Follow Us @soratemplates

Wednesday 22 February 2012

Berani Menulis Artikel #4: Bergaya dalam Berbahasa




Orang sering berkata, menjadi seorang penulis haruslah memiliki gaya. Lebih bagus lagi jika gaya itu menjadi brand untuk dirinya. Menyikapi pentingnya gaya dalam berbahasa inilah, maka dalam bab ke-4 buku Berani Menulis Artikel karya Wahyu Wibowo dikupas tuntas tentang gaya penulisan, habitus, dan struktur artikel.
Semua penulis berhak untuk bergaya sesuai dengan kemauannya. Tetapi, sebuah gaya penulisan tetap akan dinilai baik atau buruk oleh setiap pembaca. Setidaknya, ada tiga kriteria yang menentukan baik-buruknya sebuah gaya penulisan, yaitu kejujuran, sopan santun, dan menarik.
Dalam bergaya, seorang penulis haruslah jujur. Dalam arti, jangan sampai karena terlalu ingin terlihat ‘gaya’, maka dia memilih diksi yang justru aneh atau berlebihan. Jika itu terjadi, penulis justru terlihat tidak jujur karena seolah-olah ingin menyembunyikan makna tulisannya di balik kemegahan diksi yang dipilihnya.
Gaya penulisan yang baik juga dilihat dari sopan santunnya. Cara bersopan santun kepada pembaca adalah dengan cara menggunakan kalimat yang efektif dan efisien, jernih dan jelas. Pembaca tidak akan terbuang waktunya hanya karena bingung menangkap kalimat kita yang rumit. Inilah cara seorang penulis untuk bersopan santun kepada pembaca.
Gaya penulisan juga harus memenuhi kriteria menarik. Jangan hany berpatokan pada prinsip jujur dan sopan santun lantas melupakan daya tarik tulisan itu sendiri. Jika hanya berpatok pada dua prinsip sebelumnya, tulisan akan cenderung kaku. Tetapi dengan menambahkan kriteria menarik, maka tulisan pun akan menjadi lebih enak dibaca. Usaha untuk membuat menarik itu dapat dilakukan dengan memperhatikan panjang-pendek kalimat atau struktur kalimat dan tulisan itu sendiri.
Tentunya kita sudah mengenal bahwa gaya penulisan sangat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi. Menulis sebuah cerpen, tentu berbeda dengan menulis sebuah karya ilmiah. Setiap situasi memang membutuhkan gaya tersendiri. Dikenal lima gaya yang cukup berbeda yaitu gaya bahasa pergaulan resmi, gaya bahasa keilmuan, gaya bahasa media massa, gaya bahasa sehari-hari, dan gaya bahasa sastra.
Dalam setiap gaya bahasa tersebut, yang dapat dilakukan adalah menyisipkan unsur-unsur pendukung gaya bahasa atau yang kadang sering dikenal dengan istilah majas. Ada empat majas yang bisa digunakan yaitu majas perbandingan, majas pertentangan, majas pertautan, dan majas perulangan.
Yang tak kalah penting adalah gaya yang digunakan dalam merangkai tulisan itu sendiri. Sebuah tulisan harus memperhatikan lead (alinea pertama), isi, dan juga aline penutup. Trik-trik yang digunakan dalam setiap alinea ini juga dapat menciptakan gaya penulisan yang berbeda.
Untuk membuat lead dapat digunakan beberapa metode. Metode untuk membuat lead ada beberapa macam. Seperti metode 5W 1 H yang biasa digunakan dalam berita-berita atau menggunakan metode pengisahan atau deskriptif yang biasa pada cerpen.  Lead juga bisa dibuat memukau dengan menampilkan sebuah pertanyaan, kutipan langsung, ucapan kondang, sapaan, atau peribahasa di kalimat pertama. Penggunaan teknik stakato atau secara langsung menuding pembaca hingga seakan terlibat dalam penulisan, juga merupakan cara untuk membuat lead yang menarik.
Lead merupakan kunci agar pembaca mau meneruskan membaca tulisan kita. Setelah lead kita menarik, yang kita lakukan adalah membuat alinea tubuh yang saling menyatu. Pembuatan alinea tubuh dapat dilakukan dengan teknik spiral dimana kata kunci disebutkan dalam setiap paragraf; teknik rekatan dengan menggunakan kata hubung di setiap awal paragraf baru; model blok dengan menggunakan kata-kata yang setipe pada awal paragraf dan mengacu pada kata di awal paragraf pertama; menggunakan teknik tematik yang tiap paragraf menguatkan tema; atau model kronologis yang disusun berdasarkan urutan waktu.
Yang terakhir adalah membuat alinea penutup yang menghentak. Alinea penutup dapat disajikan dengan model simpulan, model menggantung, atau model ringkasan. Model simpulan dibuat dengan cara menyimpulkan dari awal apa yang telah dipaparkan. Modal menggantung biasanya dibuat dengan memberikan pertanyaan di kalimat terakhir sehingga pembaca dibuat menggantung dan dibiarkan untuk menjawab sendiri. Model ringkasan dibuat dengan merangkum semua paparan dari awal.
Dengan ketiga teknik tersebut (memenuhi kriteria gaya penulisan yang baik, penggunaan majas dengan pemilihan gaya bahasa yang sesuai kondisi, serta penulisan alinea awal, isi, dan penutup yang menarik), maka seorang penulis akan memiliki sebuah gaya bahasa yang tepat. Dengan memiliki gaya bahasa tersendiri itulah, maka dirinya akan dikenal sebagai penulis yang handal, penulis yang memiliki ciri khas dan berkualitas.

No comments:

Post a Comment