Silakan download di link berikut : Patologi Organ Endokrin
Patologi suatu organ diperhatikan dari makroskopis dan mikroskopisnya.
Perubahan yang diamati pada makroskopis :
- Ukuran : dibandingkan dengan asli
- Bentuk : padat (solid), kistik (balon), nodul
- Permukaan : licin, rata, benjol
- Kapsul : utuh/ga, ada invasi/ga
- Warna : perubahan warna pada nekrotik
- Kistik : lihat isi massa koloid, dindingnya seperti apa
- Konsistensi : kenyal atau lunak
- Lokus : satu atau banyak
Pada mikroskopis, perhatikan
- Histopatologis (struktur dan fungsi)
Struktur : apakah kelainan masih sedikit (awal) atau sudah banyak
Fungsi ; masih menghasilkan hormone fungsional atau tidak
- Gambaran khas (yang ditemukan hanya pada kelainan itu saja)
Misal pada carcinoma tiroid ditemukan psamoma bodies.
Klasifikasi kelainan
- Hiperfungsi
- Hipofungsi
- Neoplasma
Suatu kelainan dikatakan neoplasma jika memenuhi 5 syarat:
1. Tumbuh baru
2. Bersifat otonom (tidak mau diatur)
3. Tidak berguna
4. Tidak punya inhibisi kontak
5. Imortal (cenderung membelah terus)
Neoplasma yang berasal dari kelenjar disebut adenoma. Neoplasma ini bersifat jinak. Apabila ganas, disebut adenocarsinoma.
A. HYPOPHISIS
1. Makroadenoma
Klinis
- Jika hipofisis terus bertambah maka akan mendesak sehingga terjadi pertumbuhan massa intracranial.
- Akan muncul gejala : pusing progresif (cephalgia), mual, muntah yang makin bertambah parah. Apabila diberi analgetik tidak berpengaruh. Asma, anoksia.
Makroskopis
Terjadi perdarahan spontan sehingga menambah massa.
Mikroskopis
- Selnya berubah menjadi tumor jinak.
- Sel uniform, bulat, kecil
- Aktivitas mitosis meningkat (mitosis patologis : pembelahan dari 1 menjadi 3 dst)
- Relative vaskuler (terlihat pembuluh darah)
2. Empty Sella Syndrome
Makroskopis :
Hipofisis tidak terlihat (kosong) karena terdesak.
Penyebab : hypopituitarysm karena radioktif neck and head.
3. Craniopharyngioma
- Bentuk squameus dibatasi kolumner.
- Secara histologist dikatagorikan jinak.
- Secara klinis termasuk ganas.
B. TYROID
Secara anatomis, jika terjadi hipertrofi : bertambah besar. Jika terjadi hyperplasia: bertambah jumlah.
Misal pada hyperplasia, sel yang awalnya kuboid simplex bisa mejadi tidak selapis lagi.
1. Tiroiditis Hashimoto
- Terjadi inflamasi dikarenakan proses autoimun terkait gen HLA-DR3 dan HLA-DR5.
- Terjadi invasi massif membentuk folikel limfoid dari CD8 dan CD4.
Mikroskopis:
- Stuktur folikel berubah.
- Folikel mengalami atrofi.
- Sel mengalami metaplasia (sel dewasa tertentu yang berubah bentuk menjadi sel dewasa lain)
Misal dari kuboid berubah menjadi bulat.
- Bentuk bulat
- Asidofilik
Makroskopis :
- Terjadi struma (pembesaran yang persisiten).
- Pembesaran tidak lebih dari 3 kali normal
- Pembesaran difus, bilateral
- Jika dipegang solid, kenyal
- Saat dibelah kekuningan
2. Subacute Tiroiditis
- Terjadi karena infeksi virus.
- Folikel rusak dan diganti dengan jaringan ikat.
- Terjadi peradangan granulasoma disebut granulasi.
- Makrofag, giant sel dari fusi.
Klinis:
Nyeri, cepat / tidak mengikuti perkembangan infeksi
3. Graves disease
- Hiperplasia epitel kelenjar.
- Muncul tonjolan
- Terbentuk round vakuol (khas)
Terjadi vakuolisasi yang melingakr sepanjang lumen volikel.
- Terdapat sebukan limfosit
4. Multinodular goiter
- Terjadi timbunan massa koloid
- Paling sering dijumpai
- Terjadi struma koloides – hyperplasia – timbul tonjolan -mereda – kemudian muncul hyperplasia lagi sehingga lama kelamaan muncul tonjolan-tonjolan.
- Bisa endemic, bisa sporadic. Tapi yang endemic sudah jarang
Makroskopis:
- Nodul-nodul kistik (berisi koloid0 dan sebagian solid (berisi massa padat)
- Bisa massa fungsional sehingga menyebabkan hipertiroidism
Mikroskopis:
- Folikel tiroid besar bervariasi
- Terjadi akumulasi massa koloid
- Mengalami distensi, selnya menjadi kuboid pipih.
- Interfolikuler jadi tergencet dan tipis
- Jika ditemukan pada hyperplasia, ada epitel yang lebih dari 1 lapis.
5. Adenoma folikulare
Makroskopis:
- Berbatas tegas dengan yang nomal
- Berkapsul (putih)
- Solid, kenyal
- Bisa terjadi perubahan ganas menjadi carcinoma yang tumbuh di dalam adenoma sehingga diagnosisnya berubah menjadi adenocarsinoma.
Mikroskopis:
- Tidak sampai terjadi invasi ke kapsul (jika ditemukan berarti sudah masuk carcinoma)
6. Carsinoma
- Invasif
- Batas tidak jelas
- Menyebar
- Multifokal
- Jika dibelah : kistik
Mikroskopis:
- Terdapat tonjolan papiler
- Bentuk mengikuti papilernya
- Terdapat invasi sel-sel tumor ke pembuluh darah atau kapsul
7. Carsinoma anaplastik
Mikroskopis:
- Paling ganas
- Bentuk sudah sangat jauh dari normal
C. PARATIROID
1. Adenoma
- Terjadi pembentukan kista
- Mengalami perubahan mukoid
2. Hiperplasia
- Sistemik
- Membesar di keempat kelenjar. Jika hanya 1 atau 2 saja termasuk neoplastik
Maksroskopis:
- Tidak berbatas tegaa, menembus paratiroid normal
- Konsistensi lebih rapuh
3. Karsinoma
- Invasi menembus secara vertical
D. ADRENAL
1. Atrofi
Karena diuse adrenal sehingga adrenal mengecil. Ini terjadi pada pemberian kortikosteoid yang lama sehingga adrenal tidak bekerja untuk memproduksi kortikosteroid.
2. Hipertrofi
- Bisa menimbulkan hiperadrenalisme
- Ada defek enzymatic
- Terlihat korteknya
3. Waterhouse-Friderichsen Syndrome
- Terjadi perdarahan spontan dari kelenjar adrenal
- Sering terjadi pada anak-anak karena daya tahan tubuh masih lemah
- Jika kortek rusak, terjadi disfungsi adrenal.
4. Tuberkulosis adrenal
- Bisa menyebar ke lien, ginjal
- Terbentuk struktur tuberkel
5. Adrenal adenoma
- Ada sedikit pleimortik : bermacam-macam bentuk
- Kapsul masih bagus
6. Carsinoma
7. Pheochomocytoma
- Dari kortek
- Berubah warna dari putih menjadi coklat
8. Neuroblastoma adrenal
- Tumor embrional
- Menyerang pada anak yang tidak lebih dari 3 tahun dan disertai dengan hipertensi.
E. PINEAL
Pineocytoma
Sel berjajar seperti bunga mawar.
No comments:
Post a Comment