Follow Us @soratemplates

Saturday, 13 February 2010

Bukan Obat Tidur

Kali ini ingin sedikit cerita tentang obat-obatan. Salah satu alasanku dulu memilih kedokteran karena aku tertarik dengan segala hal yang berbau medis, mulai dari penyakitnya, rumah sakitnya, hingga obat-obatnya.

Obat bukan lagi menjadi hal yang asing. Untuk diriku yang hampir tiap tahun pilek batuk, obat seakan menjadi teman yang sewaktu-waktu dibutuhkan. Dari ketertarikan pada obat-obat inilah, sempat terpikir untuk bisa menciptakan suatu obat baru. Obat apa? Bukan obat yang canggih macam anti virus HIV atau AI, but just simple : Obat tidak tidur.

Hm, kenapa begitu...? Mungkin aneh saja dengan obat ini. Sering aku mendengar banyak orang mengkonsumsi obat tidur karena insomnia atau anjuran dokter demi memenuhi kebutuhan tubuh akan tidur. Tapi, bagiku justru obat semacam itu tak perlu. Mengapa? Karena tanpa obat tidur saja, jika ada bantal guling yang disodorkan padaku pasti aku akan tertidur. Haha... :-D

Kadang bagus juga karena tidak perlu repot, tapi jika sedang dalam situasi kondisi yang butuh membelalakkan mata, jadi terasa mengganggu. Itulah kenapa, aku ingin bisa menemukan obat anti tidur. (Wah, harusnya masuk farmasi ya.. :))

Kebetulan sekali waktu kemarin baca-baca buku Farmakologi dan Terapi menemukan hal yang selama ini kucari-cari. Hanya sebuah kalimat tapi membuatku senang luar biasa. Kurang lebih kalimatnya begini. "Menggunakan obat melawan kantuk seperti kofein dan amfetamin." Wow...wow...wow..., ternyata sudah ada obat anti tidur ya? Hm...

Setelah dicari-cari lebih lanjut ternyata kofein ini tak lain dan tak bukan adalah kafein yang sering kita dengar. Seperti yang ada dalam kopi atau teh. Pantaslah kiranya aku jadi tidak gampang mengantuk setelah minum kopi. Wah, tak taunya aku sudah menggunakan terapi itu untuk mengurangi rasa kantukku. Tapi untuk amfetamin, aku masih kurang tau. Jadilah aku mencari-cari, membaca dan menggoggling ke sana kemari.

Amfetamin itu adalah obat golongan stimulansia. Cara kerja obat ini (sama juga seperti cara kerja kafein) yaitu merangsang sistem saraf pusat. Makanya setelah mengonsumsi obat ini, kita jadi lebih segar dan tidak merasa ngantuk. Tapi untuk amfetamin ini hanya bisa digunakan dengan resep dokter.

Terus, setelah dicari-cari lagi ternyata amfetamin sudah disalahgunakan dan menjadi salah satu jenis narkoba. Dari amfetamin yang dulunya digunakan dengan resep dokter dalam bentuk suntikan, sudah diubah jadi bentuk tablet atau dihirup. Namanya pun sudah dikenal bermacam-macam seperti shabu, SS, ice, ubas, dll. (www.ycab.org)

Wah, kalau amfetain jelas tidak bisa digunakan untuk konsumsi umum, berarti tinggal kofein saja dong. So, is coffe my passion?

2 comments:

  1. Anonymous17 May, 2011

    Mungkin bagi anda dengan disodorkan bantal atau guling yang empuk, tanpa obatpun akan tidur.

    Namun orang seperti saya sulit melakukan itu, palin cepat saya tidur 2 hari sekali, atau bisa tahan sampai 2 minggu jika insomnia kasta tinggi saya sudah kambuh.

    Jadi jangan remehkan orang" yang insomnia, tidak semudah kelihatannya.

    ReplyDelete
  2. Maaf, saya sama sekali tidak bermaksud meremehkan siapapun. Orang dengan insomnia ataupun orang sangat gampang tidur seperti saya. Terlalu gampang maupun terlalu sulit juga sama-sama tidak baik dan bukan hal yang remeh.

    Kata-kata pada posting di atas "bagiku obat itu (obat insomnia) tak perlu" bukan berarti menafikan khasiat obat tidur pada penderita insomnia sehingga diartikan tidak menganjurkannya, namun memang obat tersebut tidak dibutuhkan pada saya pribadi.

    Mohon maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan.

    ReplyDelete