Follow Us @soratemplates

Wednesday 25 April 2012

Gizi Pada Geriatri


dr. Kusumadewi

Yang sering orang tanyakan ketika berhadapan dengan gizi pada geriatric adalah “Apa pantangan untuk orang geriatric?”

Padahal yang benar adalah:
-       Tidak ada pantangan apapun dalam gizi geriatric
-       Justru geriatri tetap harus butuh makanan dengan gizi seimbang
-       Yang harus diperhatikan adalah porsi/jumlah makanannya. Mengapa? Karena kebutuhan gizi berbeda-beda sesuai dengan kelompok umurnya.

Kunci dari mengatur gizi pada geriatric adalah geriatric memiliki karakteristik khusus yaitu telah mengalami perubahan fisiologis.

Beberapa perubahan fisiologis pada geriatric yaitu:
a.    Massa otot telah berkurang. Tetapi meskipun massa ototnya berkurang, lingkar paha/lingkar lengannya berukuran sama. Mengapa? Karena massa otot itu diganti dengan jaringan lemak.
b.    Hipertensi
Hal ini dikarenakan elastisitas pembuluh darah sudah berkurang.
c.     Sistem gastrointestinal banyak berubah, mulai dari gigi ompong, gerakan peristaltic menurun sehingga pengosongan lambung menjadi lama. Akibatnya, terjadi konstipasi.
d.    Fungsi ginjal menurun sampai dengan 50%.
e.     Anoreksi (tidak mau makan). Dipicu karena produksi saliva yang menurun, mulut kering, sehingga tidak nyaman untuk makan

Pada geriatric, BMR-nya menurun 20-30%. Artinya, kebutuhan kalorinya berkurang. Jika geriatric tetap diberikan makanan dengan porsi yang sama dengan dewasa, tidak menutup kemungkinan akan terjadi obesitas pada geriatric.

Seseorang dikatakan geriatric berdasarkan beberapa kriteria:
-       Umur kronologis. Contohnya di Indonesia ditetapkan umur 60 tahun. Tetapi belum tentu di Afrika atau tempat lain juga sama.
-       Perubahan fungsi sosial. Misal, ketika sudah mulai pensiun.
-       Penurunan fungsi/kemampuan

Karena kebutuhan kalori berkurang, maka asupan makanannya pun dikurangi. Yang dikurangi adalah makronutriennya.

Pada kasus khusus misalkan pada keadaan sakit, infeksi, atau recovery, maka protein tetap dipertahankan.
Tetapi harus dilihat pula kemampuan dari ginjalnya. Jika terlalu banyak konsumsi protein sedangkan fungsi ginjal sudah menurun, maka akan ada banyak penimbunan urea yang akan meracuni tubuh.

KARBOHIDRAT
Karbohidrat komplek mulai dikurangi sedikit demi sedikit. Misalkan beras, gandum, jagung, sagu.
Hal ini dikarenakan karbohidrat komplek jenis di atas memiliki indeks glikemik tinggi. Akibatnya akan menyulitkan pancreas.
Karbohidrat kompleks yang dianjurkan adalah sayur dan buah.
Intinya, menganjurkan untuk memilih karbohidrat kompleks yang baik dan menurunkan gula (IG).

Pada geriatric terdapat masalah dengan rasa. Soalnya papil lidahnya sudah banyak yang mengalami atrofi, khususnya di rasa manis dan asin.
Solusinya?
Rasa manis bisa diatasi dengan madu. Kenapa? Soalnya madu itu manisnya kompleks dan tidak terlalu berbahaya dibandingkan gula pasir.
Mungkin bisa juga dengan gula alami.
Atau dengan menambahkan buah di dalam minuman (untuk memberikan rasa manis yang alami).

VITAMIN dan MINERAL
Asupan vitamin dan mineral alami harus tetap dijaga.
Geriatri sangat retan terkena dehidrasi. Kenapa? Karena sensitifitas terhadap rasa hausnya menurun. Jadi ketika haus, tidak akan merasa. Akibatnya akan malas minum.

Vitamin dan mineral bisa diperoleh dari buah.
Buah yang dipilih adalah buah yang mudah dikunyah. Padahal, geriatric punya masalah dengan gigi. Maka, buah boleh dihaluskan.
Ingat, dihaluskan artinya buah dicacah kecil-kecil, bukan diblander atau dibuat juice. Mengapa? Karena kalau dibuat jus, kemungkinan untuk menambahkan gula cukup tinggi.

Pilih juga buah dengan serat tinggi. Misalnya pisang apel, pear.
Jika buah dan sayur masih bisa diberikan (sekalipun itu dengan cara dicacah/dipotong hingga kecil), sebisa mungkin tidak memberikan suplemen vitamin dan mineral.

LEMAK
Lemak memang dipantang, tetapi bukan berarti tidak boleh secara absolute. Ingat, kunci utama gizi adalah memberikan semua jenis nutrient denga kadar yang seimbang. Jadi, lemak tetap diberikan.

Daging boleh diberikan, tetapi daging yang baik.
Ayam boleh diberikan, tetapi di bagian dagingnya, misal di bagian dada. Dan bukan diberikan yang bagian kulit.
Ikan boleh diberikan.

Yang harus diingat yaitu untuk pasien cardiovascular tidak boleh makan-makanan yang asin.
Artinya, dalam memberikan gizi memang harus diperhatikan juga cara memasaknya.

PROTEIN
Protein tetap penting untuk diberikan, namun harus memperhatikan kondisi ginjalnya.
Pada penderita gagal ginjal, hanya bisa menerima protein <2g. (Padahal, ini tak ada apa-apanya, seakan Cuma menjilat-jilat protein saja).
Jadi, yang penting adalah trik memasaknya.

Protein boleh tetap diberikan tetapi cara masaknya dengan dimasak/dikukus dengan garam rendah.

Usahakan mengurangi cara memasak digoreng. Sekalipun digoreng, bisa dengan menggunakan minyak sayur.

Pengecualian terjadi apabila ada pantang yang memang tidak boleh dikonsumsi.
Contohnya pada DM: ada pantangan nasi, kentang, pasta, kopi.

Intinya, dalam menentukan gizi pada geriatric yang harus diperhatikan adalah
-       Mengurangi total energy
-       Mengenali kebutuhan
-       Mengenali kesulitannya
(Misalnya abdominal discomfort, lemak bawah kulit, kehilangan masa otot)

Pemeriksaan terkait gizi yang dianjurkan untuk geriatric antara lain: cek kolesterol, gula darah, tensi, dll

Dalam menangani pasien yang penting adalah memberikan edukasi kepada keluarga tentang:
-       pentingnya tetap memberikan gizi seimbang
-       pintar-pintar mencari variasi makanan pengganti
-       memperhatikan cara memasak


No comments:

Post a Comment