Follow Us @soratemplates

Monday, 6 May 2019

Hoax Everywhere

Kebohongan menjadi kebenaran


Awalnya saya berniat membuat sebuah artikel untuk mengisi blog baru saya. Ide itu muncul ketika membaca sebuah hadits.

"Janganlah sekali-kali salah seorang di antara kalian minum sambil berdiri" (H.R. Muslim).

Berhubung blog sebelah memang saya niatkan untuk ajang teoritis, saya berniat meninjau hadits tersebut sesuai dengan ilmu yang saya miliki, yaitu tentang kedokteran.

Maka saya pun berselancar di dunia maya untuk mencari data-data. Tapi, apa yang saya dapat? Puluhan artikel yang muncul di pencarian mbah google rata-rata hoax semata.

Banyak yang menuliskan bahaya minum sambil berdiri, atau sebaliknya tentang manfaat minum sambil duduk. Sayangnya tinjauan yang dipakai seolah-olah dari sudut pandang medis itu sama sekali belum pernah saya dapat saat kuliah. Beberapa malah terkesan tidak masuk akal.

Alih-alih membuat artikel tentang hadits di atas, saya justru lagi-lagi bercuap-cuap di sini. Ada sedikit keresahan di hati, ah kenapa zaman sekarang banyak orang yang merasa menjadi ahli.

Beberapa artikel ditulis seolah-olah penulisnya paham betul tentang dunia kesehatan. Bahkan tak jarang dijumpai blog-blog dengan niche kesehatan tapi kurang tahu tentang background kesehatannya.

Bukannya saya sok tahu karena punya background sebagai seorang dokter. Hanya saja beberapa artikel kesehatan itu tidak terbukti secara ilmiah. Beberapa hanya getok tular, saling copy paste hingga ditemukan sudah menyebar luas di dunia maya.

Yang lebih miris adalah ketika dalil shahih yang dipakai di awal disandingkan dengan teori-teori yang belum bisa dipertanggungjawabkan. Ketika orang menjadi skeptis dengan artikel tersebut lantas dikhawatirkan muncul skeptis pula pada hadits yang menjadi dalilnya.

Semoga saja tidak. Semoga saja orang masih bisa berakal sehat melihat mana yang hoax dan mana yang nyata. Bukan sekedar percaya karena sudah banyak yang menyatakannya. Karena tak bisa dipungkiri di zaman ini sebuah kebohongan yang disampaikan berulang-ulang bisa diyakini menjadi sebuah kebenaran.

Na'udzubillah

No comments:

Post a Comment