Follow Us @soratemplates

Saturday, 7 September 2019

Bebas



Seseorang yang merasa terkekang dalam hidupnya terbersit sebuah pikiran, "Alangkah indahnya hidup bebas". Segala hal yang berbau bebas memang terkesan menyenangkan. Kebebasan finansial contohnya, atau kebebasan berpendapat misalnya. Rasanya seseorang dengan finansial yang bebas sudah lepas dari belenggu permainan uang dan terkesan menyenangkan.

Nyatanya tidak semua yang diberi kebebasan itu berdampak sebuah kesenangan. Ada kalanya bebas itu justru membingungkan. Tak jarang pula bebas justru menjadi sesuatu yang tak mengenakkan.

Misalkan ketika akan menentukan sebuah pilihan. Ketika beberapa pilihan ditawarkan lalu muncul jawaban bebas alias terserah, mungkin justru menjadi buah simalakama tersendiri. Ada rasa khawatir jika nanti yang dipilih ternyata tidak sesuai hati. Tentu akan lebih pasti andai langsung saja menjawab pilih A atau B.

Bahkan boleh jadi bebas justru menyiksa. Seorang narapidana yang bertahun-tahun hidup di lingkungan penjara terkadang justru mengalami shock culture ketika bisa menghirup udara bebas. Biasanya hidup sudah diatur, makan tersedia, rutinitas begitu-begitu saja, lantas harus keluar dari balik jeruji dan menentukan nasib sendiri dengan sebebas-bebasnya. Hingga ada perkara yang muncul kembali justru karena merasa terlanjur nyaman dengan ikatan pidana.

Begitu juga ketika harus menuliskan sesuatu atau menciptakan sebuah karya. Tema bebas bisa menjadi pisau bermata dua. Bagi sebagian orang terasa menyenangkan, tapi bagi sebagian yang lain tema ini justru lebih menyiksa.

Masalahnya ada di ide. Bagaimana kita bisa menangkap ide untuk menghasilkan karya. Apa yang terlintas di pikiran, itu saja yang dituliskan. Bingung? Tulis saja kalau sedang bingung. Terpikir naskah, tulis saja tentang sulitnya membuat naskah. Begitu seterusnya hingga tanpa sadar kita sudah menjawab tema itu sendiri.

Masa cuma begitu? Tak masalah, karena tak ada yang salah dengan apapun yang tercipta. Bukankah ini bebas?

No comments:

Post a Comment