Follow Us @soratemplates

Saturday, 31 October 2020

Melihat Sungai

21:22 0 Comments



Hari ketiga zona tiga alias hari kedua eksekusi rancangan kegiatan berbasih fitrah bersama Kakak A dimulai. Mumpung weekend, saya merancang kegiatan hari ini mau sedikit keluar rumah. Dari beberapa ide kegiatan yang sudah saya siapkan, kali ini saya mengeksekusi kegiatan melihat sungai terlebih dahulu.

.


Niatnya sejak pagi saya mau mengajak Kakak A dan Adik Z keluar. Tapi ternyata Kakak A masih asyik dan belum move on dari kegiatan siram-menyiram tanaman dengan semprotan bersama tetangga. Barulah agak siangan saya berhasil mengajak keduanya jalan-jalan naik motor.


Di awal Kakak A  saya beri tahu kalau kita mau main pasir dan air lagi, tapi kali ini lihat air dulu yaitu lihat sungai. Saya tes Kak A tahu sungai atau tidak. Kurang lebih kegiatan before-nya seperti yang dirancang di rencana kegiatan.


Kami melewati jembatan, mengobrol sambil melihat sungai, mengamati aliran airnya, dan melihat kondisi sekitarnya. Ternyata ada perahu di tepi sungai, tapi sayangnya ada sampah bertebaran juga. 





Dari beberapa menit kami berhenti di sungai itu, ada banyak sekali yang kami obrolkan. MasyaaAllah..., Kakak A banyak sekali bertanya dan saya pun entah kenapa bersemangat juga menanggapinya.


Begitu sampai rumah, kami masih melanjutkan obrolan untuk menuntaskan semua aspek fitrah. Bahkan beberapa ada yang spontanitas baru terpikir saat melihat sungai tadi.


Contohnya tadi saya menyebutkan nama sungainya yaitu Bengawan Solo. Lalu saya iseng berkata, "Ada lagunya, lho". Eh Kakak A penasaran gimana lagunya. Tentu saja saya tidak akan menyanyi di pinggir sungai. Maka, saya pending untuk disampaikan di rumah. 


Refleksi untuk hari ini sangat menyenangkan. Saya merasa menang banyak karena dari kegiatan melihat sungai saja bisa dapat banyak banget pelajaran bersama Kakak A. Saya puas karena Kakak A antusias bertanya ini itu selama berkegiatan tadi. Bahkan bisa-bisanya dia memiliki ide, "Kapan-kapan kita ngikutin airnya Mi biar sampai laut." MasyaaAllah...


Di satu sisi saya tengsin juga ketika Kakak A dan Adik Z menatap saya saat menyanyi Bengawan Solo tadi. Jarang-jarang Maminya menyanyi lagu full super panjang begitu. Entah mereka menatap karena saking merdunya atau justru karena anehnya. Haha...


Saya bisa menangkap binar mata mereka ketika saya menceritakan kisah Musa. Bahkan Kakak A ingin diceritakan kisah nabi lainnya. 


MasyaaAllah walhamdulillah... Hari ini 100% bahagia 😀



#Tantangan15Hari 

#harike3

#zonacerdasemosionaldanspiritual

#bentangpetualang

#petualanganbahagia

#institutibuprofesional 

#familyproject

#sahabatterbaik




Friday, 30 October 2020

Menyiram Tanaman

11:03 0 Comments



Bismillah, eksekusi project dimulai! 


Biasanya saya hanya duduk di teras atau ruang tamu sambil mengawasi anak-anak yang bermain pasir dan kerikil di depan rumah. Kali ini saya bergeser, benar-benar duduk di pinggir gundukan pasir kerikil bersama mereka. Kakak A pun langsung tanggap, "Jadi mau main pasir sama main air, Mi?"


Saya pun mengangguk. Ada beberapa ide yang sempat saya rancang, meski agak belepotan mau eksekusi yang mana dulu.


 "Pasirnya mau diapain, Mi?" Kakak A sudah memancing duluan. Rencananya saya mau membahas tekstur pasir dulu. Tapi belum seutuhnya saya memulai, Kakak A terdistraksi tetangga yang sedang menyiram tanaman dengan penyemprot yang digendong.


Kakak A langsung melirik, bilang kalau mau menyiram tanaman. Hm, okelah. Rencana dadakan juga tak masalah kan. Eh tapi ternyata tak semudah itu, Kakak A pun sedikit merajuk ingin menyemprot dengan alat penyiram yang digendong layaknya penyemprot desinfektan. Sudah saya tawarkan dengan gayung dan ember, tidak mau. Saya beri alternatif dengan penyemprot kecil, tetap tidak mau, maunya yang digendong.


Baiklah, akhirnya saya memberi alternatif sebelum dia keburu tantrum. Saya menantangnya untuk menghampiri tetangga dan bilang pinjam mau mencoba menyiram tanaman dengan alat penyiram yang digendong. Awalnya Kakak A ogah-ogahan, tapi karena saya tak punya solusi lain akhirnya dia melakukan eksekusi. Dan berhasil, Kakak A bisa mencoba menyiram tanaman sesuai keinginannya.





Tinggal berikutnya saya yang melengkapi kegiatan tadi agar menjadi project yang matang. Karena yang namanya family project sebenarnya hanyalah aktivitas biasa tetapi ditambahkan manajemen. Maka manajemen inilah yang harus saya lakukan.


Selepas mandi, saya ajak Kakak A untuk ngobrol tentang kegiatannya tadi. Tentu dengan mempertimbangkan aspek-aspek fitrah yang ingin diasah. Termasuk juga saya mengapresiasi Kakak A yang berani dan menunjukkan bakat sifat uniknya yang mau berkemauan kuat.





MasyaaAllah ternyata benar, dengan berkegiatan begini ada bonus melatih kecerdasan emosi dan spiritualnya. Alhamdulillah... Hari ini saya puas. Meskipun tidak sesuai planning kegiatan yang sudah dijadwalkan, tapi alternatif kegiatan dadakan yang alami pun tak kalah menariknya. InsyaAllah besok dikaji lagi untuk aktivitas lainnya. Bismillah



Perasaan hari ini 100% bahagia 😄


#Tantangan15Hari 

#harike2

#zonacerdasemosionaldanspiritual

#bentangpetualang

#petualanganbahagia

#institutibuprofesional 

#familyproject

#sahabatterbaik





Thursday, 29 October 2020

Suka Apa?

10:06 0 Comments



Tema di Bunda Sayang kali ini adalah "Aku, Sahabat Terbaikmu". Dalam benak saya, kita akan menjadi seorang sahabat yang baik jika sesuai dengan apa yang diharapkan oleh sahabat kita. Karena dalam hal ini sahabat saya adalah kedua anak saya, maka saya perlu tahu seperti apa sih yang disukai mereka?


Dulu saat matrikulasi saya pernah bertanya, "Apakah Mami baik? Kenapa Mami baik?" Waktu itu Kakak A menjawab, Mami baik karena mau ngaji. Maksudnya ngaji bareng murojaah bersama Kakak A.


Saya pikir kali ini dia akan menjawab hal yang sama. Ternyata tidak. Pagi tadi saya mengawali family project sekaligus rancangan kurikulum dengan tahapan menentukan rencana project dulu.


Saya bilang pada Kakak A kalau saya ingin menjadi teman baiknya. Awalnya dia hanya tertawa. Lalu saya bertanya, "Kak Abrar suka ngapain sih?"


Ternyata dia menjawab suka main pasir dan main air. Lalu saya mempertegas lagi, "Kak Abrar seneng kalau Mami ikut main pasir sama main air?" Dan dia makin tertawa lebar.


Fyuh, agak di luar ekspektasi. Tapi baiklah. Kalau kata kakawi kemarin Bu Septi bilang fampro yang asyik adalah ketika tidak jelas lagi mana anak dan mana ibunya, berarti saya akan terjun betulan bermain pasir dan air. Padahal biasanya paling saya hanya mengawasi di pojokan, tapi kali ini saya akan ikut mengambil bagian.


Bismillah tinggal membuat rancangan kurikulumnya dengan mempertimbangkan delapan aspek fitrah dan mengeksekusinya perlahan.


Untuk hari ini, saya cukup puas karena berhasil melibatkan Kakak A untuk membuat project mengasyikkan versi dirinya. Meski ternyata di luar ekspektasi. Yah, 95% lah ya... Alhamdulillah... 😊


#hari-1

#kelasbundasayang

#ibuprofesional

#kecerdasanemosidanspiritual

Wednesday, 28 October 2020

Sekali Dayung, Dua Tiga Pulau Terlampaui

22:00 0 Comments



Hello, I'm back.... 


Hm, seharusnya beberapa hari yang lalu saya menuliskan jurnal di blog ini tentang melatih kemandirian. Qodarullah ternyata ada kendala hingga akhirnya saya skip di blog ini. Mudah-mudahan lain waktu ada kesempatan untuk menuliskan kembali.


Nah di tantangan berikutnya adalah tentang melatih kecerdasan emosional dan spiritual. Uniknya, caranya bukan dengan mengontrol emosi atau memberi wejangan-wejangan agamis. Justru tekniknya adalah dengan melakukan aktivitas bersama yang bahasa kerennya adalah family project. Dengan beraktivitas yang terstruktur itulah nantinya kita dapat bonus berupa kecerdasan emosi dan spiritual yang meningkat.


Kebetulan banget di program Takhassus Fitrah World Movement,  Ustadz Harry juga mengajak peserta untuk membuat rancangan kurikulum sesuai fitrah based education. Konsepnya hampir sama yaitu membuat kegiatan bertema yang mempertimbangkan semua aspek fitrah. Wah, pas banget nih alurnya sama persis dengan di bunda sayang.


Jadi saya menggabungkan keduanya sekaligus. Semoga bisa menjadi project belajar anak dan mengawali kurikulum pendidikannya. Bismillah