Follow Us @soratemplates

Tuesday 30 October 2012

Orientasi Blogging vs Social Media

Hm.., sudah lama sekali rasanya saya tidak posting di blog ini. Sekalipun ada postingan, itu pun naskah yang sudah ditulis untuk keperluan lainnya, bukan murni tulisan spesial untuk blog seperti biasanya. Dan tanpa sadar, rasa rindu dengan aktivitas bloging seperti dulu mulai muncul juga.

Kemarin, seorang teman berkata kepada saya, "Orang itu berubah-ubah orientasinya. Tahun lalu dia ingin ini, tahun ini ingin itu, dan entah tahun depan ingin apa". Saya mengiyakan perkataannya.

Saya tidak sedang ingin menceritakan tentang apa perubahan orientasi hidup saya. Tapi, kembali lagi dengan segala aktivitas blogging dulu, sepertinya dalam hal ini pun saya merasakan perubahan orientasi itu.

Tiga tahun lalu, ketika blog ini masih berumur hari atau bulan, orientasi waktu luang saya adalah blogging dan blogwalking. Saya akan membuka dasbor blog dan langsung menuliskan apa yang saya pikirkan pada saat itu. Lantas, berkunjung ke blog-blog teman dan blog-blog andalan yang memang sudah saya bookmark karena isinya menarik. Itulah aktivitas saya. Saya menulis dan saya membaca.

Tapi, jika flashback satu tahun lalu, rasanya aktivitas itu mulai meredup. Saya memang tetap menulis dan membaca. Sayangnya, itu lewat social media. Saya yang semula menganggap interaksi dunia maya lewat blog lebih baik daripada socmed lainnya, terjerumus ke sana. Karena tuntutan tugas, mulailah saya menulis di note fb. Karena desakan microblogging, mulailah saya tertarik dengan twitter. (Untungnya saya belum terjerumus dengan dunia fotografi sehingga tidak merambah ke instagram). Masalahnya adalah, social media adalah social media dan bukan murni wahana untuk melatih menulis dan membaca.

Seorang teman penulis pernah berkata, "Apa mau jadi penulis facebook? Yang ditulis hanya note atau status. Ya kalau setenar presiden, status facebook bisa dibukukan atau tweet di twitter bisa diperjualbelikan. Nah kita?"

Secara tidak langsung teman penulis itu berkata, social media hanyalah pembuang waktu semata. Sekalipun bisa untuk latihan menulis, itupun akan tenggelam dengan timeline lainnya. Seorang teman yang 'aktivis' blogging berkata, "Daripada di social media, nulis serius lebih bisa ditunjukkan dari postingan blognya. Sebulan ada berapa postingan, dan seterusnya".

Nah, saya sepertinya sependapat dengan teman yang kedua. Keseriusan menulis memang lebih bisa terlihat dari postingan blognya dan bukan dari seberapa sering dia menulis status, note, atau tweet. So?

Sekalipun begitu, ada teman lain pula yang berkomentar, "Kamu ingin jadi penulis blog atau penulis buku? Kalau penulis buku, ya kerjakan buku, jangan blogging melulu."
Hm..., lagi-lagi ini masalah orientasi individu yang bisa berubah sewaktu-waktu. Mau lebih fokus ke mana, memang terserah Anda. Tapi sepertinya memang lebih baik lewat blogging untuk menjadi batu loncatan membuat buku selanjutnya.


So.., welcome to blogging again! I hope this is the right way to reduce social media.. :)


PS: Sekedar curhat penyemangat diri sendiri biar lebih rutin nulis dan ngurus blog.. :)


No comments:

Post a Comment