Follow Us @soratemplates

Sunday 15 December 2019

Melepas Kenangan

22:26 0 Comments


Bismillah...

Sesuatu yang membawa kenangan kadangkala menyesakkan dan memenuhi ruangan. Kali ini mulai belajar untuk melepas benda kenangan.

1⃣ Ceritakan pengalaman berbenah benda kenangan yang sudah dikerjakan. Jawab pertanyaan di bawah ini:

A. Apa saja benda kenangan yang dimiliki?
Di setiap kategori ternyata saya menyimpan barang kenangan. Di klaster pakaian, saya menyimpan pakaian almarhumah ibu, baju seragam/pemberian keluarga, dan baju pengantin.
Di klaster buku, saya menyimpan buku-buku dan majalah yang memuat karya-karya saya. Di klaster dapur, saya menyimpan kado-kado nikah berupa perlengkapan dapur yang bahkan belum pernah dipakai. Di klaster dokumen dan kertas, saya menyimpan kertas-kertas kontemplasi saya yang berisi planning atau resolusi-resolusi tiap tahunnya.
Memang menurut kategori saya termasuk tipe sentimentil dalam hal cluttering, sehingga tanpa sadar ada banyak barang kenangan yang mungkin membuat clutter.

B. Apa saja hambatan dalam berbenah benda kenangan? 
Hambatan dalam berbenah benda kenangan adalah masih ada rasa tidak rela untuk melepas benda-benda tersebut. Untuk mengantisipasinya sementara ini saya menyediakan 'rumah' untuk masing-masing benda kenangan tersebut sesuai dengan kategorinya. Harapannya dapat segera dipilah sesuai tenggat waktunya.

C. Bagaimana proses memilahnya? Adakah kriteria seleksi tambahan? Seperti apa kriteria seleksi yang digunakan?
Untuk memilahnya saya memakai kriteria apakah saya sudah rela benda tersebut berpindah tangan. Jika memang sudha tidak menjadi milik saya, apakah kira-kira saya akan mencarinya lagi kelak. Kriteria yang lain yaitu apakah benda tersebut masih benar-benar bermanfaat bagi saya.

D. Apakah yang menjadi faktor pemberat dalam melepaskan benda kenangan yang dimiliki?
Yang menjadi faktor pemberat adalah karena benda itu menjadi moment sekali seumur hidup, peninggalan almarhumah, atau pemberian keluarga yang masih merasa tidak enak hati jika diberikan kepada orang lain. Untuk kado-kado masih berat karena berharap barangkali bisa dijadikan kado untuk orang lain lagi, meskipun sayangnya sejak beberapa tahun yang lalu tetap saja belum habis.

E. Bagaimana cara menata dan menyimpan benda kenangan?
Untuk baju pengantin saya simpan dalam box hantaran. Untuk kado-kado disimpan dalam rak etalase kaca. Buku atau majalah karya saya masuk di etalase buku. Sedangkan baju almarhumah ibu sementara ini masih dimasukkan dalam kategori pakaian yang ditangguhkan, dengan jangka waktu tertentu insya Allah akan segera disortir.



Menyimpan Dokumen dan Kertas

21:37 0 Comments


Bismillah...

Tugas menyimpan dokumen dan kertas ini seharusnya dikerjakan minggu lalu. Namun karena ada sedikit halangan, terpaksa baru malam ini dikumpulkan.

1. Ceritakan pengalaman berbenah dokumen dan kertas yang sudah dikerjakan. Jawab pertanyaan di bawah ini:
A. Bagaimana pembagian kategori dokumen dan kertas yang dimiliki di rumah?

Untuk kategori dokumen milik saya pribadi, saya simpan di dalam map dan diletakkan di etalase. Untuk dokumen yang sifatnya bersama, seperti kartu keluarga, dll diletakkan di dalam koper berkas-berkas.



B. Apa saja hambatan dan kesulitan dalam menata dokumen dan kertas? Bila ada, strategi apa yang digunakan untuk mengatasi hal tersebut.

Alhamdulillah tidak terlalu banyak hambatan. Kendala yang muncul adalah kertas-kertas yang belum dikategorikan. Solusi yang dilakukan adalah membelikan wadah untuk memilah kertas berdasarkan kategorinya.



C. Bagaimana proses memilahnya? Adakah kriteria seleksi tambahan? Seperti apa kriteria seleksi yang digunakan?

Untuk proses memilah dibedakan berdasarkan kepentingannya. Dokumen proyek suami dikelompokkan sesuai proyeknya masing-masing. Dokumen milik saya atau anak atau suami juga dipisahkan menurut kepemilikan masing-masing.

Sunday 1 December 2019

Memilah Mainan

21:59 0 Comments


Bismillah.. Akhirnya lanjut lagi ke klaster kedua. Tema pertama kali ini adalah berbenah mainan.

Ceritakan pengalaman berbenah mainan yang sudah dikerjakan. Jawab pertanyaan di bawah ini:

A. Bagaimana respon anak saat tahu mainannya akan dibenahi?

Alhamdulillah anak sangat bersemangat diajak berbenah. Begitu saya memberi tahu kalau akan merapikan mainannya, dia langsung mengajak untuk merapikan saat itu juga. Meskipun versi rapi ala dia masih seadanya, keesokan harinya saya tinggal sedikit memberikan sentuhan terakhir saja.

B. Apa saja hambatan dalam berbenah mainan? Adakah kesulitan dalam menata mainan? Bila ada, strategi apa yang digunakan untuk mengatasi hal tersebut.

Kendala berbenah kemarin adalah ketika menyortir mainan. Beberapa mainan sebenarnya sudah rusak (contoh motor-motoran yang sudah hilang rodanya, kereta api yang sudah tidak bisa dipasang baterainya, dll) tapi anak masih suka dengan mainan itu. Jadi ketika saya ingin menyisihkan mainan itu masih tidak diperkenankan oleh anak.
Yang saya lakukan adalah membiarkan. Selama dia masih mau memainkannya dan tidak berbahaya maka saya biarkan saja.

Kendala dalam menata ada pada mainan-mainan ride on yang ukurannya besar. Seperti sepeda, ekskavator, truck, kuda-kudaan dll. Jumlahnya cukup lumayan memakan tempat. Kondisinya masih bagus dan setiap hari dimainkan anak. Sekalipun memakan tempat belum bisa dimasukkan dalam kategori mainan yang disingkirkan. Solusinya untuk sementara ini 'diparkir' di ruang serba guna.

C. Bagaimana proses memilahnya? Adakah kriteria seleksi tambahan? Seperti apa kriteria seleksi yang digunakan?

Untuk memilah mainan pertama kali berdasarkan mainan rusak atau masih bagus. Kriteria kedua adalah mainan yang masih mau dipakai atau tidak. Jadi sekalipun rusak tapi masih mau dilakai tetap disimpan. Sebaliknya jika tidak rusak tetapi sudah tidak ingin dimainkan masuk ke kategori disisihkan.

Dan inilah hasil berbenah sederhana kami. Ternyata hanya segini saja.. 😊