dr. Kusumadewi
Yang sering orang
tanyakan ketika berhadapan dengan gizi pada geriatric adalah “Apa pantangan
untuk orang geriatric?”
Padahal yang
benar adalah:
- Tidak ada pantangan apapun dalam
gizi geriatric
- Justru geriatri tetap harus
butuh makanan dengan gizi seimbang
- Yang harus diperhatikan adalah
porsi/jumlah makanannya. Mengapa? Karena kebutuhan gizi berbeda-beda sesuai
dengan kelompok umurnya.
Kunci dari
mengatur gizi pada geriatric adalah geriatric memiliki karakteristik khusus
yaitu telah mengalami perubahan fisiologis.
Beberapa
perubahan fisiologis pada geriatric yaitu:
a. Massa otot telah berkurang.
Tetapi meskipun massa ototnya berkurang, lingkar paha/lingkar lengannya
berukuran sama. Mengapa? Karena massa otot itu diganti dengan jaringan lemak.
b. Hipertensi
Hal
ini dikarenakan elastisitas pembuluh darah sudah berkurang.
c. Sistem gastrointestinal banyak
berubah, mulai dari gigi ompong, gerakan peristaltic menurun sehingga
pengosongan lambung menjadi lama. Akibatnya, terjadi konstipasi.
d. Fungsi ginjal menurun sampai
dengan 50%.
e. Anoreksi (tidak mau makan).
Dipicu karena produksi saliva yang menurun, mulut kering, sehingga tidak nyaman
untuk makan
Pada geriatric,
BMR-nya menurun 20-30%. Artinya, kebutuhan kalorinya berkurang. Jika geriatric
tetap diberikan makanan dengan porsi yang sama dengan dewasa, tidak menutup
kemungkinan akan terjadi obesitas pada geriatric.
Seseorang
dikatakan geriatric berdasarkan beberapa kriteria:
- Umur kronologis. Contohnya di
Indonesia ditetapkan umur 60 tahun. Tetapi belum tentu di Afrika atau tempat
lain juga sama.
- Perubahan fungsi sosial. Misal,
ketika sudah mulai pensiun.
- Penurunan fungsi/kemampuan
Karena kebutuhan
kalori berkurang, maka asupan makanannya pun dikurangi. Yang dikurangi adalah
makronutriennya.
Pada kasus khusus
misalkan pada keadaan sakit, infeksi, atau recovery, maka protein tetap
dipertahankan.
Tetapi harus
dilihat pula kemampuan dari ginjalnya. Jika terlalu banyak konsumsi protein
sedangkan fungsi ginjal sudah menurun, maka akan ada banyak penimbunan urea
yang akan meracuni tubuh.
KARBOHIDRAT
Karbohidrat
komplek mulai dikurangi sedikit demi sedikit. Misalkan beras, gandum, jagung,
sagu.
Hal ini
dikarenakan karbohidrat komplek jenis di atas memiliki indeks glikemik tinggi.
Akibatnya akan menyulitkan pancreas.
Karbohidrat
kompleks yang dianjurkan adalah sayur dan buah.
Intinya,
menganjurkan untuk memilih karbohidrat kompleks yang baik dan menurunkan gula
(IG).
Pada geriatric
terdapat masalah dengan rasa. Soalnya papil lidahnya sudah banyak yang
mengalami atrofi, khususnya di rasa manis dan asin.
Solusinya?
Rasa manis bisa
diatasi dengan madu. Kenapa? Soalnya madu itu manisnya kompleks dan tidak
terlalu berbahaya dibandingkan gula pasir.
Mungkin bisa juga
dengan gula alami.
Atau dengan
menambahkan buah di dalam minuman (untuk memberikan rasa manis yang alami).
VITAMIN dan
MINERAL
Asupan vitamin
dan mineral alami harus tetap dijaga.
Geriatri sangat
retan terkena dehidrasi. Kenapa? Karena sensitifitas terhadap rasa hausnya
menurun. Jadi ketika haus, tidak akan merasa. Akibatnya akan malas minum.
Vitamin dan
mineral bisa diperoleh dari buah.
Buah yang dipilih
adalah buah yang mudah dikunyah. Padahal, geriatric punya masalah dengan gigi.
Maka, buah boleh dihaluskan.
Ingat, dihaluskan
artinya buah dicacah kecil-kecil, bukan diblander atau dibuat juice. Mengapa?
Karena kalau dibuat jus, kemungkinan untuk menambahkan gula cukup tinggi.
Pilih juga buah
dengan serat tinggi. Misalnya pisang apel, pear.
Jika buah dan
sayur masih bisa diberikan (sekalipun itu dengan cara dicacah/dipotong hingga
kecil), sebisa mungkin tidak memberikan suplemen vitamin dan mineral.
LEMAK
Lemak memang
dipantang, tetapi bukan berarti tidak boleh secara absolute. Ingat, kunci utama
gizi adalah memberikan semua jenis nutrient denga kadar yang seimbang. Jadi,
lemak tetap diberikan.
Daging boleh
diberikan, tetapi daging yang baik.
Ayam boleh
diberikan, tetapi di bagian dagingnya, misal di bagian dada. Dan bukan diberikan
yang bagian kulit.
Ikan boleh
diberikan.
Yang harus
diingat yaitu untuk pasien cardiovascular tidak boleh makan-makanan yang asin.
Artinya, dalam
memberikan gizi memang harus diperhatikan juga cara memasaknya.
PROTEIN
Protein tetap
penting untuk diberikan, namun harus memperhatikan kondisi ginjalnya.
Pada penderita
gagal ginjal, hanya bisa menerima protein <2g. (Padahal, ini tak ada
apa-apanya, seakan Cuma menjilat-jilat protein saja).
Jadi, yang
penting adalah trik memasaknya.
Protein boleh
tetap diberikan tetapi cara masaknya dengan dimasak/dikukus dengan garam
rendah.
Usahakan
mengurangi cara memasak digoreng. Sekalipun digoreng, bisa dengan menggunakan
minyak sayur.
Pengecualian
terjadi apabila ada pantang yang memang tidak boleh dikonsumsi.
Contohnya pada
DM: ada pantangan nasi, kentang, pasta, kopi.
Intinya, dalam
menentukan gizi pada geriatric yang harus diperhatikan adalah
- Mengurangi total energy
- Mengenali kebutuhan
- Mengenali kesulitannya
(Misalnya
abdominal discomfort, lemak bawah kulit, kehilangan masa otot)
Pemeriksaan
terkait gizi yang dianjurkan untuk geriatric antara lain: cek kolesterol, gula
darah, tensi, dll
Dalam menangani
pasien yang penting adalah memberikan edukasi kepada keluarga tentang:
- pentingnya tetap memberikan gizi
seimbang
- pintar-pintar mencari variasi
makanan pengganti
- memperhatikan cara memasak
No comments:
Post a Comment