Follow Us @soratemplates

Tuesday, 28 February 2012

Konseling Pemberian ASI

 
Sikap seorang dokter ketika menjumpai pasien adalah mengetahui 4 tahapan tindakan.
1.       Subjektif: tau bagaimana keluhan yang dirasakan pasien
2.       Objektif: tau keadaan pasien berdasarkan pemeriksaan fisik
3.       Assassment: penilaian terhadap diagnosis penyakit atau masalah yang dialami
4.       Planning konseling gizi

Konseling gizi pada anak-anak dilakukan dengan memperhatikan
-          Penyakit yang saat itu derita
-          Penyakit yang kemungkinan dapat diderita
-          Status gizi
-          Riwayat imunisasi

Konseling pada orang tua khsususnya terkait gizi anak/bayi dimulai mengenai ASI, meliputi:
-          Pemberian ASI selama 2 tahun
-          Pemberian ASI eksklusif 0-6 bulan
-          Pemberian makanan pendamping pada usia 6 bulan

Pemberian makanan pendamping harus diberikan pada usia 6 bulan. Hal ini ditujukan untuk pengenalan bayi secara dini terhadap ragam makanan.
Jika tidak dilakukan, kemampuan bayi untuk makan justru akan buruk sehingga dapat menyebabkan gizi buruk atau terkena alergi.

Inisiasi dini diberikan secara dini yaitu dalam 1 jam setelah bayi lahir tanpa dimandikan (bayi hanya boleh dilap saja).

Pada kasus kelahiran cesar, inisiasi dini tetap harus dilakukan.
Kelahiran cesar (yang cenderung ‘dipaksakan’) memang sering menyebabkan ASI tidak segera keluar. Tetapi dengan inisiasi dini, karena adanya luapan perasaan bahagia ibu, akan menyebabkan perasaan bahagia sehingga mempengaruhi hormone dan menyebabkan ASI bisa keluar.

Insiasi dini juga menjadi salah satu cara pengenalan alergen terhadap bayi.
Bayi menjilat-jilat kulit ibu yang tidak steril, dengan demikian akan memberi kesempatan bayi untuk terpapar terhadap alergen.
Hal ini penting agar bayi segera memiliki keseimbangan antara Th1 dan Th2.

Pada saat dalam kandungan, aktivitas Th1 janin dihambat sehingga Th2 menjadi dominan. Apabila lahir dan kondisi Th2 masih dominan, maka kecenderungan alergi akan meningkat. Karena Th2 nantinya akan mengativasi sel plasma, eosinofil, basofil untuk mengeluarkan zat kimia sehingga muncul manifestasi alergi.
Tetapi dengan adanya inisiasi dini, maka bayi akan segera mengenal alergen dan Th1 dan Th2 menjadi seimbang dan kemungkinan mengalami alergi akan berkurang.

Yang penting diperhatikan ketika menyusui yaitu
1.       Posisi
o   Kepala, leher, dan tubuh bayi dalam keadaan sejajar. Jadi, bayi dipastikan tidak dalam keadaan ‘mluntir’.
o   Bayi menghadap ke arah ibu
o   Tubuh dekat dengan ibu. Jadi, tidak hanya kepalanya saja yang mendekat ke payudara ibu.
o   Kedua tangan ibu harus menyangga bayi. Fungsinya untuk memastikan bayi dekat dan sejajar. Jadi, tidak hanya kepalanya saja yang dipegang, sedangkan badannya dipangku.
2.       Perlekatan
o   Areola mammae semua dihisap. Artinya, tidak hanya bagian putting saja yang masuk ke dalam mulut bayi.
o   Mulut bayi terbuka lebar. Dengan begitu semua aerola bisa masuk.
o   Bibir bawah bayi terbuka ke luar. Maksudnya, tidak tertekuk ke arah dalam.
o   Dagu bayi menempel ke payudara ibu


3.       Efektif
Dikatakan efektif jika hisapan lambat, dalam, dan ada waktu istirahat.

Bayi seharusnya mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan.
Apabila memang tidak bisa, dapat diganti dengan susu formula, tetapi jangan dicampur gula atau madu.

Pemberian ASI dilakukan secara on demand. Artinya, ketika bayi minta, ibu harus segera memberikan.
Pemberian ASI tidak bisa diatur pada jam-jam tertentu. Tetapi umumnya tiap 2-3 jam sekali, bayi akan minta diberi ASI sehingga dalam sehari minimal pemberian ASI sebanyak 8-12 kali.
Bayi akan kencing dalam sehari sebanyak minimal 6 kali.

Ibu menyusui sampai bayi melepas sendiri payudara ibu. Artinya, ibu tidak dibenarkan menghentikan proses penyusuan. Hal ini ditujukan agar bayi mendapat lemak-lemak di akhir proses susuan yang mana akan memberikan rasa kenyang.

Ketika ibu sakit, diupayakan tetap memberi ASI. Kecuali pada penyakit-penyakit tertentu seperti HIV.
Tetapi terdapat pengecualian pada masyarakat tidak mampu. Barangkali jika tidak mampu membeli susu formula, lantas menghemat susu dengan mengencerkan dan menambah gula. Ini justru tidak dibenarkan karena bayi dikhawatirkan menderita kwashiorkor akibat kekurangan protein.
Atau karena ingin menghemat lalu sesekali diberikan ASI dan lain waktu diberikan susu formula. Ini juga tidak dianjurkan karena percampuran antara ASI dengan susu formula justru akan menyebabkan perlukaan pada intestinum bayi sehingga memungkinkan virus HIV masuk.
Maka, yang terpenting adalah pemilihan ASI penuh atau susu formula penuh.

Dalam proses konseling dengan orang tua anak, yang harus diperhatikan yaitu
-          Bertanya: menanyakan apa usaha yang telah dilakukan orang tua untuk memenuhi gizi anaknya
-          Mendengarkan
-          Memberi informasi sesuai keterangan berdasarkan usaha yang dilakukan orang tua
-          Memberikan apresiasi apabila tindakan sudah benar
-          Memberi masukan apabila ada kesalahan

No comments:

Post a Comment