Follow Us @soratemplates

Saturday 8 May 2010

Pengantar Mikrobiologi


Drs. Hudiono, M.Si


Peranan pemeriksaan mikrobiologi yaitu menunjang diagnosis klinik.

Hasil lab ini memiki beberapa kepentingan :

- Mendapat hasil pengobatan yang rasional

- Munculnya resistensi kuman terhadap antibiotic dapat ditekan


Kenyataan di Indonesia terjadi banyak resistensi kuman karena banyak klinisi yang melakukan terapi tanpa pemeriksaan lab. Penyebab resistensi ini karena penggunaan antibiotic yang tidak rasional (dosis, cara penggunaan, pemilihannya)


Kuman yang didapat dari rumah sakit (nosokomial) cenderung multiresisten. Kenapa? Karena di RS digunakan antibiotic secara massif sehingga jika terkena kuman, sudah sangat resisten terhadap antibiotic.

So, di sinilah butuh surveilans untuk mengetahui distribusi kuman utk mencegah nosokomial.


Tujuan pemeriksaan lab mikrobiologi

1. Epidemiologi (utk melihat pola penyebaran kuman)

2. Patient care (tujuan utama)


Diagnosis lab penyakit infeksi dapat dilakukan dengan beberapa cara

1. Diagnosis Klinik

2. Diagnosis laboratorium


Untuk diagnosis lab mikrobiologi dapat dilakukan

- Pemeriksaan smear (mikroskop)

- Kultur kuman

- Pemeriksaan serologi


Untuk pemeriksaan serologi dilakukan dengan 2 pendekatan :

1. Mendeteksi kuman penyebab

2. Mendeteksi produk imunitas


Untuk mendeteksi antigen bakteri dapat memakai antibody dengan teknik hibrida yaitu antibody monoclonal.


Kenapa dinamakan monoclonal? Karena dilakukan secara in vitro dari 1 klon. Dilakukan hibrida antara

sel dengan myeloma sehingga didapatkan sel terus menerus.


Deteksi imunitas dilakukan dengan

- deteksi sitokin / IL spesifik dengan spectrometer.

Di Indonesia masih dilakukan dengan kultur jaringan dan hasilnya baru bisa dilihat 3 hari. Tapi yang lebih canggih dilakukan dengan teknik PCR yang hasilnya bisa dilihat dalam hitungan jam.

- Dengan serum

Antibodi yang dilabel dengan radioaktif berwarna kloroform sehingga bisa dideteksi dengan sinar UV.


Pemilihan obat

- Harga murah

- Lihat farmakokinetik obat

- Punya waktu paruh obat lama dalam konsentrasi tinggi

- Dosis maksimal dalam darah

- Spektrum

- Toksisitas obat

- Pemberian antibiotic kombinasi (pilih yang sinergis untuk menentukan dosis sitotoksis)


TES WIDAL

Dilakukan untuk cek infeksi Salmonella typhi.

Pada 1 minggu pertama ditemukan fever.

Di negara maju, tes ini sudah banyak ditinggalkan. Namun di Indonesia masih digunakan karena praktis, murah, dan hasilnya cepat diketahui.

Hasil yang cepat diketahui ini menguntungkan kondisi pasien yang buruk.

Jika kondisi pasien masih baik, lebih baik menggunakan tes sensi / kultur jaringan.

Jika kondisi pasien menurun, gunakan jenis spectrum luas ( untuk membunuh semua infeksi) sehingga bisa digunakan sampai hasil sensi dan kultur selesai.

Jika hasil sudah keluar, gunakan jenis spectrum sempit agar flora normal yang ada di tubuh tidak ikut terbunuh.

Jika flora normal ini terbunuh, akan terjadi gangguan keseimbangan ekologis sehingga menyebabkan lebih mudah terkena infeksi.

Flora merupakan benda asing tapi tidak sampai membuat infeksi karena tidak kontak dengan sel imunokompeten.

Jika ada trauma, lesi, infeksi lain sehingga potensial oksidasi reduksi menurun, flora anaerob akan tumbuh pesat.

Peningkatan flora anaerob ini menimbulkan bau busuk pada infeksi.


Pada infeksi salmonella typhi, dibentuk :

- antibody aglutinin H (antiflagela)

- antibody agglutinin O (antigen tubuh kuman)

- antibody agglutinin Vi (untuk virulensi kuman)


Pada orang normal, agglutinin O dan H positif. Aglutinin O bisa sampai 1/10 sedangkan agglutinin H normal bisa 1/80 atau 1/160.

1/10. 1/80, 1/160 ini merupakan titer atau konsentrasi.

Pada orang normal tetap ditemukan positif karena setiap waktu semua orang selalu terpapar kkuman Salmonella.


Tes widal dikatakan positif jika H 1/800 dan O 1/400.

H (flagella) termasuk antigen T dependent. Artinya dalam merangsang imun membutuhkan T helper.

Kalau T independent tidak butuh T helper. Biasanya dalam kadar rendah (IgM) dan spesivitasnya rendah.

T dependent membutuhkan protein dan sel aksesori seperti makrofarg, dendritik. Sel aksesori ini mempresentasikan HLA kelas II untuk menolak transplantasi.

Pelaksanaan widal dengan pengenceran tertinggi yang masin butuh.


TES WR

Digunakan untuk penyakit syphilis.

Dilakukan dengan tes pengikatan komplemen.


Komplemen

- Protein komplek yang ada di sirkulasi normal, biasa disintesis oleh histosit.

- Dalam keadaan normal tidak aktif.

- Bersifat termolabil (suhu 50o sudah rusak)

- Dapat diaktivasi oleh komplek antigen antibody atau bahan lain shg ada aktivasi kompelemen.

- Kalau diaktivasi 1 sbg enzim, komplemen lain jadi substrat shg ada aktivasi bertingkat dan dihasilkan produk komplemen.

- Produk komplemen ini :

o Menarik sel (dihasilkan kemotaksin) sehingga terjadi akumulasi sel imun shg terjadi reaksi inflamasi untuk mengeliminasi kuman

o Menghasilkan opsinin yang melapisi antigen shg mudah difagositosis

o Menghasilkan sitokinin

o Menghasilkan MAC (membrane attack compact) yaitu C 6,7,8,9 fungsinya membentuk lubang di permukaan sel target shg terjadi lisis sel.


Kompenen tes WS

  1. Serum penderita
  2. Komplemen dari komplemen kelinci shg komplemen penderita harus dihilangkan dengan cara dipanaskan.
  3. Antigen dari kardiolipin sapi
  4. Sistem hemolisis dari eritrosit domba / kambing dan hemolisisnya. Dibuat dengan menyuntikkan eritrosit domba murni ke dalam kelinci.

Dasarnya : deteksi antibody nonspesifik (reagin) yang ada di serum penderita.

Karena ada banyak komplemen, semua harus dititrasi dulu biar tepat habis bereaksi dan ga ada yang tersisa.

Dibentuk reagen beraksi dengan cardiolipin shg sistem hemolisisnya bebas dan tidak terjadi lisis eritrosit.

Jika tidak ada syphilis berarti tidak ada reagen kardiolipin shg terjadi lisis dan menjadi berwarna jernih.


Silakan dwnload di sini

Pengantar mikrobiologi

No comments:

Post a Comment