Follow Us @soratemplates

Sunday, 24 November 2019

Membersihkan Dapur (Bagian 2)

22:23 0 Comments


Bismillahirrahmanirrahim...

Minggu ini melanjutkan kembali berbenah edisi dapur. Di minggu ini fokus pada kulkas, pantry, dan meja makan. Sayangnya minggu ini saya kurang maksimal, beberapa spot belum selesai saya bersihkan. Insya Allah jadi PR saya untuk minggu-minggu depan.

1. Benahi kulkas dan pantry Anda (lokasi penyimpan makanan yang tidak menggunakan kulkas) kemudian cek berapa kebutuhan harian atau konversi kedalam kebutuhan pekanan dan bulanan. Evaluasi apakah sudah sesuai dengan anggaran. Evaluasi juga apakah ada foodwaste di dapur (minimal 3 hari peninjauan) dan tentukan langkah apakah ke depan membuat perencanaan terhadap belanja bahan makanan (food preparation) ataukah tidak. Berikan alasannya.

Poin ini sulit saya kerjakan. Berhubung tinggal dengan mertua, urusan belanja makanan beserta urusan menu makan masih menjadi wewenang mertua. Terkait anggaran pun saya tak ikut ambil bagian. Sebenarnya jika dievaluasi, ada food waste yang bisa dicegah. Namun saya pribadi masih sungkan untuk melakukan tindakan. Sejauh ini kami sebatas membersihkan, dan memang jika ada bahan masakan yang sudah tidak layak maka langsung alih fungsi jadi pakan ayam.

Untuk food prep pun masih sulit dilakukan. Pertama karena belanja sayur dll dilakukan mertua. Otomatis beliau juga yang meletakkan di kulkas dan pantry. Jika dipindah, khawatir menyulitkan beliau saat mencari. Pernah pula mencoba untuk ditata, tapi kembali lagi berantakan dan asal taruh.

Mungkin solusinya adalah saya yang harus meluangkan waktu lebih sering untuk membersihkan dan menata. Sekalipun tidak ala-ala foodprep, setidaknya tetap bersih dan tidak terlalu berantakan. Insya Allah

Di minggu ini saya hanya berhasil merapikan pantry dan meja makan. Untuk kulkas baru separuh bagian. Pun dengan pantry tempat bahan masakan kering belum sempat untuk dibersihkan.


Ini adalah meja makan yang memang langsung bersebelahan dengan pantry makanan. Meja makan diusahakan selalu kosong karena lauk dll dimasukkan ke etalase kaca paling bawah. Di rak atasnya untuk tempat makanan camilan dan minuman-minuman sachet. Untuk minuman dengan ukuran botol tinggi seperti sirup dan madu ditempatkan di paling bawah. Begitu juga susu untuk anak-anak ditaruh di paling bawah agar lebih praktis karena berkali-kali dibutuhkan dalam sehari.

2. Tulis kebiasaan baik terkait berbenah rutin dapur yang akan Anda lakukan (Harian, Mingguan, Bulanan).

Untuk berbenah dapur harian minimal adalah menyapu, mengelap/mengepel, dan merapikan area cuci piring. Terkait membuang sampah dan menyortir sampah organik/anorganik untuk bahan pakan ayam biasanya dilakukan oleh mertua.

Untuk berbenah mingguan insya Allah menyortir bahan masakan dan makanan untuk meminimilasasi food waste. Area yang difokuskan adalah pantry makanan matang, rak bumbu, dan kulkas.

Untuk berbenah bulanan insya Allah melakukan deep cleaning kulkas dengan mencuci dan membersihkan semua bagian-bagian kulkas, serta merapikan pantry bahan makanan mentah/kering sambil mengecek masa kadaluarsa.

Sunday, 17 November 2019

Menata Dapur (Bagian 1)

21:51 0 Comments


Bismillah ....

Dua minggu ini tema berbenah adalah menata dapur. Untuk minggu ini fokus pada peralatan masak, meja kerja, dan peralatan makan. Meskipun saya tak terlalu banyak decluttering di zona ini karena 90% barang di dapur adalah milik mertua, alhamdulillah dengan sedikit sentuhan dapur pun tampak sedikit lebih rapi daripada biasanya.

Proses Decluttering
1. Apakah Anda membuat sub-kategori di setiap kategori dapur Anda? jelaskan alasannya (jika iya kenapa, jika tidak juga kenapa. untuk memudahkan cek materi halaman 4)

Di kesempatan ini saya justru membuat kategori untuk barang-barang dapur yang semula tampak tidak berkategori. Panci saya dekatkan dengan panci, dst. Sendok sayur saya gabung dengan sendok sayur, sotil saya gabung dengan sotil, begitu pula penjepit, pisau. Tutup panci yang semula menumpuk, saya letakkan di keranjang bersama tutup panci lainnya.

Begitu pula dengan alat makan. Piring beling saya gabung dengan yang beling. Piring melamin bersama melamin, dst. Sendok dan garpu juga diletakkan di tempatnya sendiri-sendiri agar lebih mudah untuk mencari.

2. Cek menu keseharian Anda, bagaimana pola makan Anda dan keluarga? Apakah barang di dapur sudah memenuhi atau justru berlebihan? bisa Anda ceritakan barang apa saja yang sering digunakan dan tidak atau belum sama sekali digunakan.

Sejujurnya barang di dapur termasuk berlebihan. Ukuran alat masak sangat bervariasi dari yang mungil sampai sangat besar. Panci dan wajan big size misalnya. Jarang sekali digunakan, mungkin hanya saat Idul Adha. Tetapi karena repot jika diletakkan di gudang, terpaksa masih menggantung di dapur.

Namun karena barang-barang tersebut bukan milik saya, lagi-lagi wewenang saya hanya menata. Selebihnya sesuai kebutuhan mertua jika sewaktu-waktu memang masih memakai barang tersebut.

3. Jika barang Anda berlebih-atau merasa overwhelmed, bisa ceritakan proses mengurangi perlengkapan dapur Anda. Dalam hal ini bisa Anda kaitkan dengan prinsip RASA (termasuk keputusan memilah sampah dapur).

Dari proses berbenah kemarin, saya hanya memilah barang yang sudah rusak saja. Barang-barang yang sudah tidak layak pakai kami sisihkan dan akan kami serahkan ke bank sampah. Di sini berkaitan dengan prinsip rasa khususnya poin sehat dan bersih, serta aman dan nyaman.

Untuk pengolahan sampah, kami terbiasa membuang sisa makanan atau bahan organik di wadah khusus. Sampah ini biasanya digunakan untuk makan ayam. Di sini selaras dengan prinsip alami dan berkelanjutan.


Proses Organizing
1. Pastikan barang hasil decluttering yg telah disingkirkan (tidak disimpan), tetap disisihkan khusus pada sebuah tempat/kantong/box utk donasi/jual/upcycle (buat batasan waktu kemana dan kapan melaksanakannya).

Barang yang sudah disisihkan sementara ini disimpan di tas kresek besar di gudang. Rencananya menunggu berbenah minggu depan di tema dapur berikutnya. Sampah-sampah yang dikumpulkan ini akan kami salurkan ke bank sampah paling lambat dalam bulan ini.

2. Tata barang dapur sesuai dengan materi atau gaya penataan Anda sendiri, usahakan sudah fix kemudian cek apakah sudah sesuai dengan prinsip RASA.

Untuk gaya penataan alat masak, kami menggantung peralatan masak di dinding dekat kompor. Penataan dengan gaya ini cenderung lebih rapi dan teratur dibandingkan jika ditumpuk karena ketika akan memakai langsung terlihat alat mana yang akan digunakan tanpa perlu mengangkat beberapa alat masak yang ditumpuk.


Untuk meja kerja sebenarnya tidak mutlak memakai meja kerja karena proses memasak cenderung justru dilakukan sambil duduk di lantai. Meja kerja digunakan untuk memasak yang singkat seperti ketika tinggal menggoreng tahu tempe, dst. Di space ini ditaruh toples-toples bumbu dengan maksud untuk memudahkan mengambil saat proses memasak.


Untuk alat makan, saya menyusunnya berdasarkan fungsi, bahan, dan menyesuaikan ukuran. Rak gelas ada di bagian atas bersama cangkir-cangkir karena menyesuaikan tipe almari.
Piring dan mangkok beling diletakkan di sini pula, sedangkan piring melamin dan seng ditaruh di rak bawahnya. Penataan ini mempertimbangkan prinsip aman dan nyaman karena anak kecil tidak bisa menjangkau piring, mangkok, dan gelas yang berbahan beling atau kaca di rak atas.



Kurang lebih hanya itu yang saya lakukan di sesi ini. Masih ada minggu depan untuk kembali mengoptimalkan dapur secara keseluruhan. Meskipun hanya sedikit mudah-mudahan bisa memberi dampak positif untuk keluarga sehingga memiliki habit rapi yang berkelanjutan hingga ke depannya. Aamiin...

Sunday, 10 November 2019

Beberes Buku

23:04 0 Comments


Alhamdulillah masuk pekan berikutnya yaitu beberes buku. Apa saja itu?


Proses Decluttering
1. Apakah Anda membuat sub-kategori terhadap buku yang dideclutter? (misalnya : buku favorit, literatur, pekerjaan, anak, resep, dll. Silahkan jelaskan alasannya mengapa iya dan jika tidak juga kenapa)

Ya, saya membuat subkategori buku yang saya miliki. Buku kedokteran, bisnis, properti, parenting, marriage, agama, psikologi populer, buku anak, dan buku karya saya sendiri. Saya membuat kategori ini untuk memudahkan dalam mencari buku ketika dibutuhkan. Buku-buku dengan kategori yang sama saya susun menjadi satu sehingga memudahkan ketika hendak mengambil dan mengembalikan.

2. Cek buku-buku Anda apakah sudah memiliki tempat? (jika overwhelm, bagaimana cara Anda menyiasatinya. dan jika sudah sedikit sekali, tengoklah buku digital Anda-jika ada)

Sebelumnya ada yang belum memiliki tempat karena space terbatas sedangkan buku melebihi kapasitas. Solusinya adalah dengan decluttering buku tiap kategori.
Untuk buku digital tidak banyak saya miliki. Beberapa yang penting sudah tersimpan di laptop.

3. Kurangi jumlahnya jika berlebih (ceritakan proses decluttering pada proses berbenah buku Anda, kemudian kaitkan dengan prinsip RASA)

Saya memilah lagi untuk tiap kategori, buku mana yang kira-kira masih akan saya butuhkan dalam waktu yang akan datang. Untuk buku-buku yang saya sudah merasa cukup membacanya dan tidak terbersit untuk membukanya lagi maka saya sisihkan.


Proses Organizing
1. Bagaimana corak/style Anda dalam menyimpan buku? (boleh sesuai materi ataupun mix sesuai selera Anda) kemudian cek berdasar prinsip RASA.

Sesuai prinsip rapi dan teratur, sebagian besar buku saya simpan dengan cara vertikal. Namun ada buku yang terpaksa disimpan secara horisontal karena keterbatasan tempat.




Terkait prinsip aman dan nyaman, saya meletakkan buku yang masih dalam prosea baca dan alquran di atas lemari. Hal ini dikarenakan ketika ditaruh di meja mulai terjangkau oleh anak yang baru satu tahun dan disobek-sobek.


Terkait prinsip sehat dan bersih, saya membatasi buku dalam proses yang ada di atas lemari hanya 2 buku agar tidak terlalu banyak buku yang menumpuk. Buku yang sudah selesai dibaca saya kembalikan ke almari kaca dan ditutup rapat. Tujuannya agar mengurangi debu yang masuk dan menempel di buku.

Untuk prinsip alami masih belum saya terapkan karena kurang paham. Sejauh ini saya membersihkan buku hanya dengan mengelap atau dengan kemoceng saja.

Untuk berkelanjutan, saya memilih tema-tema buku yang masih relevan untuk dibaca di kemudian hari.

2. Tulis kebiasaan baik terkait buku-buku yang Anda simpan tersebut.

Prinsip yang saya pakai beberapa bulan terakhir ini adalah fokus pada satu buku. Artinya saya hanya menaruh 1 buku dalam proses baca di kamar. Saya fokus menyelesaikannya untuk dibaca. Begitu selesai, saya kembalikan ke almari kaca.

Saat berbenah kemarin, saya menyadari bahwa ada beberapa buku yang belum saya baca hingga selesai dan menumpuk di kamar. Setelah saya pertimbangkan ternyata saya kurang tertarik dengan bahasan buku sehingga wajar jika saya tidak menyelesaikan. Untuk buku-buku ini langsung saya decluttering saja.

3. Tulis berapa % buku yg sudah dibaca dari total buku yg Anda simpan (indikator selesai baca : sudah selesai membaca cermat semua halaman cover to cover).

Setelah proses decluttering, kurang lebih hanya 10% buku yang belum benar-benar selesai saya baca. Biasanya tipe buku kitab-kitab seperti tafsir quran, ensiklopedia hari kiamat, buku kedokteran yang tebal-tebal, dll. Buku ini semacam kamus yang dibuka jika dibutuhkan dan dibaca pun sesuai tema atau sub bab tertentu yang sedang ingin diketahui. Beluk terpikirkan untuk benar-benar menyelesaikan dari awal hingga akhir.

Sedangkan untuk buku-buku 'ringan', hanya 4 buku milik saya pribadi yang masih tersegel rapi. Beberapa buku milik suami ada yang belum terbaca dan saya pun agaknya tertarik untuk ikut membaca, namun dalam hal ini tidak saya masukkan sebagai daftar prosentase buku yang menjadi tanggung jawab saya untuk membaca.

Sunday, 3 November 2019

Berbenah Pakaian

22:36 0 Comments


Selamaaat  Anda sudah memasuki tahap berbenah (PRAKTIK) kategori pertama di klaster pertama kita : pakaian.

Fyuh, akhirnya yang ditunggu-tunggu mulai juga. Tantangan pertama adalah pakaian dan ini termasuk zona paling saya tunggu-tunggu.

Yuk, ceritakan 2 tahapan proses berbenah Anda pada kategori pakaian ini, meliputi :

*Proses Decluttering*
1. Apakah Anda membuat sub-kategori pakaian yg Anda gunakan sehari-hari & hari khusus? jelaskan alasannya (jika iya kenapa dan sebutkan jenis subkategori yang dibuat, jika tidak juga kenapa).

Ya, dari dulu saya punya kategori pakaian-pakaian ini. Mulai dari pakaian di rumah, gamis keluar rumah sehari-hari, dan gamis pesta. Termasuk kategori pakaian lain seperti kerudung kain, kerudung langsung pakai, dalaman kerudung, pakaian dalam, kaos kaki, sarung tangan, mukena, jaket. Ada juga kategori yang disisihkan untuk saat ini seperti rok dan kemeja.

Begitu pula untuk baju suami dan anak. Ada kategori baju rumah dan pergi, celana rumah dan pergi, kemeja dan baju koko, pakaian dalam, dan asesoris.
Dengan membuat kategori ini memudahkan untuk mencari pakaian sesuai keperluan. Di samping itu baju ditumpuk sesuai kategori sehingga tidak terlalu tinggi dan terlihat lebih rapi.

2. Cek sepatu, tas, dan aksesoris Anda. Apakah semuanya sudah memiliki tempat? (jika belum, bagaimana cara Anda menyiasatinya)

Awalnya sepatu ditaruh di semacam rak bawah meja besar. Alhamdulillah di minggu ini sudah terealisasi membeli rak sepatu dan menatanya di situ.



Untuk tas yang sering dipakai sehari-hari biasanya digantung di semacam gantungan belakang pintu. Yang masih menjadi tantangan adalah tas-tas besar yang biasa dipakai bepergian. Untuk saat ini ditaruh di salah satu space kosong dengan sistem tas kecil di dalam tas besar.

Untuk aksesoris yang lain adalah topi suami dan anak-anak. Solusinya dengan digantung di dinding dengan gantungan baju.

3. Kurangi jumlahnya jika berlebih (ceritakan proses mengurangi/tidak perlu mengurangi pakaian Anda disini kaitkan dengan prinsip RASA)

Saat menata sesuai barang-barangnya ini ternyata baru sadar bahwa terlalu banyak barang di kategori tertentu. Padahal yang sering dipakai hanya itu-itu saja. Solusinya di sini saya memakao metode 90/90 yaitu apakah benda ini dipakai 90 hari kemarin dan akan dipakai 90 hari kemudian. Jika ternyata tidak, saya menangguhkan barang tersebut.

Barang-barang ini ada yang otomatis didonasikan, tapi ada pula yang masih mengandung rasa sayang karena nilainya yang tinggi. Solusinya barang ini akan saya jual. Beberapa barang yang kemungkinan masih dipakai di acara insodental (seperti seragam keluarga besar, rok dan kemerja) masih saya simpan di kotak terpisah untuk mengantisipasi kalau-kalau di lain waktu tiba-tiba harus dikenakan.

Untuk barang yang masih saya simpan akan saya lakukan sistem rotasi sehingga barang-barang yang masih terpilih itu benar-benar memberi manfaat dan tidak terkesan hanya itu-itu saja yang dipakai.

*Proses Organizing*
1. Pastikan pakaian hasil decluttering yg telah disingkirkan (tidak disimpan), tetap dilipat dg baik, disisihkan utk donasi/jual/upcycle (buat batasan waktu kemana dan kapan melaksanakannya).

Pakaian hasil decluttering saya lipat dan saya masukkan trash bag. Ada kategori donasi yang seharusnya langsung didonasikan. Namun karena terbentur acara keluarga, maksimal saya menargetkan donasi di akhir tahun nanti.

Untuk kategori jual maksimal bulan ini sudah mulai promosi. Jikalau hingga akhir tahun tetap tidak terjual, akan saya ikhlaskan untuk ikut didonasikan.

Begitu pula dengan pakaian kategori upcycle. Saya rencanakan hingga bulan ini untuk mulai berkarya. Tapi jika ternyata tidak sempat maka langsung saya donasikan semua.

2. Lipat dan tata didalam lemari yg sudah disediakan, usahakan sudah fix. jika ada yg di luar lemari, kurangi hingga pas. Ceritakan gaya lipatan Anda dan bagaimana Anda menata serta menyesuaikan dengan prinsip RASA.

Insya Allah untuk pakaian yang masih dalam lemari sudah fix adalah pakaian yang memang benar-benar selalu dipakai. Berhubung lemari yang saya miliki bergaya konvensional, maka tenik melipat saya adalah dengan ditumpuk ke atas. Namun tips untuk menjaga kerapian saya berlakukan di sini dengan tidak menumpuk terlalu tinggi, artinya prinsip lagom ditentukan di sini.

Untuk barang-barang ukuran kecil saya lipat dan susun dengan metode berjajar. Hal ini dikarenakan untuk memanfaatkan space kosong di masing-masing baris sehingga tetap bermanfaat untuk menyimpan.