Follow Us @soratemplates

Saturday, 9 January 2021

Gajah dan Semut (Tantangan Zona Mencetak Karakter melalui Stimulasi Literasi)

19:04 0 Comments



Ceritanya saya sedang tergiur project sobatualang lainnya. Ingin lebih maksimal, ingin tetap dapat kecerdasan yang digabung semuanya. Maka kali ini saya mencoba melibatkan multimedia untuk project tell the book.


Niatnya saya mencari audiobook dari youtube. Ketemu cerita tentang Kancil. Tapi Kak A kurang tertarik ceritanta. Dia mau gajah. Sayangnya tidak ketemu buku tentang gajah. Yang ada adalah dongeng gajah dan semut. But its okey. Program diskusi karakter dari cerita melalui dongeng juga bisa kan.


Akhirnya kami menyimak youtube itu bertiga. Kisah semut dan gajah pasti sudah pada tahu kan ya. Di akhir video, kak A minta tambah cerita tentang dinosaurus. Hm, tidak ketemu. Tapi ada video edukasi tentang dinosaurus baik hati karena herbivora.


Diskusi kami pagi tadi adalah bagaimana agar tidak sombong. Kak A Alhamdulillah paham jalan ceritanya. Dia mengerti kalau tidak boleh mengganggu dan meremehkan meski kecil. 


Alhamdulillah hari ini done menanamkan karakter via cerita.


#harike3

#tantangan15hari

#zona5membangunkarakter

#stimulasiliterasibacatulis

#stimulasiliterasidigital

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#petualangbahagia

Friday, 8 January 2021

Bangun Tidur (Tantangan Zona Mencetak Karakter Stimulasi Literasi)

23:22 0 Comments



Eksekusi pertama dimulai!


Seperti biasa, sejak bangun tidur kami berkutat dengan buku. Pilihan kali ini adalah buku Ensiklopedia Pertamaku: Sopan Santun. Ini adalah buku favorit Adik Z, buku yang di zona sebelumnya jadi ajang main 'Mana Beruang'. 


Di buku ini, ada kisah paling favorit juga yaitu tentang Pagi Hari Bersama Lucas dan Pagi Hari Bersama Marion. Sepertinya Kakak A dan Adik Z juga sudah hafal ceritanya. Cuma kali ini saya tidak cuma reading aloud, tapi juga merefleksikan bersama Kak A dan Adik Z.


Setelah membacakan kisah mereka saya bertanya, "Jadi yang anak baik Lucas atau Marion? Kalau bangun tidur senyum seperti Lucas atau malas-malasan seperti Marion? Kalau makan harus dihabiskan seperti Lucas atau ga bersyukur ga mau makan seperti Marion" dan seterusnya. 


Alhamdulillah Kak A paham. Adik Z pun ketika dipancing juga bisa memilih sikap mana yang lebih baik. Sesi pun ditutup dengan menyimpulkan sikap seperti apa yang sebaiknya dilakukan dan memotivasi Kak A dan Adik Z agar melakukan yang baik saja.


Sepanjang hari poin itu pun saya perhatikan. Seperti sore tadi Kak A mandi sendiri lalu baju dan celana kotornya dia lepas di lantai dapur, saya memancing, "Hayo kalau lepas baju ditaruh di mana? Kayak Lucas apa Marion ya ini?" Kak A pun langsung berlari mengambil bajunya dan memasukkan ke keranjang baju kotor.


MasyaAllah walhamdulillah...


#harike2

#tantangan15hari

#zona5membangunkarakter

#stimulasiliterasibacatulis

#stimulasiliterasidigital

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#petualangbahagia


Thursday, 7 January 2021

Mau Project Apa? (Zona Membentuk Karakter Stimulasi Literasi)

18:49 0 Comments



Bismillah sudah memasuki zona baru. Kali ini kami diajak untuk membentuk karakter anak lewat stimulasi literasi.


Sebenarnya ketika sesi penyampaikan materi, saya sedikit kecewa. Kenapa? Karena saya menduga sepertinya ini gabungan 3 zona (zona baca buku, zona mendongeng, dan zona cerdas multimedia). Lebih sedih lagi ketika tantangan disampaikan, ternyata kami hanya diminta fokus pada satu project.


Padahal saya sudah mupeng dengan zona media sejak zaman matrikulasi. Pasalnya Kak Kahima yang menjadi fasil dulu bercerita asyiknya stimulasi media. Dia mengajak anaknya yang ga kebayang apa itu cacing lalu membuka google bersama. Hm, cerdas multimedia jadi terkesan menarik. Sayangnya, tidak dijelaskan detail kemarin dan seolah lebih fokus untuk para single.


Lalu saya juga terbayang zona mendongeng akan mengasyikkan. Terbayang saya akan mengarang cerita sampai anak-anak terkesima. Sayangnya harus pakai alat peraga, padahal biasanya saya asal berkisah saja sambil tiduran ala-ala Kartun Pada Zaman Dahulu yang sang kakek mendongeng sambil didengarkan cucunya.


Pun ketika read aloud akan dijadikan project. Sudah hampir tiap hari dibacakan buku, jadi kesannya sudah biasa. Seakan tak ada tantanannya lagi. Kalaupun harus divideokan, duh sepertinya poin ini tidak masuk value keluarga kami.


Jadi mau bikin project apa? Sungguh sampai siang tadi saya masih mencari ide. Sampai akhirnya anak-anak tidur, saya pun ada kesempatan belanja ide dari tugas teman-teman yang sudah dikumpulkan. Dan tercetuslah satu ide. 


Apa itu? Telling Book. Iya, bukan telling story dan bukan sekedar read aloud. Jadi konsepnya saya akan membaca nyaring seperti biasa, tapi di akhir sesi saya akan mengorek isi buku itu dari Kak A dan Adik Z. Saya akan menstimulasi mereka, kira-kira paham atau tidak dengan isi buku dan kira-kira sampai atau tidak karakter yang ingin disampaikan lewat buku.


Ketika anak-anak sudah bangun tadi, saya pun menyampaikan usulan tersebut. Alhamdulillah Kak A sejutu. Adik Z sih asal ngikut aja hehe.


InsyaAllah akan mulai dieksekusi besok pagi. Agenda hari ini cukup dengan saya menemukan ide dan mulai menyiapkan buku apa yang akan mulai saya baca besok. Bismillah


#harike1

#tantangan15hari

#zona5mencetakkarakter

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#petualangbahagia

Sunday, 3 January 2021

Kompetisi vs Kolaborasi

20:34 0 Comments



Sekarang bukan jamannya kompetisi, tapi kolaborasi.


Kalimat itu berdengung akhir-akhir ini. Terlebih katanya Pak Menteri Nadiem pun mengucapkan hal yang serupa. 


Saya jadi teringat kata-kata dosen beberapa tahun lalu. Waktu itu beliau mengkritisi kami para mahasiswa lumba-lumba, mahasiswa yang gairah ngampusnya lebih membara karena mengejar deadline lomba satu ke lomba berikutnya. Beliau berkata, "Memang apa yang kalian dapat, selain foto-foto dan sertifikat?"


Jlebb!


Untungnya saya tahu kata-kata beliau itu di semester akhir, ketika mood ikut lomba sudah menurun drastis karena sudah saatnya masuk koas. Yah, setidaknya tidak terlalu menohok, meski sempat terasa perih juga di hati.


Tapi, mungkin saya saja yang baper saat itu. Padahal bisa jadi maksud beliau baik. Beliau yang memang getol mengadakan penelitian ini itu mungkin mempertanyakan tindak lanjut dari karya tulis kami. 


Kenyataannya memang begitu. Sampai beberapa tahun kemudian, karya tulis saya nyatanya juga hanya terperangkap di folder laptop tanpa realisasi. Sekalipun karya-karya itu sudah berbuah piala yang berjejer di gedung lobby kampus, tetap saja gagasan tertulis masih berupa gagasan tanpa diwujudkan. Hiks... 


Maka, mungkin memang kini saatnya kolaborasi. Bukan lagi ambisi untuk menjadi yang terbaik lalu membuat yang lain tidak lebih baik. Terlebih jika kompetisi sekedar memuaskan nafsu menjadi pemenang lalu yang lain seolah menjadi pecundang. No, tidak sehina itu!


Hal serupa juga dibahas oleh Ustadz Harry Santosa, bagaimana hawa kompetisi seakan-akan sudah merasuk dalam jiwa. Hingga sekolah-sekolah pun mentagline dirinya sekolah unggulan, sekolah dengan program terbaik untuk anak didik.


Lantas orang tua pun tanpa sadar saling berlomba. Bukan hanya diri mereka yang berlomba dengan orang tua lainnya, melainkan menjadikan anak-anaknya sebagai objek ajang perlombaan. Bagaimana orang tua merasa bangga ketika anaknya ranking satu dan tanpa sadar kecewa jika anaknya tak punya prestasi apa-apa.


Ah, mungkin perasaan itu memang tak perlu ada jika rasa kompetisi itu berganti dengan gelora kolaborasi. Mungkin kini memang saatnya untuk berkolaborasi, agar yang lemah menguat bersama. Layaknya simbiosis mutualisme, bukan aku maju dan kamu menanggung malu, melainkan ayo bersatu dan kita sama-sama