Follow Us @soratemplates

Friday 28 December 2012

You Raise Me Up




Salah satu cara menyemangati orang-orang tercinta kita adalah dengan membuat diri kita semangat.

Itu adalah sebuah quote yang saya dapatkan ketika dipaksa oleh seorang teman menonton film korea berjudul Reply 1997. Dalam film itu diceritakan seorang suami yang tiba-tiba didiagnosis menderita kanker. Awalnya sang suami dengan pasien kanker lainnya bahagia ketika menonton film di TV. Tapi ketika sang tokoh film juga mengidap kanker, sirnalah semua keceriaan pada pasien tersebut. Segala cara sudah dilakukan oleh sang istri untuk menyemangati suaminya, tapi sia-sia. Akhirnya sang istri melakukan tindakan, menghubungi sang penulis naskah, memaki-maki, dan akhirnya berharap agar ada perubahan nasib dari diri sang tokoh cerita. Sang istri tak pernah lelah bolak-balik menelepon sang penulis naskah. Hingga akhirnya di akhir cerita serial TV, sang penulis naskah memberi kesembuhan pada si tokoh. Jadilah semua pengidap kanker di bangsal itu kembali ceria.

Nah, di situlah kuncinya. Ketika sang istri tak bisa membuat suaminya semangat, hal yang bisa dia lakukan hanyalah membuat dirinya sendiri bersemangat. Harapannya, dengan dirinya semangat, suaminya pun akan semangat. Dan itu terbukti. Dengan dirinya bersemangat mendesak penulis naskah, pada akhirnya suaminya pun kembali bersemangat.

Ya, memang demikian adanya. Disadari atau tidak, terkadang semangat bisa muncul dari orang lain. Di sinilah fungsi seorang teman atau sahabat itu ada. Ketika kita down, ada teman yang menyemangati kita. Ketika kita lemah, ada teman yang menguatkan kita. Begitu seterusnya. Tetapi, apakah semua kehadiran teman itu benar-benar berarti? Sayangnya, meski disemangati seperti apapun, terkadang kita bebal juga dan tidak bangkit semangatnya pula. Maka, ambil saja teori dalam film tadi.

Boleh jadi kita gagal menyemangati teman kita, tapi jangan sampai kita gagal menyemangati diri kita senidiri. Anggaplah begini. Kita dan teman sedang sama-sama mengejar skripsi. Jika kita santai, teman mungkin santai. Ketika kita menyemangati teman, boleh jadi teman tetap saja santai. Tapi, bagaimana jika kita beranjak dan mulai benar-benar bergelut dengan skripsi? Melihat kita yang sibuk dengan skripsi, sedikit demi sedikit pasti teman kita pun akan tergerak untuk bercengkrama dengan skripsi juga. Mengapa? Karena sahabatnya juga melakukannya. Karena dirinya 'ditinggal' sahabatnya untuk skripsi, maka kenapa dirinya tidak mengurus skripsi juga?

Ya, begitulah. Memang benar adanya slogan yang mengatakan mulai dari diri sendiri, mulai dari yang terkecil. Dengan membuat diri kita sendiri bersemangat, maka cepat atau lambat kita pun akan membuat orang-orang di sekitar kita bersemangat. Demikian juga sebaliknya, dengan melihat orang lain yang memiliki semangat, perlahan diri kita akan bersemangat pula.

Yup, you raise me up. Kau membuatku bersemangat, aku membuatmu bersemangat. Insya Allah..




No comments:

Post a Comment