Follow Us @soratemplates

Friday 19 February 2010

Fisiologi Hormon

Oleh dr. Andhi Yusuph

Silakan download di link berikut Fisiologi Hormon

Dalam tubuh kita, ada 2 sistem pengaturan tubuh:

1. Sistem saraf

2. Sistem hormonal

Yang membedakan antara sistem saraf dengan hormonal yaitu pada omset dan waktunya. Pada sistem saraf, cepat bereaksi dan cepat berakhir pula. Sedangkan pada sistem hormonal, omsetnya lama dan lambat.


Sistem saraf dan hormonal memiliki interaksi timbal balik yang berfungsi dalam menjaga keseimbangan homeostatis tubuh.

Homeostatis merupakan suatu kemampuan tubuh untuk menjaga keadaan tetap kostan atau stabil. Misal tubuh mengalami rangsangan, maka tubuh akan menjaga agar rangsangan tersebut tidak sampai menyebabkan individu jatuh sakit. Sehingga tubuh mengalami proses utuk mempertahankan kondisi normal.

Contoh: pada orang kurang iodium, dapat menyebabkan hypothyroid. Maka tubuh akan berusaha mengeluarkan TSH untuk merangsang sintetis tyroid. Karena iodium kurang, akibatnya terjadi gondok.


Tipe komunikasi sel melalui

1. Gap junction

Hubungan sel melalui suatu saluran yang bisa dilewati oleh substansi tertentu.

2. Direct communication

3. Chemical (autokrin, parakrin, dll)


Perbedaan endokrin dan eksokrin yaitu pada endokrin tidak terdapat daluran ekskresi sehingga langsung menuju pembuluh darah atau limfa. Sedangkan untuk eksokrin memiliki saluran tersendiri.

Endokrin : hormone yang dikeluarkan dan memperngaruhi target melalui sistem sirkulasi darah

Neurokrin : hormone yang dikeluarkan lewat sinap-sinaps saraf

Parakrin : mempengaruhi sel-sel tetangganya

Intrakrin : hormone yang bekerja di dalam sel itu sendiri


1 kelenjar endokrin bisa menghasilkan lebih dari 1 hormon

Misal : kelenjar adrenal (menghasilkan epinefrin pada medulla dan mirelokortikod, glikortikoid di kortek)

1 hormon bisa dihasilkan oleh lebih dari 1 kelenjar

Misal : androgen / testosterone (dihasilkan di korteks adrenal dan testes).

1 hormon dapat bekerja pada lebih dari 1 target

1 target bisa dipengaruhi oleh lebih dari 1 hormon

Misal : saliva (dipengaruhi oleh insulin dan glucagon)


Klasifikasi hormone

1. Berdasarkan aktifitas hormone (setempat, umum)

2. Berdasarkan kelarutan pada air (water soluble, lipid soluble)

3. Berdasarkan struktur kimia

(steroid, peptide, derivate asam amino tiroid, protein)


Pengaturan produksi hormone

1. Umpan balik negative

Berusaha agar kejadian ini tidak berlanjut terus (agar tetap stabil). Berlaku di hampir semua sistem tubuh. (Jika produk sudah berlebihan, berusaha untuk menghentikan).

2. Umpan balik positif

Terdapat pada 4 sistem:

a. Proses penghantaran impuls saraf

b. Proses pembekuan darah

c. Proses partes (persalinan)

d. Proses ovulasi


Proses umpan balik

Hypothalamus – menghasilkan RH – menuju adenohypofisis – menghasilkan SH – menuju target gland – menghasilkan hormone

Jika hormone yang dihasilkan sudah banyak, target gland – hormone – ke hypothalamus dan atau adenohypohisis untuk menghambat produksi RH atau SH.

Jika hormone yang dihasilkan kurang, target gland akan merangsang hypothalamus untuk menghasilkan RH.


Contoh pada proses ovulasi

LH dan FSH diproduksi – berikatan dengan estrogen – estrogen memberi umpak balik positif – LH meningkat – tidak terjadi umpan balik negatif – terjadi lonjakan LH – terjadi ovulasi.

Jika tidak sampai terjadi lonjakan LH maka tidak terjadi ovulasi (siklus anovulatoa).

Jika umpan balik terganggu, dapat menyebabkan terjadi akromegali atau gigantisme.


Mekanisme kerja hormone

Hanya berkerja pada sel-sel tertentu. Hal ini dikarenakan sel itu punya reseptor yang khusus.

Homone – berikatan dengan reseptor – ATP diubah menjadi cAMP – cAMP menginduksi sel (sebagai second messenger)


Reseptor terletak pada

- Untuk water soluble : pada membrane sel

- Untuk lipid soluble : pada sitoplasma atau inti sel

Pada water soluble, reseptor berada di membrane karena membrane sel tersusun oleh lipid bilayer sehingga tidak memungkinkan untuk menembus membrane dan berikatan dengan reseptor yang berada di sitoplasma atau nucleus. Pada water soluble membutuhkan sistem second messenger untuk bisa menginduksi di dalam sel.

Waktu / lama kerja hormone berbeda-beda. Ada yang cepat (epinefrin), ada yang lambat (tiroid, dll)

Pengaturan jumlah reseptor juga berbeda-beda. Kadang bisa naik, kadang bisa turun.

3 comments:

  1. Makasih infonya,, tapi koq cursonnya yg bentuk kupu2 menyulitkan untuk membca blog ini seutuhnya,, hehehe ^_^

    ReplyDelete
  2. Wah, mohon maaf jika mengganggu. Terima kasih atas masukannya. Terima kasih juga sudah berkunjung.. :)

    ReplyDelete
  3. nice info

    bagus sudah ada referensinya

    ReplyDelete