Aku tak menyangka kalau secepat ini akan mendapat dinner romantis dengan seorang pria.
Malam minggu. Selepas magrib aku sudah bersiap. Bercermin
sejenak dan memutuskan segera beranjak. Persiapan sudah matang. Candlelight
dinner!
Aku duduk di kursi menghadap meja bundar yang menakjubkan.
Cahaya dua buah lilin di sisi kiri dan kanan berpendar menambah keromantisan. Berbagai
hidangan tersaji di atas meja. Beberapa camilan dan sebagian makanan yang
bagiku semula terasa asing dan mewah tersaji dengan tatanan begitu indah.
Spaghetti. Hm, orang bilang kencan sungguh romantis jika dinner dengan hidangan
spaghetti. Dan itu terjadi padaku, malam ini.
Aku mulai gelisah. Sosok laki-laki di hadapanku hanya
berdiam diri. Dia sama sekali tak berani menatapku. Entah karena suasanya yang
memang remang-remang, atau dia grogi dan tak kuasa mengungkapkan perasannya.
Baiklah, aku akan setia menunggu.
Rupanya dia sudah tak tahan. Gejolak dalam dirinya terlalu
sulit untuk diredam. Akhirnya ia menatapku dengan wajah memelas penuh pengharapan,
seraya berkata:
“Kak, makan aja, yuk! Daripada kelaparan nunggu listrik
nyala,” kata adikku yang sudah tak sabar menahan gejolak rasa lapar dari
perutnya.
^^V
lucuuu... numpang ngekek boleh :))
ReplyDeleteboleh saf... hehehe... :D
ReplyDelete