Pernah ga kamu merasa berada di sebuah fase kehidupan, ketika semua terasa serba sulit namun tetap saja ada kemudahan? Rasanya sudah mau nangis-nangis, tapi ternyata adaaa aja jalan dan bisa kesampaian. Ketika berada di titik finish itu lantas kamu amaze sendiri dengan fase yang sudah kamu lalui. Lho, ternyata sudah kelewat ya masa-masa sulit tadi. Pernah?
Misalnya ketika kamu sedang mengikuti sebuah kelas. Mungkin kamu sudah mau melambaikan bendera putih. Di pelupuk mata ini yang terbayang hanya tentang beratnya, lalu seolah merasa diri tidak mampu. Eh ternyata di tengah jalan ada banyak keringanan. Kita mendapat banyak kelonggaran tanpa pernah terduga sebelumnya, dan ternyata kita beneran bisa sampai lulus kelasnya.
Di fase kelulusan itu, berasa Allah mau ngasih tahu: jangan menyerah dulu, ini ada banyak rukhsoh buat kamu karena kamu sejatinya layak untuk lulus di kelas itu.
Atau case lain, ketika kamu mengikuti sebuah komunitas atau suatu program. Namun seiring dengan berbagai kesibukan dan fase hidup berikutnya, di tengah jalan kamu mulai tertatih dengan ritme komunitas itu. Rasanya seperti sudah tidak seiring sejalan, seolah sudah ingin say good bye dan melambaikan tangan. Tapi tiba-tiba kamu seperti diberi ruang untuk mengambil jeda. Lalu diberi keleluasaan untuk balik kapan saja. Dan pas balik, seolah tidak ada yang berubah dengan dirimu atau komunitasmu. Kamu tetap familiar dan bisa kembali membersamai ritmenya.
Rasanya seperti ditunjukkan jalan sama Allah: Ini memang wadah yang pas buat kamu, dan memang kamu sengaja Aku tempatkan di sini, maka jangan coba-coba melarikan diri.
Ah, Allah itu sejatinya pasti sudah banyak memberi kode. Hanya kita saja yang mungkin kurang peka dengan maksud Allah dari setiap skenario yang diberikan pada kita. Kenapa Allah menggerakan hati kita untuk terus bertahan hingga kelulusan kelas. Kenapa Allah membuat kita terjun dan menetap di sebuah komunitas. Semuanya jelas ada campur tangan Allah untuk memberikan kita makna. Simpelnya, Allah tahu yang terbaik buat kita dan membuat kita tetap berada di jalan terbaik itu.
Misal terkadang kita ingin memulai bisnis di bidang A. Kita sudah mempunya konsep, sudah membuat sistemnya, sudah tersedia semua tetek bengek bisnis itu. Tapi ternyata ketika sudah jalan, bisnis itu berjalan begitu-begitu saja. Bukan karena tidak mau berusaha, atau tidak mau mengembangkan bisnis untuk menemukan solusi, tetapi karena memang jatahnya cukup segitu saja.
Lalu di waktu yang bersamaan itu, tiba-tiba dengan sendirinya kita mendapat tawaran bisnis B tanpa pernah kita duga sebelumnya. Bahkan mungkin membayangkan akan berbisnis B pun tidak pernah ada dalam rencana hidup kita. Tapi ketika akhirnya kita mencoba mencicipi bisnis itu, ternyata seolah dibukakan pintu kemudahan satu demi satu. Rasanya semacam dituntun sama Allah dan ditunjukkan "ini lho ladang usaha yang tepat buatmu".
Kalau kata coach saya, pertajam lagi mata hati. Ada banyak kesempatan yang mungkin memang sudah Allah tunjukkan pada kita. Hanya saja apakah kita bisa menangkapnya sebagai peluang atau membuatnya berlalu dan menjadi sia-sia belaka.
Kalau kata ust harry rahimahullah, perbanyak lagi tazkiyatun nafs-nya. Karena hanya dengan hati yang suci kita bisa menangkap sinyal-sinyal Illahi. Nanti dengan sendirinya kita akan paham, mana jalan yang paling diridhai oleh Allah SWT. Sebuah jalan yang seolah mestakung alias semesta mendukung karena segalanya memberikan kemudahan demi kemudahan.
Apakah jalan itu ada? Ada, insya allah.
No comments:
Post a Comment