Follow Us @soratemplates

Tuesday 22 May 2012

Menggerus Iri dengan Keadilan

(dimuat di Majalah Embun LAZiS Jawa Tengah edisi Mei 2012)


Setiap orang tua pasti menyayangi anaknya. Tetapi, apakah rasa sayang pada semua anak itu memiliki kadar yang sama?

Kadang kala orang tua terkesan lebih cenderung pada salah satu anak, tetapi lain waktu lebih berpihak pada anak yang lain. Barangkali orang tua tidak menyadari kecenderungan ini, tetapi belum tentu demikian pula pada anak. Bisa jadi anak sudah dapat merasakan kecenderungan tersebut sehingga mulai timbul benih-benih rasa iri terhadap saudaranya.

Rasa iri yang awalnya hanya benih dapat tumbuh subur jika orang tua tidak segera menyadari hal itu. Tak jarang, orang tua justru menyalahkan sang kakak yang tak mau mengerti atau menegur si adik karena tak mau menghormati. Rasa iri yang semula biasa saja tanpa sadar berubah menjadi kebencian tak terkira karena tidak ditanggapi secara benar oleh orang tua. Padahal, sumber segala petaka itu hanyalah perkara sepele, yaitu setiap orang tua haruslah memahami bagaimana caranya bersikap adil terhadap anak-anaknya.

Rasulullah SAW bersabda, “Bersikaplah adil di antara anak-anak kalian dalam pemberian, sebagaimana kalian suka berlaku adil di antara kalian dalam kebaikan dan kelembutan” (H.R. Ibnu ‘Abi ad-Dunya).

Beberapa orang tua mempunyai standar yang berbeda mengenai definisi adil pada anaknya. Sebagian orang tua menganggap adil adalah sama rata, tetapi sebagian lain beranggapan bahwa adil adalah sesuai dengan porsinya.

Rasulullah SAW sendiri memiliki pengertian yang berbeda dalam mendefinisikan kata adil. Dalam sebuah kisah, beliau menunjukkan bahwa adil adalah sama tanpa ada perbedaan. Rasulullah SAW pernah menegur seorang sahabat tatkala dia hanya mencium anak laki-lakinya saja, sementara anak perempuannya yang juga ada bersamanya tidak diberi ciuman. Saat melihat kejadian itu, beliau bersabda, “Kamu tidak bersikap adil pada keduanya!” (HR. al-Baihaqi).

Hadits tersebut secara jelas mengatakan bahwa orang tua dikatakan tidak adil jika hanya memberikan sesuatu kepada satu anak saja, sedangkan anak lain tidak mendapatkannya. Terlebih jika anak yang lain melihat sikap orang tuanya tersebut. Bukan tidak mungkin sikap tidak adil yang ditunjukkan oleh orang tuanya dapat menjadi sumber rasa iri dan dengki terhadap saudaranya.

Sikap adil orang tua terhadap anaknya dapat pula diartikan sesuai dengan porsinya. Sebagai contoh, pengertian ini berlaku dalam pembagian harta waris. Dalam hal harta waris, anak laki-laki mendapatkan pembagian yang lebih besar daripada anak perempuan. Pembagian porsi yang lebih besar pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan ini menandakan bahwa Islam mensyariatkan berbuat adil sesuai dengan porsinya. Anak laki-laki masih memiliki tanggungan untuk menghidupi anak dan istrinya, sedangkan anak perempuan tidak memiliki kewajiban untuk itu. Terlebih anak perempuan tersebut juga masih menjadi tanggungan dari suaminya. Dengan demikian, pembagian ini tetap dikatakan adil karena tepat sesuai dengan porsinya.

Namun tidak dapat dipungkiri bahwa sikap orang tua yang mencoba untuk bersikap adil tetap saja dapat menimbulkan rasa iri pada anak-anak. Untuk menyikapi hal tersebut, orang tua perlu menanamkan rasa kebersamaan dalam diri anak-anak. Sejak dini orang tua harus membiasakan sikap agar adik menghormati kakaknya dan kakak menyayangi adiknya. Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah termasuk golonganku orang yang tidak menghormati yang lebih tua dan tidak menyayangi yang muda” (HR Imam Ahmad dan ath-Thabrani).

Hadits di atas menunjukkan adanya sikap yang berimbang antara kakak dan adik. Ini menjadi tugas dan kewajiban orang tua untuk mengajarkan dan menanamkannya sejak kecil. Tentunya orang tua tidak ingin anaknya tidak menjadi golongan Rasulullah SAW. Apalagi jika itu terjadi karena orang tua tidak berbuat adil sehingga anak tidak saling menghormati dan menyayangi.

Maka, mari berbuat adil. Orang tua bersikap adil pada anak-anaknya tepat sesuai dengan kondisinya. Orang tua memberikan contoh agar kakak bersikap adil pada adiknya dengan mengajarkan bagaimana menyayangi yang kecil. Orang tua juga memberikan contoh agar adik bersikap adil pada kakaknya dengan mengajarkan bagaimana menghormati yang lebih tua. Karena Allah SWT memberikan hadiah istimewa bagi orang-orang yang bersikap adil. Rasulullah SAW bersabda, “Orang-orang yang bersikap adil akan ditempatkan di atas mimbar-mimbar yang terbuat dari cahaya” (HR Muslim). Subhanallah….

No comments:

Post a Comment