Follow Us @soratemplates

Tuesday 30 November 2010

IPD Muskuloskeletal

dr.Dhani Redhono


Rheumatoid Arthritis

Peradangan, bertambahnya cairan synovial

Tanda gejala:

  • Pembengkakan,
  • sering perifer di kaki dan tangan

Stadiumnya dibagi jadi 3

  1. Stadium 1 hanya terjadi peradangan, ada nyeri
  2. Stadium 2 ditanda ada kontraksi tendon, jari bengkok
  3. Stadium 3 ditandai ankilosis (jari bengkok)

Pemeriksaan diagnostic

  • Aspirasi sendi dilakukan jika ada radang.
  • Tes serologi tidak menjadai pemeriksaan utama karena belum tentu.

Penatalaksanaan:

- Utama: analgetik, antiinflamasi

- Lanjutan

- Terapi bedah utk mengatasi tulang yang bengkak

Obat yang paling sering digunakan yaitu methotrexate


Osteoarthirits

Penyakit menahun yag ditandai kelainan pada tulang rawan dan tulang di sekitarnya.

Penyebab yang paling sering yaitu menyempitnya ruang sendi.

Celah sendi menyempit - cairan synovial menjadi sdikit - sendi mudah berbenturan - nyeri.

Faktor risiko

  • Umur : semakin tua peluang terkena semakin tinggi
  • BB lebih : beban tulang untuk menopang semakin berat
  • Trauma sendi
  • Kelemahan otot
  • Sendi yg paling banyak terkena : DIP (distal inter phalang)

Gejala klinik

  • Menyerang 1 sendi
  • Tidak ada perubahan dari luar, kalo RA dari luar kelihatan
  • Terdapat krepitasi
  • Morning stiffness : kaku pada pagi hari
  • Deformitas didalam, tak terlihat
  • Memburuk seiring waktu
  • Ada perubahan gaya jalan. Terjadi karena adanya nyeri

Pemeriksaan

  • Px darah : LED meningkat > 15 - infeksi kronis
  • Rontgen
  • MRI
  • Aspirasi sendi (pemeriksaan penting!)
  • Artroscopy : derajat 1,2,3,4

Stadium

  • Grade 0: normal
  • Grade 1: belum terjadi osteofit (tangan mengecil)
  • Grade 2 : terjadi osteofit
  • Grade 3
  • Grade 4

Terapi

  • Mild : istirahat, latian, verban penguat (decker), pemanasan (diathermi,IR), kurangi BB
  • Moderate : istirahat, BB turunkan, dosis obat ditambah : acetaminophen, NSAID
  • Severe: istirahat, pemberian steroid, suntikan hialuronat 2 minggu skali
  • Bedah : untuk yang sudah berat, tidak bisa pakai obat lagi, diganti sendinya


OSTEOPOROSIS

Kelainan ketebalan tulang karena resorbsi lebih cepat daripada pembentukan tulang.

Lebih sering diderita oleh wanita karena pada usia menopause terjadi defisiensi estrogen.

Estrogen fungsinya menghambat osteoklas. Ketika estrogen ga ada, osteoklas akan terus merusak tulang. Jadilah osteoporosis.

Seringnya tidak bergejala, shg tidak diketahui dan tau-tau patah tulang.

Terjadinya fraktur tergantung pada umur, kepadatan, dan aktivitas.

Osteoporosis dibagi dua : primer dan sekunder.

Factor OP primer :

  • Defisiensi hormone gonad : estrogen menghambat osteoklas
  • Mediator local
  • Nutrisi dan gaya hidup : kekurangan Ca
  • Factor gen : COLIA 1 dan 2 à pengatur densitas tulang dan resiko fraktur

Faktor OP sekunder :

  • hipogonadisme : laki2 15-30% à defisiensi testosterone
  • penyakit GIT : radang usus, defisiensi vit D
  • keganasan
  • glukokortikoid : penurunan estrogen, Ca urin meingkat
  • hiperparatiroidisme
  • penyakit tiroid
  • RA
  • obat
  • rokok

Pemeriksaan pencitraan :

  • Konvensional
  • Radio isotop : SPA I-125, DPA Gd-135
  • MRI
  • X-ray :SXA dan Dual Energy X-ray Absorbtiometry - pasien seperti melakukan MRI - dilihat semua tulang dari kepala sampai kaki
  • Pemeriksaan salah satunya dengan BMD. Pemeriksaannya itu dilakukan dengan melihat kepadatan tulang di kaki.

Pengobatan :

  • Kalsium : diperoleh dari makanan dan suplemen
  • Vitamin D 500 IU/hari
  • Kalsitonin
  • Bisphosphonate
  • Terapi pengganti hormone
  • Selective estrogen receptor modulator

No comments:

Post a Comment