Follow Us @soratemplates

Sunday 20 January 2013

Istikharah, It Works!



Seorang teman bercerita tentang lawan jenis pujaan hatinya kepada saya. Mendengar ceritanya yang demikian membuat hati saya 'geli', saya pun bertanya, "Sudah mencoba istikharah?"
Dia menjawab sambil tertawa, "Istikharah? Ga lah mbak. Aku belum mau istikharah untuk hal yang tidak pasti"
Saya hanya diam.

Oke, tulisan ini bukan untuk membahas teman saya, tapi lagi-lagi saya hanya ingin menceritakan pengalaman saya.

Pertama, saya sebenarnya tidak sependapat dengan istilah belum mau istikharah untuk hal yang tidak pasti. Dalam kamus saya, justru istikharah itulah yang akan memberikan kepastian. Saya berani berkata demikian karena saya pernah mengalaminya berkali-kali.

Kedua, saya mengatakan bahwa saya pernah mengalami berkali-kali karena bagi saya istikharah tidak hanya semata-mata urusan jodoh. Ada banyak hal di dunia ini yang kita tidak tahu harus memilih apa. Bagi saya, tak ada salahnya jika kita mengistikharohinya. Apakah salah jika kita melibatkan Allah dalam hidup kita?

Memang istikharah bukan urusan yang main-main. Nah, kalau tahu bahwa itu memang bukan untuk main-main sehingga kita merasa bahwa urusan tertentu tidak pantas untuk diistikharahi, lantas buat apa kita membuat perkara main-main. Jelas-jelas perkara main-main itu membuat banyak pikiran. Tidak tahu harus menentukan apa, tapi merasa tak pantas juga jika harus mengistikharahinya. Bingung juga kan?

Terlepas dari itu, saya hanya ingin mengatakan bahwa istikharah itu benar-benar ampuh. Memangnya ada yang tidak ampuh jika Allah SWT sendiri yang turun tangan?

Saya pernah istikharah ketika akan mendaftar beasiswa perusahaan rokok. Dalam hati saya ingin sekali dapat beasiswa itu, tapi saya istikharah. Jawaban istikharah itu demikian mencengangkan. Tiba-tiba saya ada kendala hingga tidak bisa mengirim aplikasinya. Keinginan yang ada di dalam hati itu juga sedikit demi sedikit sirna. Dan alhamdulillah, saya mendapat beasiswa lain dengan program serupa dan nominal uang yang jauh lebih besar. Persis seperti doa istikharah, "Jika ini tidak baik bagiku, maka jauhkanlah dan berikan yang lebih baik padaku".

Untuk urusan yang mungkin lebih sepele, saya pun kadang melakukan istikharah. Contohnya urusan skripsi. Ketika mendapat pembimbing penguji yang sulit, ketika mengurus ijin penelitian yang demikian menguras hati, saya istikharah demi memantapkan diri. Apakah saya harus lanjut ataukah saya memang harus ganti. Nyatanya, selepas istikharah saya bisa menaklukkan hati pembimbing penguji, plus menaklukkan hati dokter rumah sakit demi memberikan ijin penelitian. Sidang menjadi tidak semenakutkan yang saya bayangkan. Dokter yang semula memaki dan menolak mentah-mentah pun bahkan kemudian membimbing dan banyak memberikan nasihat moral pada saya. Persis seperti doa istikharah, "Jika ini memang baik bagiku (dunia akhirat), mudahkanlah, jadikan memang benar untukku".

Jika untuk urusan sepele ini saja Allah sudi membantu hamba-Nya, mengapa tidak untuk urusan lainnya? Jadi, kenapa ragu untuk menuturkan segala kegalauan hatimu. Bukankah Allah SWT lah yang maha penentu? Daripada cuma jadi korban PHP, lebih baik mendapat kepastian. Jika memang takdir kita, akan semakin mantaplah ia. Jika bukan takdir kita, makin jauhlah ia.

Insya Allah istikharah works!


6 comments:

  1. setuju mbak!

    ReplyDelete
  2. mmm... dulu sempet pengen istikharoh... tapi entah kenapa ga jadi..

    kadang ada rasa agak takut apa gimanaa gitu.. :(

    any advice?

    ReplyDelete
  3. Hm.., apa rasa takutnya juga butuh diistikharahi juga? hehe, bercanda.. ^^v

    Pertama juga ngerasa aneh, Saf. Lebih tepatnya ada perasaan khawatir kalau tidak dapat jawaban dan merasa tak pantas untuk bertanya. Tapi setelah sekali mencoba dan ternyata ampuh, jadi ketagihan.. :)

    ReplyDelete
  4. Setuju...! Mantab sekali Dek... :)

    ReplyDelete
  5. Istikhoroh untuk segala hal duniawi dan bukan kewajiban. para ulama bahkan melakukannya untuk persoalan yang 'sepele' seperti mau pergi atau tidak. Betul bahwa istikhoroh itu sebenarnya untuk menguji apakah keinginan kita baik di mata Allah atau tidak. Allah ta'ala tahu apa yang akan terjadi nanti sedangkan manusia tidak mamiliki pengetahuan apapun di masa depan.

    Istikhoroh tidak harus dilakukan di malam hari, bisa kapan saja kecuali waktu sholat diharamkan. Doa istikhoroh memang tidak harus dihafal, namun lebih baik hafal karena lafal doa tersebut adalah wahyu.

    Benar bahwa istikhoroh bukan semata-mata urusan jodoh. Masa depan tidak ada yang pasti sehingga kita perlu istikhoroh untuk beberapa hal yang meragukan. Tidak ada yang sia-sia dari istikhoroh. Barokallahufiikum...

    ReplyDelete