Follow Us @soratemplates

Sunday, 6 March 2011

Trauma Infeksi Arteri Vena

dr.Subandriyo


VARISES TUNGKAI

Varises tungkai adalah pelebaran dari vena yang bertambah panjang sehingga terlihat berkelok-kelok.

Jadi, diameternya melebar, trus bertambah panjang, jadinya terlihat berkelok-kelok.

Inget, untuk varises harus ada 3 syarat itu (melebar, tambah panjang, berkelok).

Venous Return

Vena-vena di tungkai (vena saphena parva dan vena saphena magna) kembali ke jantung.

Yang mendorong darah balik ke jantung yaitu

  • pompa dari otot
  • Tekanan negative rongga thorak
  • Tekanan intraabdominal

Vena superficial (vena saphena magna dan parva) terletak di subcutis.

Vena profunda dan superficial sama-sama dilengkapi oleh katup.

Vena profunda dan superficial dihubungkan oleh vena communicans.

Vena profunda terletak di dalam otot.

Jadi, ada beberapa komponen : vena profunda, vena superficialis, vena communicans, katup.

Katup yang membukanya ke atas berarti katup yang kompeten. Jika ada kontraksi otot betis, darah akan diperas ke atas melewati katup-katup.

Dengan katup yang kompeten, darah yang sudah ke atas tidak akan kembali lagi ke bawah.

Varises timbul kalau

1. terjadi kelemahan dari katup. Kalau katup lemah, katup tidak dapat menghambat darah. Darah jadi balik lagi ke bawah.

2. terjadi kelemahan dari vena

Hal ini terjadi jika ada faktor risiko

1. Multiparitas. Anaknya lebih dari 3. Makin banyak gravid (kehamilan) makin banyak risiko. Pada orang hamil terjadi peningkatan estrogen. Karena estrogennya banyak, jadi mempengaruhi kelemahan sistem vena.

2. Banyak berdiri

Kalo berdiri, tidak ada kontraksi dari betis. Sudut communicans juga mendatar. Terjadi stagnasi. Terganggu venous return.

Tapi kalo jalan, berdirinya kan bukan berdiri statis. Karena ada kontraksi otot betis sehingga darah bisa balik.

Pada pemakaian hak tinggi, sudut antara vena communicant dengan vena saphena magna akan lebih runcing. Sudut yang makin tajam akan mempermudah terjadi venous return.

3. Obesitas. Venous return terhalang oleh lemak.

Cara pengukuran tekanan vena tungkai dengan pengukuran tekanan hidrostatis.

Kalo berdiri statis, tekanan hidrostatisnya x. Kalo berjalan, tekanan hidrostatisnya akan turun. Kok bisa? Soalnya darahnya dari tungkai sudah mengalir ke jantung.

Keluhan yang terjadi di varises

1. Tampak pelebaran vena di subcutis

2. Rasa ‘kemeng’. Ada stagnasi darah di lumen vena.

3. Akan timbul warna kehitaman di kulit. Disebabkan karena tegangnya sel darah sehingga pigmen hemosiderin tertimbun di bawah kulit.

4. Gatal-gatal karena gangguan metabolism. Zat metabolism ga bisa menggalir sempurna.

Varises ada 2 jenis

-Sekunder: disebabkan oleh trombosit vena profunda.

-Primer : penyebabnya idiopatik

Terapi varises sekunder: Pemakaian stoking yang punya tekanan khusus.

Terapi varises primer

Grade 1: skleroterapi yaitu suatu tindakan dengan memasukkan obat sklerolitik intravena shg diharapkan akan terjadi suatu obliterasi dari lumen vena.

Grade 2 dan 3 : dengan pembedahan.

Teknik pembedahan dengan stripping. Caranya memasukkan kawat lewat pangkal saphena magna sampai ujung trus kita buka kulitnya. Jadi keluar. Kawatnya dihubungkan dengan besi trus ditarik dari bawah. Venanya jadi ikut keluar. Soalnya venanya kan vena superficial.


ARTERI

Akibat ada benturan pada pembuluh darah bisa robek semua, sebagian, atau tidak sama sekali.

Ruptur total

Akibatnya terjadi perdarahan. Ujung-ujungnya terjadi vaso kontriksi. Trus timbul thrombus di ujung-ujung pembuluh darah yang robek. Akibatnya perdarahan berhenti.

Perlu adanya anamnesis apakah awalnya dari ada perdarahan trus berhenti. Tanyakan juga, warna darahnya dan memancar atau ga. Kalau merah terang dan memancar berarti arteri. Kalo merah gelap dan hanya meleleh berarti vena.

Nadi di sebelah distal dari luka tidak teraba.

Jika diraba, rasanya dingin (di sebelah distal luka).

Ruptur Parsial

Dindingnya terbuka. Jadi ada aliran yang keluar, ada aliran yang ke distal.

Anamnesis dengan pertanyaan sama; diraba juga nadinya. Di bagian distal, nadi masih teraba tapi lebih lemah dan kecil. Pada perabaan masih hangat.

Kemungkinan rupture parsial ini terjadi aneurisma palsu. Yaitu benjolan dengan riwayat bekas tusukan, benjolannya berdenyut.

Benjolan ini ga boleh diinsisi. Jadi harus dicek dulu, benjolannya berdenyut atau ga.

Kalau ga berdenyut, berarti itu abses. Kalau abses, boleh diinsisi.

Trauma tumpul

Kerusakan pada tunika intima. Tapi tunia media dan adventitia-nya ga rusak.

Tidak ada perdarahan, tapi ada internal destruction.

Robekan intima – membentuk flat (timbul dari aktivitas thrombus) – makin lama makin besar – timbul sumbatan. Trombus ini bisa menyebabkan emboli. Bisa juga menyebabkan occlusi. Jadi penting untuk dilakukan anamnesis.


Silakan download materi di atas di sini: Trauma Infeksi Arteri Vena

No comments:

Post a Comment