Follow Us @soratemplates

Sunday, 16 May 2010

Aku Ingin Memberontak

18:19 0 Comments

Hidup tidak akan pernah berubah jika tidak terjadi pemberontakan. Jika hanya mengikuti arus, menjadi orang yang lurus-lurus, semua akan sama. Tak akan ada riak, apalagi berharap gelombang ombak yang menggulung. Banyak yang bilang, kita harus berubah!Saya bertanya, bagaimana akan berubah jika tak ada pemberontakan?

Lihat saja orang-orang berpengaruh yang pernah ada. Lihat Soekarno Hatta. Mereka pemberontak. Pemberontak dari penjajahan Jepang dan berkat pemberontakannya Indonesia berubah menjadi merdeka. Lihat pula tokoh-tokoh reformasi yang dengan pemberontakannya Indonesia dapat lepas dari rezim Orde Baru. Masih ingin menyangkal bahwa kita harus memberontak? Kalau begitu, lihat saja Rasulullah Muhammad SAW. Bukankah beliau pemberontak sejati? Pemberontak pada masa Jahiliyah dengan tidak mengikuti arus kaumnya dan memilih berkhalwat, menyendiri di gua Hira'. Bukankah itu bentuk pemberontakan? Dampaknya, kita bisa merasakan perubahan jahiliyah yang tergantikan dengan manisnya Islam.

Lantas, kenapa tak ada pemberontakan? Banyak hal menjadi sebabnya, tapi yang utama adalah nyali. Tak semua orang punya nyali untuk memberontak dan itu berarti tidak semua orang bisa membuat perubahan. Jelas sudah. Bukankah memang banyak orang yang cenderung suka mengekor. Menganggap lebih baik mengikuti apa yang sudah ada agar tidak dipandang beda lalu terasing hingga terbuang. Hei, rasanya saya pun ingin mengatakan "saya ingin menjadi asing". Terlepas dari manusia adalah makhluk sosial yang tak bisa hidup sendiri, terkadang kita masih takut dengan bayang-bayang keterasingan. Padahal untuk apa takut asing. Harusnya bersyukurlah orang-orang yang asing. Tidakkah ingat dengan hal ini "Islam berasal dari suatu hal yang asing dan kelak akan kembali menjadi asing. Berbahagialah orang-orang yang asing karena mereka adalah orang-orang yang benar."

Jadi, jika kamu ingin mengubah dunia, berontaklah. Jika kamu tak sanggup, tanyakan pada nyalimu. Bisakah dunia berubah dengan nyali ciutmu?


Terinspirasi dari film Gie...

Saturday, 15 May 2010

Belajar dari Film

11:21 0 Comments
Saya bukanlah pecinta film, bukan orang yang up date film terbaru dan tergila-gila mengejar film tertentu. Bukan, tapi saya penikmat film. Meskipun hanya beberapa film saja yang pernah saya lihat, saya menikmatinya dan saya mengambil banyak pelajaran dari sana. Itulah yang terjadi pada saya beberapa hari yang lalu. Ketika banyak orang membicarakan sebuah film yang kata mereka bagus, saya masih belum cukup mengerti. Tapi begitu saya melihat sepenggal saja, saya menyadari bahwa film ini layak dilihat dan layak dijadikan inspirasi. Yap, apalagi kalau bukan 3 idiots!
Ada banyak hal yang saya pelajari dari film ini. Secara terselip, sang tokoh memberikan begitu banyak makna.

Hidup adalah kompetesi. Ya, begitu. Bahkan agar kita bisa lahir pun dibutuhkan kompetesi dari sperma untuk bisa menembus ovum. Jika kalah akan mati dan kompetisi berakhir.
Saya sepakat. Bukankah memang begitu kehidupan yang sesungguhnya? Apa ada hidup yang enak dan nyaman tanpa ada kompetisi? Tidak. Untuk bisa kuliah, harus melewati kompetisi dulu. Untuk mendapat uang dari bekerja, butuh kompetisi dulu. Pun untuk menggapai surga, butuh kompetisi terlebih dahulu. Bukankah ada hadits yang mengatakan berlomba-lombalah dalam kebaikan. Ya! Betapa ini menguatkan bahwa kita memang harus berkompetisi.

Memahami sebuah ilmu. Ilmu tak cukup sekedar dihafalkan, namun ilmu haruslah dipahami. Mengapa? Karena otak kita terbatas. Kita ditakdirkan untuk lupa, maka apa gunanya jika kita hanya menghafal dan tidak paham sama sekali toh akhirnya kita akan lupa. Jadi, pahamilah. Ketika kita paham dengan sebuah ilmu, ilmu akan lebih melekat. Kita pun akan bisa menjelaskannya dengan bahasa yang lebih sederhana. Bukankah itu membantu orang lain untuk lebih memahami ilmu juga? Begitu seharusnya agar ilmu itu menjadi ilmu yang bermanfaat dan menjadi bekal kelak di akherat.

Jangan belajar untuk sukses. Belajarlah untuk membesarkan jiwa, menjadi orang besar. Hm..., rasanya ini berhubungan dengan kata kemarin 'jangan berusaha menjadi orang sukses, tapi berusaha menjadi orang bernilai.' Ya, memang begitu karena sukses itu hanya menyertai. So, orientasinya janganlah sukses, tapi proses belajar itu sendiri.
Ketika kita belajar, nikmatilah proses belajar itu plus nikmatilah keindahan ilmu itu. Dengan begitu, belajar akan menjadi lebih indah dan tak memberikan sebuah beban dan tekanan. Tapi ketika belajar itu ditujukan untuk menjadi sukses, otak dan hati akan terpacu untuk mengejar kesuksesan itu. Proses menjadi kurang terasa nikmat, dan keindahan ilmu pun tidak teresapi. Dampaknya, ilmu tak masuk, sukses bisa jadi justru makin menjauh.
Ketika belajar hanya untuk sukses, yang terbayang adalah nilai excellent. Dampaknya, bisa jadi muncul sejuta cara ilegal untuk mewujudkannya. Untuk apa menjadi rangking satu dengan metode seperti itu. Yang dibutuhkan di luar sana adalah 'manusia-manusia' yang menguasai dan menikmatinya ilmunya, dan bukan 'mesin-mesin' yang tertekan dengan kekakuan hafalan ilmunya. So, nikmatilah ilmu.


Jalani hidupmu seperti apa yang kau mau. Takdir memang sudah ditentukan tapi mau jadi apa kita tergantung usaha kita. Tak jarang orang tua berharap kita menjadi orang yang seperti apa, berprofesi apa, berpangkat apa, namun tetap saja ini adalah hidup kita dan kita lah yang berhak untuk menentukannya. Jangan anggap ini suatu hal yang salah dan menjadi sebuah bentuk kedurhakaan. Orang tua tetaplah diperlukan, dalam arti untuk memberikan restu. Ya, karena restu orang tua adalah restu Allah. Tapi, apa yang kita inginkan tentulah kita yang lebih tahu dan kita wajib mengejar itu. Mengapa? Karena ketika melakukan sesuatu yang kita inginkan, kita idam-idamkan, kita cintai, atau kita kuasai, segalanya akan terasa lebih indah. Proses akan menjadi lebih mudah dan secara tidak langsung kesuksesan pun makin di depan mata.

Satu pesan di akhir film "Berpikirlah efisien, maka kesuksesan ada di belakangmu"
Mari Belajar...

Thursday, 13 May 2010

Hidup Itu Konsekuensi

14:25 0 Comments
Terinspirasi dari sebuh posting yang tak sengaja dibaca di sebuah blog. Judulnya dilema hati dokter muda vs ibu muda. Penulisnya seorang akhwat yang telah dikaruniai 2 orang anak dan sekarang tengah menjalani proses untuk memperoleh gelar dokter plus ditambah tanggung jawab mempersiapkan kelahiran anak ketiganya. Saya trenyuh membacanya. Melihat perjuangan beliau bagaimana untuk tetap fokus belajar dan hati beliau yang begitu merindukan anak dan suaminya. Subhanallah... Saya melihat perjuangan beliau sebagai sebuah konsekuensi dan saya mengacungkan jempol pada beliau atas keteguhannya untuk menghadapi semua konsekuensi.

Ya, hidup memang sebuah konsekuensi. Kamu hidup, maka kamu harus menjalankan konsekuensinya. Apa? Beribadah pada Allah tentunya. Karena Allah menciptakan jin dan manusia hanyalah untuk beribadah kepada-Nya. Kamu lapar, maka kamu harus mengeluarkan usaha untuk mendapat makanan. Apapun usahanya. Meskipun dengan cara meminta-minta, tapi tetap dianggap sebagai sebuah usaha untuk memenuhi konsekuensi perut yang lapar. Begitu seterusnya, tak ada henti-hentinya.

Namun terkadang manusia serasa ingin lari dari konsekuensi. Wajar, manusia memang serasa ingin menang sendiri, semaunya sendiri. Seperti akhir-akhir ini, saya belajar begitu banyak konsekuensi.

Kampus sedang sibuk dengan beberapa acara besar. Angkatan sedang disibukkan dengan Porsanti, semacam pertandingan dan perlombaan antar-angkatan dan antar-jurusan. BEM sedang disibukkan dengan persiapat try out SNMPTN. SKI pun tak mau kalah sibuk dengan membuat seminar. Repot? Ya. Banyak yang ribut ke sana ke mari. Sebenarnya saya hanya mengamati, namun justru dari mengamati itulah saya memaknai konsekuensi.

Seperti hari ini. Libur satu hari tapi besok pagi ada pretest yang bahannya cukup banyak. Kebetulan, SKI akan mengadakan outbond. Do you know? Dari sekitar 100 orang pengurus SKI, tampaknya tak ada 50 orang yang berniat untuk bergabung. Alasannya? Ingin belajar untuk pretest besok pagi. Seorang teman yang memang diberi tanggng jawab untuk mendata pengurus sedikit kecewa. Katanya, "Mana loyalitasnya? Ini konsekuensi."

Saya sependapat. Ketika kita berani mengambil risiko untuk terjun dalam sebuah organisasi, berarti berani pula untuk menanggung sebuah konsekuensi, salah satunya acara-acara wajib yang menuntut loyalitas anggota. Begitu pun ketika kita berani mengambil risiko kuliah di kedokteran, berarti kita harus berani pula menanggung konsekuensi belajar berbagai materi dalam waktu bagaimanapun. Begitu seterusnya...

Sebenarnya tak akan ada alasan bagi seseorang yang sudah benar-benar memahami pilihan dalam hidupnya. Seperti seorang kawan yang super aktif tadi, walaupun ribut dengan BEM-nya, ruwet dengan seminarnya, tetap merasa ringan untuk menghadiri acara SKI. Untuk belajar? Ada alokasi waktu sendiri.

Terkadang kuping sering terasa gatal jika ada orang yang diberi tugas lalu berkata, "Jangan aku. Besok aku ada acara.", atau "Aku ga mau ikut, harus belajar untuk pretest besok". Rasanya sangat ironi karena orang lain yang juga berprofesi yang sama dengannya dengan tugas yang sama dan konsekuensi yang sama juga bisa untuk melakukannya. Kalau begitu, kenapa dulu menyatakan diri dan bersumpah setia sebagai anggota?

Hm..., jawabnya kembali kepada menejemen diri dan menejemen waktu. Itu untuk yang sudah terlanjur terikat pada suatu hal yang menuntut konsekunsi. Jika belum, pikir dulu masak-masak apakah sanggup untuk menjalani konsekuensi dari sebuah pilihan. Daripada di tengah jalan justru mati dan menjadi beban atau melukai hati orang lain. Ya, hidup itu pilihan dan setiap pilihan disertai konsekuensi.

Tuesday, 11 May 2010

Jangan Mencoba Sukses

19:18 2 Comments

Try not to become a man of success, but rather try to become a man of value
(Albert Einstein quotes)

Ya, itu hanyalah kata Albert Einstein. Boleh sepakat, boleh juga tidak. Tapi menurut saya, apa yang dikatakan Einstein di atas adalah suatu pemikiran yang patut direnungkan. Tidak untuk menjadi orang yang sukses, tapi menjadi orang yang bernilai.

Ambil saja sebuah contoh. Masih ingat dengan nama Johann Gregor Mendel? Bapak genetika yang terkenal dengan teori sifat keturunan di pelajaran SMA dulu. Menurut Anda, apakah dia sukses atau benilai?
Sedikit cerita tentang beliau yang masih saya ingat. Mendel selama bertahun-tahun melakukan percobaan dengan tanaman ercis. Dan ketika selesai, hasil penelitiannya ditolak mentah-mentah. Hingga akhirnya dia lepas tangan dari urusan keilmuan. Apakah ia patut dibilang sukses? Jika dilihat kisahnya sampai di sini, rasanya tidak. Karena ia tidak pernah mencicipi hasil jerih payahnya sampai tutup usia.

Oke. Mungkin dia tidak 'patut' dibilang sukses di masa hidupnya, tapi apakah ia bernilai? Ketika beberapa tahun setelah ia meninggal, ilmuwan lain tertarik dengan penelitiannya hingga akhirnya penelitian itu diterima. Dan jadilah ia dinobatkan sebagai bapak genetika. Masih pantaskah ia dibilang sukses? Mungkin ya, karena sejatinya ia sudah tiada. 'Sukses' yang ia peroleh timbul karena ia punya nilai. Nilai yang ia tinggalkan dalam penelitiannya, yang meskipun belum dapat dirasakan di masa ia hidup, namun dapat berpengaruh bagi orang lain setelahnya.

Itu hanya satu contoh. Banyak contoh lain yang bisa digali. Yang intinya, jadilah orang yang bernilai dan tidak semata menjadi orang yang sukses. Kesuksesan hanyalah sesuatu yang menyertai. Sukses menyertai sebuah usaha. Sukses menyertai sebuah do'a. Dan sukses menyertai sebuah nilai.

Maka, jadilah orang yang bernilai...

Sunday, 9 May 2010

Betapa Jahat Seorang Dokter

03:59 20 Comments
Cerita berawal dari sebuah perjalanan. Sebuah truk dalam keadaan terjungkir dan ringsek bagian depan. Posisinya tak wajar dan membuat seseorang berdecak kagum dengan mata berbinar. "Wah...." Lalu tanggapan berikutnya membuat tercenung.Orang lain berkata "Wajar. Dia seorang dokter. Pantas kalau melihat suatu kecelakaan dari sudut pandang ladang usahanya. Tak salah jika filosofinya begitu. Tertarik pada sebuah peristiwa yang memberinya peluang usaha."

Lain kesempatan, terdengar obrolan beberapa mahasiswa kedokteran. Seorang mahasiswa yang nilainya pas-pasan sedang dibesarkan hatinya oleh kawannya, "Sudah, tidak apa-apa. Besok belajar lebih baik lagi." Tapi mahasiswa itu menanggapi, "Oke, nggak apa-apa. Nilai jelek, biarin! Yang penting besok kalau praktik punya banyak pasien." Dan kawannya mengangguk mengiyakan.

Lain lagi seorang siswa yang hendak lulus SMA memiliki pandangan berbeda saat menentukan sekolah lanjutnya. Siswa yang fanatik dengan sekolah kedinasan berpendapat, "Lihat saja mahasiswa-mahasiswa itu. Tiap tahun kedokteran selalu saja ketat persaingannya. Tapi mana bukti lulusannya. Ketat persaingan tapi tinggi pula pengangguran. Lihat, betapa tiap jengkal rumah dibuka praktik dokter tanpa ada pasiennya."

Filosofi dokter atau mahasiswa kedokteran. Betulkah hanya semata ingin mencari pasien sebagai ladang usaha untuk mengantarnya menjadi kaya? Jika memang begitu, sungguh betapa jahat seorang dokter. Secara tidak langsung pandangannya mengatakan "Biarkan saja mereka sakit. Biar mereka datang dulu padaku dan aku akan membantu mengobatinya."

Katanya dokter itu pekerjaan mulia. Membantu orang-orang sakit untuk dapat kembali merasakan nikmatnya sehat. Tapi kemuliaan itu sedikit demi sedikit ternoda. Kualitas pelayanan berbanding lurus dengan tingginya biaya pengobatan. Lagi-lagi sedikit terbersit pemikiran, "Jika kamu kaya, kamu akan berpeluang untuk sehat. Jika kau tunjukkan kemampuan memberi uang, akan aku lakukan tindakan segera." Kalau begini, apakah masih bisa dibilang mulia.

Hm..., filosofi dokter dan kemuliaan. Adakah yang bisa memperbaikinya?

Saturday, 8 May 2010

HIV AIDS

06:19 0 Comments



Drs. Hudiono, M.Si


Virus

- partikel hidup yang sangat sederhana

- terdiri dari asam nukleat

- dibungkus oleh selubung virus yang disebut kapsid.

- bersifat tidak stabil. Di alam gampang sekali mengalami mutasi.

- bersifat obligat intraseluler artinya dia hanya dapat berkembang dan bereplikasi bila di dalam sel. (baik hewan atau manusia).

- Jika di luar sel, mudah mengalami kematian.

- hanya punya 1 macam bahan genetic. Bakteri punya 2-2nya. Mans juga punya 2-2nya. Virus hanya DNA saja atau RNA saja.

- Kalo DNA : DNA virus. Kalo yang RNA : RNA virus atau retrovirus.

- tidak punya mesin penghasil energy (mitokondria), shg utk perkembangbiakan butuh energy dari inang.

- tidak punya mekanisme biosintesis shg utk biosintesis komponen virus dengan ribosom inang.

- Virus utk dapat menginfeksi sel melalui reseptor spesifik yg ada di permukaan sel. Artinya 1 virus punya 1 reseptor. Dan tidak bisa digunakan utnuk virus lain.

- Adanya reseptor di permukaan ini menentukan tropisme virus.


Tropisme virus yaitu kekhususan. Contoh:

- Polio virus hanya menyerang sel saraf, tanpa menyerang sel soma, sel epitel.

- papiloma virus. Menyebabkan tumor pada epitel.


Perkembangan virus

Perkembangan virus terdiri dari beberapa fase

1. Attachment (pelekatan virus pada reseptor)

- Menggunakan komponen permukaan virus (reseptor).

- Permukaan virus ada tonjolan-tonjolan. Yang menonjol lebi atas gp120, yg lebih rendah gp41.

2. Fase virus masuk ke dalam sel (penetrasi)

- Lewat cara endositosis dan virofeksis.

- Endositos utk virus yg telanjang (naked virus).

- virofeksis utk virus berselubung/beramplop.

- Kalo HIV ada selubung, Selubungnya terdiri dari lipid bilayer.

3. Uncoating (penelanjangan). Pelepasan genom virus/sitoplasma.

4. Repilkasi virus.

- Tidak sama antara DNA dan RNA.

- Kalo RNA harus diubah dulu ke DNA.

- Kalo udah DNA bisa langsung ditranskrip jadi mRNA.

5. Sintesis komponen virus / protein2 virus.

6. Proses perakitan kembali / assembling. Dirakit jadi partikel virus masak

7. Eliotion (Pelepasan)

- Utk virus yg bersifat sitosidal Pelepasan diikuti dengan lisis sel.

- Yg non sitosidal, tidak pake lisis sel.

- Utk virus retrovirus, biasanya pake cara tertentu yaitu pertunasan atau budding di mana selubung virus diperoleh dari membrane sel host.

Jadi utk retrovirus masih membawa HLA.


Infeksi ada 2 bentuk

1. Infeksi litik

Infeksi yg diikuti dengan lisis sel.

2. Lisogenik

Genom virus terintegrasi ke dalam genom host dan selama perkembangan sel host, sel anakan juga membawa DNA (genom virus).

Virus yang terintergasi ini disebut provirus DNA. Bentuk infeksi litik ini menentukan adanya infeksi yang bersifat laten.


Infeksi laten : contoh herpes virus di saraf trigeminalis. Bersifat laten jadi tidak merangsang reaksi imunitas.

Pada infeksi laten, tidak disintesis oleh antigen virus di permukaan sel. Pada permukaan sel yang terinfeksi tidak dibentuk antigen virus shg tidak dikenal oleh sistem imunitas.

Biasanya infeksi virus diikuti ekspresi antigen virus yang direspon oleh CD8 dan sel NK. Sel-sel yang mengalami transformasi menjadi sel tumor karena di sel tumor juga diekspesikean antigen tumor.


Sejarah virus

Virus HIV merupakan virus HTLV (Human T limpotropik virus). Ada 2 kelompok virus penting.

  1. HIV,
  2. leukimia virus.


HIV penyebab aids.

- HIV tipe 1 dan HIV tipe 2.

- Tipe 1 distribusinya menyeluruh di sleuruh dunia.

- Kalo yang tipe 2 hanya terbatas di afrika barat.

- Indonesia???? HIV Tipe 1.


Peningkatan HIV AIDS yang tajam berhubungan dengan tingkat imunitas. Shg berkaitan dengan penyakit imun lain seperti tuberculosis. TBC tertinggi di dunia (Indonesia). Urutannya Indonesia, india, cina.

HIV virus RNA hanya berikatan dengan terutama CD 4 atau sel T helper. Tapi ada juga sel makrofag dan monosit yng mengekspresikan CD4.

Infeksi HIV menyebabkan kematian sel CD4. Shg menyebabkan orang ini kehilangan sel imunokompeten.


Sel T helper: reaksi imunitas spesifik. Artinya dalam imunitas menghasilkan imunitas kimia yang menyulut sel imunokompeten lain untuk aktif dalam waktu yang sama.

Sel mast : alergi

Makrofag : fagositosis dan eliminasi debris sel

Sel NK : lisis sel tumor dan yg terinfekisi virus


CD4 menghasilkan protein mediator (ada di cakul imunologi dasar ni…) salah satunya menyulut sel B untuk membentuk antibody dengan membentuk sitokin IL-2, IL-4, IL-6. Sel B berkembang jadi sel plasma jadi antibody. Jika sel CD4 rusak, implikasinya sensitasi sel terganggu, sintesis DNA terganggu sehingga immunodeficiency.


Seseorang dikatakan AIDS jika ada 3 bentuk infeksi

  1. Kronis
  2. Laten : ada infeksi, ga ada gejala
  3. Akut. Ditandai dg penurunan jumlah sel CD4 di bawah 400/mikro liter.


HIV tipe 1, 2

- Punya 2 untai RNA serat tunggal yang identik.

- 2 untai : di atas dan bawah.

- Genom ini diselubungi oleh selubung yang terdiri dari lipid bilayer yang ada di sebelah luar.

- Terdiri dari tonjolan glikoprotein spike. Seperti GP120 dan GP41. Peranannya untuk perlekatan virus dg sel sasaran. Yg atas gp120, yang bawah GP41. gp120 utk perlekatan CD4. GP 41 utk fusi virus dengan membrane sel yg keudian virus masuk ke sel.


Genomnya sangat komplek walaupun hanya sekitar 9 kbp.

Genom mengkode

- protein structural (gag, pol, env),

- 6 gen lain, terdiri dari

o tat dan rev.

o 4 gen lain : nef, vif, vpr, vpu (tidak berperan dalam replikasi virus)

Gen gag

- mengkode protein core.

- mengkode protein p24(komponen nukloekapsid),

- p17 matriks protein.

Gen pol

- mengkode poliprotein yg punya 4 macam aktivitas ;

  1. Protein reverse transcriptase : enzim transkripatse terbalik. Enzim ini mengkatalisir sintesis DNA dnegan pola cetakan RNA.
  2. Protease. Memcah poliporotein.
  3. Integrase. Untuk integrasi DNA provirus ke dalam DNA host. Tidak pada 1 tempat tapi di banyak tempat.
  4. RNAse. Memisahkan RNA dari DNA setelah proses replikasi terjadi.

Gen env.

- Mengkode poliprotein GP160.

- Poliprotein ini oleh protease host akan dipecah menajdi GP120 dan GP 41.

Gen tat.

- Menghasilkan protein tat ,

- Fugsinya utk mengaktivasi proses transkripsi.

Gel rev.

- transport mRNA dari nucleus sel host ke sitoplasma.

Gen nev.

- Negative Regulating factor.

- dapat menurunkan ekspresi protein CD4 dan MHC kelas 1. Shg menyebabkan kematian sel.

Gen vif.

- Protein ini dapat meningkatakan infektifitas virus karena dapat menghambat enzim APOBEC 3G.

- enzim ini berfungsi untuk reaksi imunitas nonspesifik utk retroviral.

- Dimiliki sel host.

- Apobec3G.

o menyebabkan hipermutasi yaitu menyebabkan deaminasi sitosin pada MRNA dan DNA viral.

o Kalo terjadi deaminasi, replikasi virus terganggu perkembangan virus terganggu.

Gen vpr.

- Utk transport core virus dari sitoplasma ke sel host

Gen vpu

- berperan pada pelepasan virus dari sel host.


HIV termasuk virus yang litik, tapi bisa juga laten.

Gp120 utk menetralisasi virus (biar virusnya netral) artinya antibody trhadap gp120 bisa mnghambat perlekatan virus terhadap sel target.

Kalo ada virus HIV menginfeksi sel. Dibentuk antibody di semua gp, tapi yang bisa menetralisir virus yang gp120. Tapi untuk diagnosis pake yg p24.


Perkembangan virus

  1. Dimulai dari attachment

CD sbg pertanda permukaan yang menandakan perkembang sel T. Pada virus yang immature punya banyak CD 3,4,5,8. Tapi dalam perkembangan seterusnya, akan hilang. Sel yg masih menyisakan CD4 berperan sebagai sel T helper. Kalo yang tersisa sel CD8 maka jadi sel sitotoksik

Utk perlekatan virus pada sel target, pake resptor CD4 dan coreseptor (reseptor tambahan) yaitu CXCR4 pada sel T dan CCR 5 pada makrofag. Makrofag punya reseptor kimokin, shg bisa ditarik ke tempat infeksi.

2. Fusi envelope virus dengan membran

Menggunakan Gp41. Kemudian terjadi pelepasan genom virus ke dalam sel CD4.

Setelah masuk, genomnya (RNA virus) dg pola ikatan RNA dan reverse transkriptase dibentuk cDNA.

cDNA ini ditransfer ke dalam nucleus yang digunakan utk transfer ke dalam nukleus lalu terintegrasi ke dalam DNA host dng protein integrase.

Dst (udah kayak penjelasan yang di atas tadi…)


Penyebaran HIV

- Lewat IVDA, jarum suntik,kontak seks, transfusi darah/plasma

Kontak seks – infeksi primer di traktus genital – punya lapisan epitel - di epitel ada sel dendritik – ada lipoprotein di permukaan – menangkap virus – virus yang dibawa ke nodus limfatikus – ketemu sel CD4 – infeksi sel CD4.

Infeksi laten tidak dihasilkan partikel virus masak, tapi yang aktif dihasilkan virus baru.


Manifestasi klinis AIDS

- terdiri banyak manifestasi

- menurunnya status imunitas karena kerusakan sel T helper, shg mudah terserang infeksi oleh mikroorganisme yang opportunistic.

- Misal

o di gastrointesitanl : diare

o Traktusrespiratory : bronchitis, penumonie

o Terjadi tumor di kulit : sarcomakaposi.

o Di mata : retinitis, konjungtivitis (oleh adenovirus)


Strategi pengobatan HIV

  1. Membuat reseptor analog

Krn virus harus melekat di sel, jadi bisa dibuat reseptor analog (reseptor virus palsu) biar virus asli nempel di analog.

  1. Membuat obat yg dpt mempengaruhi replikasi virus misal menghambat protein integrase, menghambat enzim transcriptase, dll. (ini untuk yang sudah terlanjur kena virus)


DIAGNOSIS:

  1. Dengan teknik PCR (amplifikasi genom) Virus dari suatu primer spesifik
  2. Tes ELISA,

Dilakukan untuk deteksi antibody trhdp protein retroviral.

  1. Menghitung penurunan jumlah sel CD4. Dengan penurunan CD 4 dibawah 400 mikroliter akan tau indikasi adanya HIV shg segera diterapi antiviral.


Silakan download di sini

HIV AIDS

Imunologi Dasar

06:02 1 Comments


Drs. Hudiono, M.Si


Tubuh kita secara terus-menerus terpapar oleh mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit. Namun kita belum tentu sakit, hal ini dikarenakan adanya peran dari sistem imun.


Mikroorganisme yang menyerang tubuh kita dapat berupa :

- Bakteri - mycoplasma

- Virus - jamur

- Riketsial - bahan kimia


Respon tubuh terhadap imun pada dasarnya berupa proses pengenalan dan eliminasi. Jika salah satu atau kedua proses ini terganggu maka akan terjadi gangguan seperti : autoimun, hipersensistif, dan imunodefisiency.

Ketika ada antigen masuk – sistem imun (spesifik dan non-spesifik) merespon – mengeliminasi benda asing.

Kegagalan eliminiasi – menyebabkan patologis


Fase respon imun

  1. Fase pengenalan

Terjadi ikatan antara antigen asing dengan reseptor yang ada di leukosit mature (makrofag)

  1. Fase aktivasi

Terjadi proliferasi dan diferensiasi sel imunokompeten

  1. Fase efektor

Terjadi eliminasi dari antigen yang masuk. Fase ini berbeda-beda tiap sel imunokompeten. Misal

o pada makrofag : tjd kematian sel

o sel T : membentuk sitokin/interleukin

o Sel B : produksi antibody

o Sel NK : terjadi lisis sel tumor atau sel yang terinfeksi virus


Reaksi imunitas dalam tubuh dapat dibedakan menjadi 2 :

  1. Humoral : melibatkan molekul yang ada di sirkulasi (antibody, komplemen)
  2. Seluler : diperankan oleh sel T (sel T sitotoksik/CD8, sel NK)


Sistem imunitas tubuh (sistem limphoreticular) tersusun oleh

- Sel : basofil, eosinofil, sel t, sel B,

Termasuk juga subset-subsetnya (Th, Tc, Ts, antibodi)

- Organ/ jaringan

Primer : timus, sumsum tulang

Sekunder : limpa dan nodus limfatikus


Sistem imun dibedakan jadi spesifik dan nonspesifik (hm…yang ini udah banyak di bahas ya… Cuma dikasih tambahannya aja)

- Asam neuraminik : di keringat

- Interferon :

o salah satu sitokin yang diproduksi sel normal atas infeksi virus.

o Interferon ini berfungsi menghambat replikasi virus.

o Caranya :

Interferon mengaktifkan 2-5 oligonukleotid… - dibentuk oligonukleotid – mengaktifkan RNAse – RNA rusak – replikasi virus terganggu

- Monosit di sirkulasi, di jaringan namanya makrofag

- Sel null : sel imunokompeten yang tidak punya penanda permukaan

- T helper : CD4

- T sitotoksik : CD8


Perbedaan sistem imun nonspesifik dan spesifik

Nonspesifik

- Bekerja segera (sbg pertahanan pertama)

- Respon non-spesifik

- Sifat resistensi tetap, tidak meningkat oleh infeksi ulang

- Molekul pengenal di permukaan semua ada secara alamiah. Punya banyak reseptor pengenal.

- Mengenal komplek karbohidrat yg menjadi bagian dari sel kuman.

- Molekulnya complement

- Selnya fagosit (makrofag, dendritik, neutrofil, monosit)

Spesifik

- Perlu waktu untuk aktivasi

- Hanya merespon antigen yang sudah pernah masuk

- Resistensi meningkat oleh infeksi ulang (sbg dasar untuk vaksinasi)

- Ada seleksi klonal. Reseptor yg berkembang adalah reseptor yang sudah tersensitasi.

- Hanya mengenal peptide kecil yang dipresentasikan oleh sel aksesori

- Molekul sirkulasi berupa antibody

- Sel limfosit


HLA 1 berperan pada CD8

Antigen virus di sitosol masuk – di sitoplasma – terjadi pelepasan dinding virus – degradasi oleh komplek enzim proteasom – jadi fragmen kecil – dibawa ke reticulum endoplasma – ketemu HLA – komplek antigen HLA dibawa ke permukaan sel – dipresentasikan


HLA 2 berperan pada CD 4

Bakteri masuk lewat fagosom – degradasi oleh hidrolase di fagosom / lisosom – ketemu HLA – dibawa ke permukaan sel – dipresentasikan.


Istilah dalam Imunologi

- Antigen : benda asing yang masuk yg dapat merangsang antibody

- Antobodi : protein globulin yg terbentuk akibat adanya antigen yang masuk

- Imunogen : sama dg antigen = zat asing yang masuk yg merangsang sistem imun.

- Imunogenitas : derajat keimunogenan suatu zat.

- Komplemen : protein yang ada di tubuh normal

- Epitop : determinan antigen; bagian dari antibody yg bereaksi dengan antigen.

- Valence : jumlah epitop dlm 1 molekul antigen

- Adjuvans : zat yg bukan antigen tapi jika diberikan bersama antigen bisa meningkatkan respon imun.

Biasanya diberikan pada saat vaksinasi biar antigen tadi bisa memberikan rangsangan imunologis yang kuat.

Ada beberapa mekanisme:

o Mempresentasikan antigen sedikit demi sedikit

o Merangsang molekul Co stimulator (ada yg di sel aksesori, ada yg di sel T)

Yang di sel aksesori ; CD 40, punya ligan (ikatan) CD 40L, B71 ligannya C28, B32 ligannya CTLA4.

Signal : antigen HLA dan molekul co-stimulator.

Tanpa molekul co-stimulator bisa presentasi, tapi tidak ada respon sel T. Terjadi imunologi toleran.

Imunologi toleran : tidak ada respon sel T.

Antigen dalam tubuh kita sendiri bersifat toleran. Jika ada gangguan toleran maka terjadi penyakit autoimun. Atau molekul yang sifatnya tersembunyi (korne mata, protein histon), jika ada infeksi molekul tersembunyi ini akan keluar dan terjad kontak shg terjadi proses autoimun.


Antigen dibedakan jadi

1. T dependent antigen

- Melibatkan sel T helper. Terutama antigen protein

- Antigen masuk – ditangkap makrofag – presentasi sel T – Sel T aktif _ jadi Th1 dan 2 – menghasilkan sitokin – merangsang sel B – jadi sel plasma

2. T independent

- Non protein

- Tdk melibatkan sel T helper, tanpa presenteasi dari HLA. Akibatnya didapatkan titer antibody yang rendah.

- Tidak merangsang timbulnya sel memori

- Jika ada antigen bob protein masuk – tidak melibatkan sel T – langsung direspon sel B karena di permukaan sel B ada Ig permukaan – sel B aktif – jadi sel plasma.

3. Auto antigen

- Dari tubuh kita sendiri shg tidak ada respon imunologis karena HLA cocok.

4. Alloantigen

Individu beda tapi sama spesies. Ada reaksi imunitas karena molekul HLA beda. KAraen HLA bersifat polimorfik

5. Iso antigen

- dari individu beda tapi genetic sama , misal pada kembar siam.

- Belum tentu ada kecocokan HLA tapi setidaknya perbedaannya sangat kecil.


Imunogenitas dan antigenitas tergantung pada

1. Zat antigen itu sendiri

- Makin asing makin bereaksi imunologi

- Makin besar, makin antigenic

- Makin komplek, makin antigenic

- Makin mudah larut, makin antigenic

- Makin kaku, makin antigenic

2. Faktor host

- Poten atau ga

- Ada ga clone spesifik

- Kemampuan sel aksesori utk respon

- Umur (dibawah 3 tahun dan di atas 40 th makin bereaksi)

- Status nutrisi

- Ada ga locus HLA.

3. Cara masuknya

- Dosis

- Jalan masuk. Kalo lewat oral dan parenteral lebih kuat. Karena antigen langsung kontak dengan sel imunokompeten

- Bentuknya, apa dikasih sama adjuvans

- Jadwalnya apakah diberikan sekali atau booster.


Bakterial Antigen

1. Flagellar

- Bisa protektif : kolera

2. Phili

- Semacam papilla kecil.

- Phili adalah faktor invasi kuman utk masuk ke jaringan.

- Ada 2 bentuk. Phili tambahan dan sex-phili utk perputaran bahan genetic.

- Yang punya phili, lebih virulen. Misal pada gonorhea. Punya phili tapi karena kasase berulang-ulang phili jadi mudah hilang akibatnya jadi ga virulen.

- Virulen itu keganasan. Biasanya ditandai dengan derajat patogenitas yang bisa diukur.

- Contoh lain yaitu ETEC (entero toksigenik e.choli)

3. Bakteri somatic

- Bisa berasal dari kapsula atau dari dinding sel kuman (polisakarida membaran luar).

- Bakteri punya kapsul. Yang punya kapsul digunakan utk melekatkan kuman pada jaringan dan akibatnya kuman susah difagositosis. Karena kapsul punya komponen yang susah dicerna.

4. Bakteri Toksin

- Dibedakan jadi endotoksin dan eksotoksin. Endo di dalam tubuh kuman.

Eksotoksin

- Hemolisin : merusak darah

- Leucocidine : merusak leukosit

- Hyaluronidase : menyebabkan bakteri menyebar ke seluruh tubuh

- Colagenasae : merusak kolagen

- Coagulase : menyebabkan deposit fibrin di permukaan sel.


Komponen utama imun

Sel B

- Di permukaan ada kompenen IgG

Sel T

- Berasal sel yang sama dengan sel B tapi berkembang di tempat yang beda. Berasal dari sumsum tulang tapi, maturasinya di timus.

- Membentuk interleukin/sitokin

- Tidak bisa mengenal antigen langsung

Sel fagosit

- Yang utama yaitu makrofag

- Professional : di setiap tahap perkembangan

- Paraprofessional : hanya pada imatur saja. Kalo maturl lalu ke perifer dan mengalami apoptosis.

- Nonprofesional :

Makrofag

1. Mendeteksi mikroba karena di permukaan ada resptor (opsonik dan non-opsonik)

2. Mencegah kuman masuk (karena dimakan)

o Yang mudah difagosit yang di ekstraseluler

o Membentuk formasi granulasi

3. Menarik sel imunokoompeten yang lain utk aktif dan mau datang ke tempat infeksi dengan cara mengeluarkan sitokin dan mediator inflamasi.

4. Sbg sel aksesori pada aktivasi limfosit. Karena makrofag mampu menpresentasi dan membentuk co-stimulaor.

o Ada banyak, tapi yang unik di CTLA4. Jika CTLA4 terbentuk maka respon sel T akan diblok.

5. Sbg sel efektor Karena dapat membunuh kuman dan menghancurkan dinding sel dalam sirkulasi


Properti makrofag

1. Membran resptor

a. Scavenger reseptor : punya spectrum luas dan bisa mengenal bakteri gram positif dan negatif

b. C reseptor : reseptor utk komplemen

c. Fc gama resetor utk reseptor antibody.

d. Sitokin reseptor : utk sitokin

e. CD14 reseptor: resptor utk LPS

2. Memproduksi banyak sitokin

a. IL-1 : mediator proinflamasi yaitu pirogen endogen

b. TNF alfa : faktor pro-inflamasi

Dapat merangsang molekul HLA tipe 1 dan mengekspresikan molekul …

c. IL-12 : penentu perkembangan sel TH1

d. IL-10 : sitokin anti respon imun. Dapat memblok proses inflamasi dan memblok aktivasi makrofag.

e. IL-4 : faktor pertumbuhan utk sel imfosit, penentu perkembangan sel Th2

f. FGF ; utk repair jaringan rusak

3. Proses dan presentqsi antigen

4. Memproduksi enzim

Makrofag yang datang ke tempat infeksi, jelek karena tidak bisa membedakan kawan dan lawan shg terjadi kerusakan jaringan

5. Membentuk bioaktif lipid

Reaksi oksiegen dan nitrogen terjadi kematian sel yang difagositosis


Proses fagositosis

Ada beberapa tahap

  1. Pengenalan antigen melalui reseptor permukaan
  2. Melekat, antigen masuk. Terbentuk fagosom.
  3. Terjadi maturasi fagosom. Yg sudah matur ph4.
  4. Terjadi fusi antara fagosom dan lisosom menjadi fagolisosom
  5. Terjadi kematian kuman
  6. Terjadi kematian mikroba karena ph yang turun
  7. Pelepasan zat penting seperti zat besi
  8. Terbentuk senyawa oksigen dan nitrogen intermediat. Dimediasi oleh beberapa enzim:

a. Nramp1 (natural resisten associated makrofag protein 1) : pelepasan divalent kation keluar dari fagosom

b. Phox (phagosite … oksikdase): terbentuk senyawa oksigen intermediate

c. Inos (invisible nitrit okside)


Phox : oksigen – ke superokside.

Protein di membrane dalam fagosom – mengkatalisir oksigen jadi superokside dengan bantuan NADPH – superokside jadi hidroge peroksidde – ditambah MPO dan Cl jadi hipoklorid yang bakterisida (membunuh kuman / antibacterial)

Inos:

Inos aktif jika ada induksi faktor proinflamasi seperti IL1, LPS, TNF alfa, IFN gama. Trus dengan deamine oksidatif L-arginin menjadi NO. NO bersama thiol groups menjadi nitrosothiol, kalo NO ditambah H2O2 jadi peroxynitrit.


Lanjut proses fagositosis yang tadi…

  1. Membentuk soluble mediator seperti kemotaktik shg merangsang sel imunokompeten lain utk datang
  2. Presentasi antigen ke CD8 melibatkan HLA. Kalo bakteri ke CD4 dengan membentuk costimulator.


Proses masuknya antigen

Jika ada antigen bakteri masuk untuk pertama kali– makrofag / dendritik sel bekerja –

- antigen bakteri dipresentasikan bersama HLA tipe2 ke CD4 - makrofag aktif menghasilkan sitokin (IL-1, IL-4, IL-12) – CD4 jadi Th1 dan Th2

o Jika IL-4 lebih dominan, Th2 lebih dominan.

o Kalo IL-12 lebih dominan, jadi Th1.

o Kalo Th1 yang dominan, imunitas seluler lebih menonjol.

o Kalo Th2 yang dominan, imunitas humoral yang lebih menonjol

Th1 dan Th2 akan mengeluarkan sitokin (BCGF,BCPF, BCDF) – merangsang sel B – menjadi sel plasma – terbentuk antibody – terjadi proses ADCC (lisis sel yang melibatkan antibody)

CD 4 ini menyebabkan antibody yang aktif adalah IgE sehingga terjadi proses hipersensitifitas. Harusnya kalo CD4 diblok, yang aktif adalah IgM.

IL-12 – merangsang sel NK – salah satu sel yang berperan dalam sel tumor dan sel yang diinfeksi virus – menghasilkan interferon gama – mengaktifkan makrofag yg lain – meningkatakan potensial killing makrofag.

- kalo virus dipresentasikan ke CD8 – menghasilkan IL-2 – membantu perkembangan sel B membentuk sel plasma – terbentuk antibody.


Mikroba bakteri – masuk lewat fagosom – berkembang – fusi dg lisosom – antigen diproses jadi fragmen kecil di fagolisosom – di RE terbentuk HLA – HLA ditranspor ke golgi – lalu ke fagolisosom – berikatan dengan fragmen antigen – ke permukaan sel – dipresentasikan ke CD4.


Virus masuk – lewat endositosis – masuk ke sitoplasma – uncoating – tinggal protein virus – dipecah oleh proteasom – jadi fragmen kecil asam amino – ditransport ke RE lewat TAP – masuk ke RE – diikat oleh HLA – ditransport ke golgi – ke permukaan sel – dipresentasikan ke CD8.

Costimulator


Presentasi antigen – respon sel T – jika ada 2 sinyal (antigen HLA dan costimulator).

Jika tidak ada molekul costimulator (tidak kompeten) – tidak terjadi respon sel T (disebut imunologi kompeten).


CTLA4 tidak diblok – berhubunagn dg costimulator – respon akan diblok – biar terjadi rangsangan, maka jangan berikatan dengan B7-2. Jadi CTLA-4 berfungsi sbg regulator.


Komplemen sistem

Jika aktif, bisa

- melisiskan benda asing,

- meningkatkan proses fagositosis,

- menyebabkan inflamasi,

- menstimulasi / menarik imunokompeten lain.

Aktivasi sistem komplemen

Harus diatur suatu protein utk mengaktivkan dan menurunkan aktivasi, menjaga agar tidak terjadi kerusaan jaringan host.

Pertama dibentuk oleh sel hepatosit.

Punya 4 fungsi:

- opsonisasi karena ada reseptor opsonic

- Menyebabkan lisis sel target

- Menyebabkan proses inflamasi krn dihasilkan faktor proinflamasi

- Pembersihan komplek imun

Proses aktivasi

- Jalur klasik

- Jalur alternative

- Jalur leptin???


Kalo ada komplek antigen dan antibody – lewat reseptor Fc – melekat pada komponen C1 – memecah C4 jadi C4a dan C4 b; bisa juga pecah C2 menjadi C2a dan jadi C2b.

C2b dan C4b berikatan – jadi enzim C4b2b – bersama C3b (yang berasal dari pecahan C3 menjadi C3a dan C3b) – membentuk C4b2b3b.

C4b2b3b – berikatan dengan C5 – menjadi C5a dan C5b.

C5b berikatan dengan C6 – menjadi C5b6 – bersama C7, C8, dan C9 – menjadi MAC- menyebabkan dinding berlubang – terjadi lisis.


Jalur alternative

Tidak melibatkan antibody, tapi dirangsang oleh komponen LPS bakteri.

C3 dengan faktor B – C3bB – dengan faktor D – jadi C3bBb – bersifat tidak stabil – biar stabil mengiat property – memecah c3 jadi C3a dan C3b – mergabung jadi C3bBb3b – jadi C5 – Lanjutnya kaya jalur klasik.


Aktivasi komplemen harus diatur agar tidak berlebihan. Caranya

- Menghambat aktivasi C1

o shg awal dari proses dihambat

o Dalam sirkulasi selalu berikatan dengan C1 inhibitor maksudnya biar tidak terjadi aktivasi komponen sembarangan

- Dengan protein yang berikatan dengan C3 dan C5, namanya C4 binding protein dan DAF

o Menghambat oemecahan c3 dan c5 shg tidak terjadi faktor komplemen – tidak terjadi lisis sel

o Dengan faktor 1 – menyebabkan pecahnya c3b dan C4b


Regulasi jalur alternative

- Menghambat ikatan B dengan C3b dengan faktor H

- Dengan faktor 1 - pemecahan C3 terganggu

Dengan MAC

- CD59 – terjadi gangguan perlekatan C9 dengan C6,7,8 – shg tidak terjadi lisis sel


Silakan download di sini
Imunologi Dasar