Try not to become a man of success, but rather try to become a man of value
(Albert Einstein quotes)
Ya, itu hanyalah kata Albert Einstein. Boleh sepakat, boleh juga tidak. Tapi menurut saya, apa yang dikatakan Einstein di atas adalah suatu pemikiran yang patut direnungkan. Tidak untuk menjadi orang yang sukses, tapi menjadi orang yang bernilai.
Ambil saja sebuah contoh. Masih ingat dengan nama Johann Gregor Mendel? Bapak genetika yang terkenal dengan teori sifat keturunan di pelajaran SMA dulu. Menurut Anda, apakah dia sukses atau benilai?
Sedikit cerita tentang beliau yang masih saya ingat. Mendel selama bertahun-tahun melakukan percobaan dengan tanaman ercis. Dan ketika selesai, hasil penelitiannya ditolak mentah-mentah. Hingga akhirnya dia lepas tangan dari urusan keilmuan. Apakah ia patut dibilang sukses? Jika dilihat kisahnya sampai di sini, rasanya tidak. Karena ia tidak pernah mencicipi hasil jerih payahnya sampai tutup usia.
Oke. Mungkin dia tidak 'patut' dibilang sukses di masa hidupnya, tapi apakah ia bernilai? Ketika beberapa tahun setelah ia meninggal, ilmuwan lain tertarik dengan penelitiannya hingga akhirnya penelitian itu diterima. Dan jadilah ia dinobatkan sebagai bapak genetika. Masih pantaskah ia dibilang sukses? Mungkin ya, karena sejatinya ia sudah tiada. 'Sukses' yang ia peroleh timbul karena ia punya nilai. Nilai yang ia tinggalkan dalam penelitiannya, yang meskipun belum dapat dirasakan di masa ia hidup, namun dapat berpengaruh bagi orang lain setelahnya.
Itu hanya satu contoh. Banyak contoh lain yang bisa digali. Yang intinya, jadilah orang yang bernilai dan tidak semata menjadi orang yang sukses. Kesuksesan hanyalah sesuatu yang menyertai. Sukses menyertai sebuah usaha. Sukses menyertai sebuah do'a. Dan sukses menyertai sebuah nilai.
Maka, jadilah orang yang bernilai...
setuju sama mbak avi...
ReplyDeleteya, mencoba menjadi orang yang bernilai..
ReplyDelete