Sikap
seorang dokter ketika menjumpai pasien adalah mengetahui 4 tahapan tindakan.
1.
Subjektif: tau bagaimana keluhan yang dirasakan
pasien
2.
Objektif: tau keadaan pasien berdasarkan
pemeriksaan fisik
3.
Assassment: penilaian terhadap diagnosis
penyakit atau masalah yang dialami
4.
Planning konseling gizi
Konseling
gizi pada anak-anak dilakukan dengan memperhatikan
-
Penyakit yang saat itu derita
-
Penyakit yang kemungkinan dapat diderita
-
Status gizi
-
Riwayat imunisasi
Konseling
pada orang tua khsususnya terkait gizi anak/bayi dimulai mengenai ASI,
meliputi:
-
Pemberian ASI selama 2 tahun
-
Pemberian ASI eksklusif 0-6 bulan
-
Pemberian makanan pendamping pada usia 6 bulan
Pemberian
makanan pendamping harus diberikan pada usia 6 bulan. Hal ini ditujukan
untuk pengenalan bayi secara dini terhadap ragam makanan.
Jika tidak
dilakukan, kemampuan bayi untuk makan justru akan buruk sehingga dapat
menyebabkan gizi buruk atau terkena alergi.
Inisiasi
dini diberikan secara dini yaitu dalam 1 jam setelah bayi lahir tanpa
dimandikan (bayi hanya boleh dilap saja).
Pada kasus
kelahiran cesar, inisiasi dini tetap harus dilakukan.
Kelahiran
cesar (yang cenderung ‘dipaksakan’) memang sering menyebabkan ASI tidak segera
keluar. Tetapi dengan inisiasi dini, karena adanya luapan perasaan bahagia ibu,
akan menyebabkan perasaan bahagia sehingga mempengaruhi hormone dan menyebabkan
ASI bisa keluar.
Insiasi dini
juga menjadi salah satu cara pengenalan alergen terhadap bayi.
Bayi
menjilat-jilat kulit ibu yang tidak steril, dengan demikian akan memberi
kesempatan bayi untuk terpapar terhadap alergen.
Hal ini
penting agar bayi segera memiliki keseimbangan antara Th1 dan Th2.
Pada saat
dalam kandungan, aktivitas Th1 janin dihambat sehingga Th2 menjadi dominan.
Apabila lahir dan kondisi Th2 masih dominan, maka kecenderungan alergi akan
meningkat. Karena Th2 nantinya akan mengativasi sel plasma, eosinofil, basofil
untuk mengeluarkan zat kimia sehingga muncul manifestasi alergi.
Tetapi
dengan adanya inisiasi dini, maka bayi akan segera mengenal alergen dan Th1 dan
Th2 menjadi seimbang dan kemungkinan mengalami alergi akan berkurang.
Yang penting
diperhatikan ketika menyusui yaitu
1.
Posisi
o
Kepala, leher, dan tubuh bayi dalam keadaan
sejajar. Jadi, bayi dipastikan tidak dalam keadaan ‘mluntir’.
o
Bayi menghadap ke arah ibu
o
Tubuh dekat dengan ibu. Jadi, tidak hanya
kepalanya saja yang mendekat ke payudara ibu.
o
Kedua tangan ibu harus menyangga bayi. Fungsinya
untuk memastikan bayi dekat dan sejajar. Jadi, tidak hanya kepalanya saja yang
dipegang, sedangkan badannya dipangku.
2.
Perlekatan
o
Areola mammae semua dihisap. Artinya, tidak
hanya bagian putting saja yang masuk ke dalam mulut bayi.
o
Mulut bayi terbuka lebar. Dengan begitu semua
aerola bisa masuk.
o
Bibir bawah bayi terbuka ke luar. Maksudnya,
tidak tertekuk ke arah dalam.
o
Dagu bayi menempel ke payudara ibu
3.
Efektif
Dikatakan efektif jika hisapan lambat, dalam, dan ada waktu
istirahat.
Bayi
seharusnya mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan.
Apabila
memang tidak bisa, dapat diganti dengan susu formula, tetapi jangan dicampur
gula atau madu.
Pemberian
ASI dilakukan secara on demand. Artinya, ketika bayi minta, ibu harus segera
memberikan.
Pemberian
ASI tidak bisa diatur pada jam-jam tertentu. Tetapi umumnya tiap 2-3 jam
sekali, bayi akan minta diberi ASI sehingga dalam sehari minimal pemberian ASI
sebanyak 8-12 kali.
Bayi akan
kencing dalam sehari sebanyak minimal 6 kali.
Ibu menyusui
sampai bayi melepas sendiri payudara ibu. Artinya, ibu tidak dibenarkan
menghentikan proses penyusuan. Hal ini ditujukan agar bayi mendapat lemak-lemak
di akhir proses susuan yang mana akan memberikan rasa kenyang.
Ketika ibu
sakit, diupayakan tetap memberi ASI. Kecuali pada penyakit-penyakit tertentu
seperti HIV.
Tetapi
terdapat pengecualian pada masyarakat tidak mampu. Barangkali jika tidak mampu
membeli susu formula, lantas menghemat susu dengan mengencerkan dan menambah
gula. Ini justru tidak dibenarkan karena bayi dikhawatirkan menderita
kwashiorkor akibat kekurangan protein.
Atau karena
ingin menghemat lalu sesekali diberikan ASI dan lain waktu diberikan susu
formula. Ini juga tidak dianjurkan karena percampuran antara ASI dengan susu
formula justru akan menyebabkan perlukaan pada intestinum bayi sehingga
memungkinkan virus HIV masuk.
Maka, yang
terpenting adalah pemilihan ASI penuh atau susu formula penuh.
Dalam proses
konseling dengan orang tua anak, yang harus diperhatikan yaitu
-
Bertanya: menanyakan apa usaha yang telah
dilakukan orang tua untuk memenuhi gizi anaknya
-
Mendengarkan
-
Memberi informasi sesuai keterangan berdasarkan
usaha yang dilakukan orang tua
-
Memberikan apresiasi apabila tindakan sudah
benar
-
Memberi masukan apabila ada kesalahan