Follow Us @soratemplates

Sunday 6 March 2011

KULIAH PENGANTAR PRAKTIKUM FISIOLOGI

dr.Arif Suryawan

Suara jantung terdengar jelas di atas katupnya.

Suara jantung 1 terdengar jelas di atas katup mitral dan katup tricuspid.

Suara II pulmonal pada anak dan dewasa muda lebih keras. Kenapa bisa gitu?

Ceritanya, waktu kita masih kecil jantung kanan lebih bekerja keras daripada kiri sejak janin sampe lahir beberapa waktu. Soalnya paru-nya kolaps sehingga tekanannya lebih tinggi. Maka suara pulmonalnya lebih keras dibandingkan suara aorta.

Keadaan ini termasuk keadaan yang fisiologis.

Intensitas suara jantung aorta meningkat pada

  • Hipertensi. Kenapa? Soalnya hipertensi menyebabkan tekanan pada aorta tinggi. Maka ketika diastole, darah yang mengalir akan mendorong katup aorta lebih kuat buat melawan si tekanan itu. Shg pada hipertensi suara aorta II lebih keras.
  • Aterosklerosis. Mekanismenya sama. Tekanan di aorta juga meningkat.

Intensitas suara pulmonal II meningkat pada:

¨ Kelemahan bilik kiri. Kenapa? Soalnya darah dari pulmo ke jantung kiri terhenti. Akibatnya terjadi stagnasi di paru. Trus terjadi udem paru. Darah dari jantung ke paru terhambat. Terjadilah stagnasi di arteri pulmonalis.

¨ Stenosis mitral, juga karena stagnasi di pulmonal.

¨ Cor pulmonale chronic

¨ Kelainan jantung bawaaan, mekanismenya juga sama. Karena stenosis dan insufisiensi mitral, atrium kiri jadi kerja berat. Akibatnya ada stagnasi di paru.

Suara jantung I dan II melemah pada:

v Orang yang gemuk. Soalnya aliran darah balik terhambat lemak.

v Emphysema paru. Pada keadaan ini paru banyak terisi udara, Jantung terisi cairan. Gerakan jantung terbatas / melemah. Suara jantungnya jadi ikut melemah.

Suara jantung III

Ceritanya gini. Saat diastole, menutupnya katup semilunaris disusul masuknya darah atrium ke ventrikel. Karena pengisiannya terlalu cepat, akibatnya terdengar bising. Nah, bising inilah yang disebut suara jantung III.

Bising terjadi karena aliran turbulen atau aliran regurgitasi.

Turbulensi terjadi karena aliran melewati lubang sempit.

Kalo regurgitasi terjadi karena aliran berbalik trus ketemu dengan volume darah belakangnya.

Terjadinya bising tergantung kondisi stenosis atau insufisiensi. Katup tidak membuka sempurna (stenosis) terjadi turbulensi. Katup tidak menutup sempurna sehingga terjadi regurgitasi.

Yang penting diketahui untuk penentuan bising ini termasuk sistolik atau diastolic-nya.

Bising sistolik terjadi antara suara 1 dan 2

Bising diastolic antara 2 dan 1.

Nah lo, berarti harus bisa menentukan suara 1 sama suara 2 dulu. Caranya dengan meraba ictus cordisnya. Kalau suara terdengar bareng dengan ictus cordis, berarti itu suara 1.

Bising sistolik bisa fisiologis, bisa juga patologis. Kalau bukan di apex biasanya normal. Kok bisa normal? Karena adanya peningkatan CO shg terjadi relative stenosis.

Bising diastolik hampir semuanya patologis. So, bising diastolic harus jadi perhatian.

Sekarang, kita tebak-tebakan bising ni…

· Bising terdengar saat (di tengah-tengah) diastolic.

Saat diatolik, darah mengalir menuju ventrikel dengan katup atrioventrikuler membuka dan katup semilunar menutup. Kalo terjadi bising, berarti terjadi gangguan saat mengalirnya darah ke ventrikel. Nah, pilihannya tinggal turbulensi atau regurgitasi. Karena dari atrium, ga mungkin dong kalo regurgitasi. Kan antara pulmo dengan atrium ga ada katup. So, pilihannya tinggal turbulensi. Padahal turbulensi terjadi karena stenosis. Jadi, jawabannya adalah stenosis. Tinggal ntar terdengar di proyeksi mitralis atau tricuspidalis.

· Bising terjadi di awal diastole.

Awal diastole, berarti sebelum katup atrioventrikularis membuka dan sebelum katup semilunaris menutup. Tapi perlu diingat. Kan waktu buka nutup katup tu ga langsung bareng. Ada keadaan isovolumetrik dulu. Maksudnya, katup semilunar nutup dulu. Trus ga ada katup yang membuka akses masuk darah ke ventrikel. Baru setelah beberapa saat, katup atrioventrikuler buka. Gampangannya urutannya nutup katup semilunar – isovolumetrik –buka katup atrioventrikuler (diastole). Nah, karena bising di awal diastole, berarti terjadinya pas isovolumetrik ini. Padahal katup atrioventrikuler dari awal udah nutup (kan buat sistolik). Jadi yang bermasalah katup semilunar-nya ni. Jadi pas harusnya isovolumetrik (semua katup nutup), eh malah ada bising. Berarti kan ada gangguan menutup tu. Kalo gangguan menutup berarti jawabannya adalah insufisiensi. Perkara, pulmonal atau aorta tergantung proyeksi ke dinding dada-nya.

Paham kan, paham kan?? Mudah-mudahan…

Jadi bedanya, kalo stenosis di diastolic itu, katup semilunarnya nutup dulu baru darah masuk ke ventrikel. Akibatnya suara 2 terdengar lebih redup pada stenosis atrioventrikular. Bahkan bisa sampai hilang.

Nah, kita tebak-tebakan lagi…

· Bising sistolik sesudah suara 1.

Suara 1 terjadi saat menutupnya katup atrioventrikuler. Kalo bisingnya sesudah suara 1, berarti penutupan katup atrioventrikularisnya ga bermasalah kan. Nah, setelah itu ada fase isovolumetrik. Tapi kok terdengar bising. Nah, berarti katup semilunarnya iseng-iseng buka nih biar suasana lebih seru dengan bising. Kalo bising karena ada yang iseng buka (bukanya bermasalah), berarti stenosis. Jadi, jawabannya adalah stenosis semilunar.

Sekarang, kita tebak-tebakan penjalaran bising.

- MI : menjalar ke atas. Kok bisa? Nalarnya kan darahnya dari ventrikel balik lagi (regurgitasi) ke atrium. Berarti ke atas kan.

- MS : menjalar ke bawah. Kenapa? Stenosis dari mitral berarti darahnya mengalir dari atrium ke ventrikel. Berarti ke bawah kan.

- SS : menjalar atas. Nah kalo yang ini stenosis semilunar berarti darahnya dari ventrikel ke aorta kan. Letak aorta kan ‘mlungker’ ke atas. Jadi penjalarnnya ke atas (leher dan axilla).

Hehe…, itu cuma penalaran kami. Mudah-mudahan mekanismenya betul gitu. Haha…:D Tapi jawaban tebak-tebakannya bener kok yang tentang ke atas atau ke bawahnya. Peace….! ^^V

Tebak-tebakan terakhir ni…

Kalau fase isovolumetrik, katup mana yang menutup duluan?

Jawabnya katup semilunaris. Inget-inget, fase isovolumetrik terjadi saat ventrikel ketutup semua dan penuh. Berarti katup semilunar nutup dulu dong biar keisi penuh trus katup atrioventrikularnya ikut-ikutan nutup. Jadi nutup semua deh.

Kalo udah nutup semua, tekanannya jadi meningkat. Baru deh terjadi fase sistolik isotonic. Akibatnya katup semilunar baru buka.

Nah, kalo pas fase isotonic kok ada bising, berarti bisingnya karena membuka tidak sempurna (stenosis). Kan isotonic udah saatnya buka. Eh, malah bising.

Bisingnya ini terjadi setelah suara 1. Iya dong, kan atrioventrikulernya emang udah nutup dulu.

Tapi, kalo saat isovolumetrik tadi kok ada bising, berarti bisingnya regurgitasi. Soalnya saat isovolumetrik harusnya nutup semua, eh malah ada yang nakal ga mau nutup. Berarti insufisiensi kan.

Kalau yang ini terjadinya saat suara 1. Iya dong, kan suara 1 saat atrioventrikulernya nutup. Eh, pas mau nutup malah nakal ga mau nutup. Jadinya bisingnya saat suara 1.



Silakan download materi di atas di sini: Pengantar Praktikum Fisiologi Kardiovaskuler


No comments:

Post a Comment