Follow Us @soratemplates

Tuesday 18 May 2021

I'm Back




Aku kembali di sini, setelah beberapa hari kemarin bermain-main di instagram dan facebook. Aku bilang di sana bahwa aku butuh menepi, butuh sepi, butuh bebas bermain-main dengan sudut pandang, pun bebas untuk merayakan cerita. Yah, semua itu benar adanya.


Aku memang butuh menepi. Bagiku sosial media terasa begitu menjadi pusat perhatian. Terlalu banyak orang yang mencetak personal brandingnya dan sengaja membuat dirinya menjadi poros utama. Ah, aku memang tak nyaman dipandang banyak orang. Maka aku memilih di sini, yang tak terlalu mencolok mata dan hanya orang tertentu saja yang memang menyengaja untuk berkunjung di sini.


Aku memang butuh suasana sepi. Bagiku sosial media begitu bising dan riuh. Sekali waktu akan ada banyak yang berkomentar, atau memberikan tanda love pada postingan. Ah, padahal ternyata tidak semua benar-benar dibaca. Tak sedikit yang sekedar formalitas atau semacam solidaritas, atau malah sekedar boom like agar postingan miliknya sendiri akan muncul di beranda. Yah, semacam meningkatkan engegament begitulah. Maka aku memilih di sini yang sepi, yang tak banyak orang saling bersahut-sahutan menimpali atau berbasa-basi membubuhkan tanda cinta di sana-sini.


Aku memang masih butuh bermain-main dengan banyak sudut pandang. Instagram bagiku terlalu membatasi diri. Yah, meskipun menjadi tantangan tersendiri untuk bisa menulis di atas 300 kata tapi di bawah 2200 karakter. Tapi bagiku ini nanggung. Jika ingin lepas memainkan sudut pandang, seharusnya aku mengambil ruang tanpa batas. Dan di sinilah pilihanku, tanpa aku perlu memikirkan apakah space masih tersedia. Aku bebas berekspresi sejauh apa yang aku mau.


Aku pun ingin bebas merayakan cerita. Yah, bagiku ada hal-hal tabu untuk dishare di sosial media. Pun ada banyak hati yang perlu dijaga. Tentang relasi suami istri misalnya, sungkan untuk dibaca teman yang sudah kenal. Tentang keseruan bersama anak barangkali, padahal ada beberapa yang sedang mendamba hadirnya buah hati. Yah, bisa saja sebenarnya saya memposting apapun sesuai keinginan saya, toh itu media sosial saya sendiri. Tapi tetap saja rasa sungkan dan filter itu perlu dijaga. Maka kembali lagi pada alasan pertama dan kedua. Di sini lebih sepi dan tak terlalu menjadi pusat perhatian. Aku tak mengganggu suasana hati mereka yang perlu dijaga. Toh mereka bisa saja tak perlu repot-repot mampir ke sini.


Yah, inilah jalan yang kupilih saat ini. Meski sempat beranggapan masa iya mau jadi blogger, tapi aku memilih sebatas sebagai jalan yang paling nyaman untuk dilalui. Apakah ini bearti aku akan beralih dari penulis media atau penulis buku menjadi penulis blog? Wallahua'lam.


No comments:

Post a Comment