Bismillahirrahmanirrahim ....
Di NHW kali ini saya diminta untuk menemukan bakat lewat tools yang sudah tersedia. Awalnya saya sudah pernah mencoba tes temu bakat. Namun setelah kuliah umum dengan Abah Rama, saya mempelajari terlebih dahulu tentang bakat-bakat itu lewat panduan ST30 dan pandu 45. Saya akui, barangkali aktivitas kegiatan saya memang kurang beragam sehingga ketertarikan pada aktivitas lain mungkin tidak muncul. Tapi setelah membaca 114 kegiatan yang dipaparkan Abah Rama, saya mulai bisa memetakan mana ketertarikan saya. Untuk memastikannya, saya coba lagi mengisi kuesioner di temubakat.com. Dan ini lah hasil ST30 saya.
Dari gambar di atas bisa dilihat bahwa bakat utama (warna merah) dan bakat (warna kuning) saya sudah cukup konsisten. Bakat utama saya yang jumlahnya ada 7 terletak di networking (N), servicing (S), elementary (E), thinking (T), dan generating idea (Gi). Secara konsisten pula saya tidak berbakat plus bukan bakat utama saya di bagian headman (H), technical (Te), dan reasoning (R). Terbukti di peran-peran itu warna saya serba hitam, abu-abu, atau paling mentok berwarna putih.
Menurut cara pembacaan ST30 yang dipaparkan Abah Rama, hasil ini bisa memiliki 3 makna yaitu interpersonal vs individual, otak kanan vs otak kiri, serta rasa, cipta, karsa.
Dari gambar di samping, 5 dari 7 bakat utama saya masuk dalam kategori interpersonal. Artinya saya lebih memiliki potensi secara interpersonal dibandingkan individual. Hal ini saya konfirmasi dengan bagan yang kemarin sempat disampaikan Teh Elma dalam kuliah umum tentang Me Time. Saya menyadari ternyata me time saya yang bermakna dan bisa menge-charge kembali diri saya justru ketika saya berbaur dengan orang lain. Dibandingkan diberi kesempatan satu jam ke salon, saya lebih merasakan dampak kebahagiaan ketika diberi waktu yang sama untuk mengisi sebuah workshop misalnya. Agaknya pemetaan ini sudah sesuai, tinggal saya maksimalkan lagi untuk memperbanyak bekerja sama dengan orang lain dan juga melayani orang lain. Karena di poin inilah bakat peran saya plus di sini pulalah saya merasa bahagia.
Dari sisi otak kiri vs otak kanan, menurut gambar di samping saya lebih dominan otak kanan karena 6 dari 7 bakat utama saya masuk di pengelompokan otak kanan. Wallahua'lam terkait hal ini saya belum mampu untuk mengkonfirmasi dan sepertinya tidak terlalu signifikan bagi saya apakah akan berpengaruh jika saya tahu saya dominan otak kanan atau otak kiri. Walaupun mungkin jika mengingat masa kuliah dulu saya memang cenderung memakai cara-cara otak kanan dalam belajar dibandingkan cara otak kiri, seperti belajar sambil mendengar lagu atau belajar sambil mewarnai dll. Barangkali dari sini sudah cukup untuk mengkonfirmasi.
Terakhir adalah cara baca ST30 berdasarkan kelompok cipta, rasa, atau karsa. Jika dilihat dari pengelompokan di samping maka saya termasuk kelompok rasa karena 5 dari 7 bakat utama saya masuk kategori ini. Jika dikonfirmasi, barangkali memang cukup tepat karena dalam kehidupan sehari-hari pun saya memang sering memperhatikan aspek psikologis dll. Meskipun saya juga punya 1 bakat utama cipta yaitu creator dan 1 bakat utama karsa yaitu journalist, namun ranah rasa memang lebih dominan bahkan ikut mempengaruhi aktivitas peran sebagai creator dan journalist.
Untuk mengkonfirmasi secara keseluruhan bakat utama, bakat, bukan bakat, dan bukan bakat utama digunakan tabel aktivitas suka dan bisa. Hampir mirip pula dengan bagan kuadran minat dan bakat. Kurang lebih kedua bagan ini bisa dijadikan satu.
No comments:
Post a Comment