kedua eksekusi rancangan kegiatan berbasih fitrah bersama Kakak A dimulai. Mumpung weekend, saya merancang kegiatan hari ini mau sedikit keluar rumah. Dari beberapa ide kegiatan yang sudah saya siapkan, kali ini saya mengeksekusi kegiatan melihat sungai terlebih dahulu.

.


Niatnya sejak pagi saya mau mengajak Kakak A dan Adik Z keluar. Tapi ternyata Kakak A masih asyik dan belum move on dari kegiatan siram-menyiram tanaman dengan semprotan bersama tetangga. Barulah agak siangan saya berhasil mengajak keduanya jalan-jalan naik motor.


Di awal Kakak A  saya beri tahu kalau kita mau main pasir dan air lagi, tapi kali ini lihat air dulu yaitu lihat sungai. Saya tes Kak A tahu sungai atau tidak. Kurang lebih kegiatan before-nya seperti yang dirancang di rencana kegiatan.


Kami melewati jembatan, mengobrol sambil melihat sungai, mengamati aliran airnya, dan melihat kondisi sekitarnya. Ternyata ada perahu di tepi sungai, tapi sayangnya ada sampah bertebaran juga. 





Dari beberapa menit kami berhenti di sungai itu, ada banyak sekali yang kami obrolkan. MasyaaAllah..., Kakak A banyak sekali bertanya dan saya pun entah kenapa bersemangat juga menanggapinya.


Begitu sampai rumah, kami masih melanjutkan obrolan untuk menuntaskan semua aspek fitrah. Bahkan beberapa ada yang spontanitas baru terpikir saat melihat sungai tadi.


Contohnya tadi saya menyebutkan nama sungainya yaitu Bengawan Solo. Lalu saya iseng berkata, "Ada lagunya, lho". Eh Kakak A penasaran gimana lagunya. Tentu saja saya tidak akan menyanyi di pinggir sungai. Maka, saya pending untuk disampaikan di rumah. 


Refleksi untuk hari ini sangat menyenangkan. Saya merasa menang banyak karena dari kegiatan melihat sungai saja bisa dapat banyak banget pelajaran bersama Kakak A. Saya puas karena Kakak A antusias bertanya ini itu selama berkegiatan tadi. Bahkan bisa-bisanya dia memiliki ide, "Kapan-kapan kita ngikutin airnya Mi biar sampai laut." MasyaaAllah...


Di satu sisi saya tengsin juga ketika Kakak A dan Adik Z menatap saya saat menyanyi Bengawan Solo tadi. Jarang-jarang Maminya menyanyi lagu full super panjang begitu. Entah mereka menatap karena saking merdunya atau justru karena anehnya. Haha...


Saya bisa menangkap binar mata mereka ketika saya menceritakan kisah Musa. Bahkan Kakak A ingin diceritakan kisah nabi lainnya. 


MasyaaAllah walhamdulillah... Hari ini 100% bahagia 😀



#Tantangan15Hari 

#harike3

#zonacerdasemosionaldanspiritual

#bentangpetualang

#petualanganbahagia

#institutibuprofesional 

#familyproject

#sahabatterbaik




Friday 30 October 2020

Menyiram Tanaman

11:03 0 Comments



Bismillah, eksekusi project dimulai! 


Biasanya saya hanya duduk di teras atau ruang tamu sambil mengawasi anak-anak yang bermain pasir dan kerikil di depan rumah. Kali ini saya bergeser, benar-benar duduk di pinggir gundukan pasir kerikil bersama mereka. Kakak A pun langsung tanggap, "Jadi mau main pasir sama main air, Mi?"


Saya pun mengangguk. Ada beberapa ide yang sempat saya rancang, meski agak belepotan mau eksekusi yang mana dulu.


 "Pasirnya mau diapain, Mi?" Kakak A sudah memancing duluan. Rencananya saya mau membahas tekstur pasir dulu. Tapi belum seutuhnya saya memulai, Kakak A terdistraksi tetangga yang sedang menyiram tanaman dengan penyemprot yang digendong.


Kakak A langsung melirik, bilang kalau mau menyiram tanaman. Hm, okelah. Rencana dadakan juga tak masalah kan. Eh tapi ternyata tak semudah itu, Kakak A pun sedikit merajuk ingin menyemprot dengan alat penyiram yang digendong layaknya penyemprot desinfektan. Sudah saya tawarkan dengan gayung dan ember, tidak mau. Saya beri alternatif dengan penyemprot kecil, tetap tidak mau, maunya yang digendong.


Baiklah, akhirnya saya memberi alternatif sebelum dia keburu tantrum. Saya menantangnya untuk menghampiri tetangga dan bilang pinjam mau mencoba menyiram tanaman dengan alat penyiram yang digendong. Awalnya Kakak A ogah-ogahan, tapi karena saya tak punya solusi lain akhirnya dia melakukan eksekusi. Dan berhasil, Kakak A bisa mencoba menyiram tanaman sesuai keinginannya.





Tinggal berikutnya saya yang melengkapi kegiatan tadi agar menjadi project yang matang. Karena yang namanya family project sebenarnya hanyalah aktivitas biasa tetapi ditambahkan manajemen. Maka manajemen inilah yang harus saya lakukan.


Selepas mandi, saya ajak Kakak A untuk ngobrol tentang kegiatannya tadi. Tentu dengan mempertimbangkan aspek-aspek fitrah yang ingin diasah. Termasuk juga saya mengapresiasi Kakak A yang berani dan menunjukkan bakat sifat uniknya yang mau berkemauan kuat.





MasyaaAllah ternyata benar, dengan berkegiatan begini ada bonus melatih kecerdasan emosi dan spiritualnya. Alhamdulillah... Hari ini saya puas. Meskipun tidak sesuai planning kegiatan yang sudah dijadwalkan, tapi alternatif kegiatan dadakan yang alami pun tak kalah menariknya. InsyaAllah besok dikaji lagi untuk aktivitas lainnya. Bismillah



Perasaan hari ini 100% bahagia 😄


#Tantangan15Hari 

#harike2

#zonacerdasemosionaldanspiritual

#bentangpetualang

#petualanganbahagia

#institutibuprofesional 

#familyproject

#sahabatterbaik





Thursday 29 October 2020

Suka Apa?

10:06 0 Comments



Tema di Bunda Sayang kali ini adalah "Aku, Sahabat Terbaikmu". Dalam benak saya, kita akan menjadi seorang sahabat yang baik jika sesuai dengan apa yang diharapkan oleh sahabat kita. Karena dalam hal ini sahabat saya adalah kedua anak saya, maka saya perlu tahu seperti apa sih yang disukai mereka?


Dulu saat matrikulasi saya pernah bertanya, "Apakah Mami baik? Kenapa Mami baik?" Waktu itu Kakak A menjawab, Mami baik karena mau ngaji. Maksudnya ngaji bareng murojaah bersama Kakak A.


Saya pikir kali ini dia akan menjawab hal yang sama. Ternyata tidak. Pagi tadi saya mengawali family project sekaligus rancangan kurikulum dengan tahapan menentukan rencana project dulu.


Saya bilang pada Kakak A kalau saya ingin menjadi teman baiknya. Awalnya dia hanya tertawa. Lalu saya bertanya, "Kak Abrar suka ngapain sih?"


Ternyata dia menjawab suka main pasir dan main air. Lalu saya mempertegas lagi, "Kak Abrar seneng kalau Mami ikut main pasir sama main air?" Dan dia makin tertawa lebar.


Fyuh, agak di luar ekspektasi. Tapi baiklah. Kalau kata kakawi kemarin Bu Septi bilang fampro yang asyik adalah ketika tidak jelas lagi mana anak dan mana ibunya, berarti saya akan terjun betulan bermain pasir dan air. Padahal biasanya paling saya hanya mengawasi di pojokan, tapi kali ini saya akan ikut mengambil bagian.


Bismillah tinggal membuat rancangan kurikulumnya dengan mempertimbangkan delapan aspek fitrah dan mengeksekusinya perlahan.


Untuk hari ini, saya cukup puas karena berhasil melibatkan Kakak A untuk membuat project mengasyikkan versi dirinya. Meski ternyata di luar ekspektasi. Yah, 95% lah ya... Alhamdulillah... 😊


#hari-1

#kelasbundasayang

#ibuprofesional

#kecerdasanemosidanspiritual

Wednesday 28 October 2020

Sekali Dayung, Dua Tiga Pulau Terlampaui

22:00 0 Comments



Hello, I'm back.... 


Hm, seharusnya beberapa hari yang lalu saya menuliskan jurnal di blog ini tentang melatih kemandirian. Qodarullah ternyata ada kendala hingga akhirnya saya skip di blog ini. Mudah-mudahan lain waktu ada kesempatan untuk menuliskan kembali.


Nah di tantangan berikutnya adalah tentang melatih kecerdasan emosional dan spiritual. Uniknya, caranya bukan dengan mengontrol emosi atau memberi wejangan-wejangan agamis. Justru tekniknya adalah dengan melakukan aktivitas bersama yang bahasa kerennya adalah family project. Dengan beraktivitas yang terstruktur itulah nantinya kita dapat bonus berupa kecerdasan emosi dan spiritual yang meningkat.


Kebetulan banget di program Takhassus Fitrah World Movement,  Ustadz Harry juga mengajak peserta untuk membuat rancangan kurikulum sesuai fitrah based education. Konsepnya hampir sama yaitu membuat kegiatan bertema yang mempertimbangkan semua aspek fitrah. Wah, pas banget nih alurnya sama persis dengan di bunda sayang.


Jadi saya menggabungkan keduanya sekaligus. Semoga bisa menjadi project belajar anak dan mengawali kurikulum pendidikannya. Bismillah

Thursday 17 September 2020

Menular

22:23 0 Comments
komunikasi produktif



Alhamdulillah tantangan hari terakhir usai. Tak ada yang spesial hari ini. Komunikasi produktif berjalan seperti biasa. Terlebih karena saya masih menemani suami mengikuti seminar. Jadilah kuantitas untuk membersamai anak-anak memang masih minimal seperti kemarin.


Ada yang menarik yang saya amati selama lima belas hari tantangan ini. Ternyata apa yang saya lakukan pada anak-anak itu mereka resapi dan mereka tirukan. Terutama tentu saja ditirukan Kakak A.


Seperti tadi pagi misalnya ketika Adik Z cuci tangan berkali-kali. Kakak A ikut-ikutan berkomentar, "Satu kali lagi trus udah ya," persis seperti poin komunikasi produktif yang saya lakukan di awal-awal tantangan dulu.


Begitu juga ketika Adik Z rewel ingin mobil-mobilan yang dipegang Kakak A. Bisa-bisanya Kakak A menanggapi dengan berkata, "Bilang dulu, Kak pinjam mobil." Walaupun tetap saja si adik sudah terlanjur menangis dan akhirnya benar-benar mengatakan pinjam. Barulah Kakak A memberikan mobilnya.


MasyaaAllah tabaarakallah... Mudah-mudahan tantangan komunikasi produktif ini tidak hanya berdampak pada saya, tetapi juga berdampak pada pola komunikasi anak-anak, suami, dan siapapun juga. InsyaAllah



Wednesday 16 September 2020

Waktu Berkualitas

22:37 0 Comments



Qadarullah hari ini saya mendadak diajak suami mengikuti seminar, menggantikan timnya yang tiba-tiba berhalangan hadir. Full dari pagi sampai sore, langsung lanjut praktik hingga ba'da Isya. MasyaAllah... meninggalkan anak-anak dalam rentang waktu yang begitu lama bisa dibilang luar biasa. Jarang-jarang saya melakukan hal itu.


Sejak pagi sebelum berangkat saya sudah membriefing Kakak A dan Adik Z kalau saya akan pulang malam. Lengkap dengan pesan-pesan dan afirmasi tentunya seperti tidak boleh rewel, tunggu di rumah, dll.


Ketika pulang, MasyaaAllah saya merasakan energi yang berbeda. Saya kira mereka sudah terlelap, ternyata tidak. Mereka menunggu saya pulang. Sekian jam tidak bersama mereka membuat saya mengambi sikap yang berbeda.


Menit-menit terakhir sebelum mereka tidur menjadi pillow talk hangat malam ini. Kakak A menunjukan hasil gambarnya, Adik Z minta dibacakan buku, dll. Padahal saya membayangkan diri saya lelah, tetapi ternyata tidak. Saya justru bisa berkomunikasi produktif malam ini.


Dari sini saya belajar bahwa tidak butuh banyak kuantitas sebenarnya untuk mempraktikkan komunikasi yang produktif. Waktu sempit tapi berkualitas tentu lebih memberi kesan dibandingkan banyak waktu tapi tak berbekas. Semoga saja waktu-waktu berikutnya menjadi lebih baik dari segi kuantitas sekaligus kualitas. Aamiin...


Tuesday 15 September 2020

Pinter Ya, Mi?

17:07 0 Comments



Sudah beberapa hari melakukan komunikasi produktif, siang tadi saya baru menyadari poin bahasa cinta Kakak A. Saya pikir Kakak A memiliki bahasa cinta sentuhan fisik karena sering dipeluk Papinya. Ternyata dia berespon luar biasa ketika tadi saya memberikan kata-kata afirmasi padanya.


Tadi siang di sesi murojaah seperti biasa, saya iseng memancing hafalan Kakak A. MasyaAllah..., ternyata dia sudah bisa. Refleks saya berkata, "Pinter kak." Dia pun tersenyum lebar.


Begitu menyambung ayat berikutnya dan saya kembali berkata, "Wah ternyata Kak Abrar bisa," Dia makin tertawa senang. Saat sesi murojaah selesai, Kakak A bertanya pada saya, "Kak Abrar pinter ya, Mi?"


MasyaaAllah... berasa sesuatu sekali dia mendapat pujian pintar. Mungkin karena saya jarang memuji begitu. Mungkin karena tidak sesuai dengan poin komunikasi produktif untuk tidak asal memuji tetapi harus memuji dengan alasan yang jelas.


Tapi dari moment tadi saya menangkap satu hal bahwa boleh jadi Kakak A memang lebih dominan bahasa cinta kata-kata afirmasi. Kalau diingat-ingat sepertinya memang begitu karena Kakak A sering sekali mematut diri lalu bertanya, "Keren ga Mi?" atau ketika dia selesai menggambar dan menunjukkan hasilnya lantas bertanya, "Lihat, Mi. Bagus ga?"


MasyaAllah... Ini menjadi tantangan baru untuk saya agar bisa makin sering memberikan afirmasi positif pada Kakak A, dengan cara yang benar tentunya. Semoga ini bisa menguatkan rasa kepercayaan dirinya dan mengisi tangki cintanya. Bismillah.... 

Monday 14 September 2020

Dengar Baru Bicara

23:02 0 Comments



Tadi siang saya hampir terpancing emosi dengan ulah Kakak A dan Adik Z. Sepulang saya kerja, Adik Z terlihat capek dan mengantuk sekali. Buru-buru saya sholat dhuhur dulu sebelum nanti menemani tidur. Tapi, ketika saya masih sholat, ternyata Adik Z sudah tidur di lantai ruang tamu.

Tak berapa lama entah ada apa Kakak A menghampiri dan Adik Z pun terbangun menangis merasa tidurnya terganggu. Begitu selesai sholat, saya langsung menghardik Kakak A.

"Kenapa Adik diganggu? Kalau tidur ya biarin aja." blablabla... Jujur nada bicara saya agak tinggi waktu itu, meski berusaha betul saya tahan dan tidak sampai ngomel panjang lebar.

Ketika saya akhirnya menemani Adik untuk kembali tidur, baru Kakak A menjawab, "Tangan sama kakinya Adik kan kotor. Dibersihkan dulu kalau mau tidur."

MasyaaAllah... Teryata dia mengambil baskom kecil lalu membasahi tangan Adiknya waktu tidur di lantai tadi. Niatnya baik, sayangnya tentu saja Adik jadi terganggu tidurnya.

Adik Z yang waktu itu belum benar-benar tertidur akhirnya saya beri tahu, "Tangan sama kakinya dibersihkan dulu ya. Biar tidurnya enak, bersih."

Kakak A pun segera membawa baskom kecilnya dan meminta saya yang membersihkan tangan dan kaki Adik Z. 

MasyaaAllah Tabaarakallah... memang kadang kita perlu mengerem apa yang ingin kita omongkan. Sesuai poin komunikasi produktif, banyaklah mendengar sebelum berbicara. Hari ini saya diingatkan untuk mendengar dulu apa yang dimaksudkan Kakak A sebelum hanya menjudge bahwa dia mengganggu tidur adiknya. 

Maaf ya, Kak ....

Sunday 13 September 2020

Mi, Hape...

22:46 0 Comments



Salah satu tantangan yang saya uji coba di komunikasi produktif ini adalah tentang manajemen gadget pada anak. Alhamdulillah sejak sepuluh hari tantangan berjalan, Adik Z sama sekali tidak merengek-rengek minta HP. Kakak A juga bisa terkondisikan karena memang sebagai reward jika dia mau murojaah. Tapi, memasuki hari ke sebelas ini ternyata gagal.

Awalmulanya karena suami meletakkan handphone sembarangan di meja yang terjangkau anak. Padahal biasanya tidak di situ. Pun HP saya sudah aman disimpan. Karena terlihat oleh mata Adik Z, jadilah dia menangis meminta lihat HP. Kakaknya ikut-ikutan menambahi mau melihat juga.

Secara emosional saya agak masa bodoh waktu itu. Agak kesal sih karena suami seenaknya naruh HP. Tapi syukurnya tidak ikut terbawa emosi.

Di kesempatan itu saya memakai poin komunikasi produktif untuk fokus pada solusi. Saya berkata pada anak-anak, "Itu kan HP-nya Papi. Kalau mau lihat ya pinjam dulu sama Papi. Harus izin Papi dulu boleh apa nggak."

Saya ulang-ulang berkata begitu, di sela-sela rengekan mereka berdua. Ketika suami selesai mandi sore dan anak-anak benar-benar bilang ke Papinya, eh suami membolehkan karena daripada rewel. 

Hm..., di bagian ini saya agak zonk sebenarnya. Harusnya target-target misi tertentu saya bicarakan dulu sama suami, biar bisa sefrekuensi. Tapi karena sudah terlanjur ya mau gimana lagi.

Untungnya suami bilang, "Boleh, tapi kalau udah adzan Magrib harus dikembalikan." Kebetulan sekali tadi memang sudah menjelang Magrib. Jadi belum terlalu lama mereka menonton video di youtube, adzan pun terdengar. Alhamdulillah saat suami meminta HP-nya, anak-anak mau memberikan tanpa protes.

Setidaknya di poin ini mereka bisa belajar tentang meminta izin untuk meminjam barang pada yang punya. Mereka juga belajar tentang kesepakatan dan konsekuensi. Cukup melegakan karena Kakak A dan Adik Z bisa di poin ini. Meski ada PR bagi saya untuk membuat kesepakatan agar sefrekuensi dengan suami. Bismillah