Follow Us @soratemplates

Monday 22 September 2014

Berdiam Sejenak

Aku duduk di sudut ruangan pagi ini. Tak ada aktivitas, tak ada kepentingan. Ah, salah. Bukankah duduk mematung juga sebuah aktivitas? Andai aku bisa meminjam jubah tak terlihat Hary Potter, mungkin lengkap sudah ketidakberadaanku kali ini. Ya, aku sedang menjalani hobiku, meniadakan diri sendiri dan membuat orang lain benar-benar ada. Sebuah kesenangan aneh yang diam-diam sering kulakukan di tengah kesendirian.  

Seorang teman mengajariku dulu, "Cobalah sekali waktu kamu diam dan memposisikan diri sebagai orang lain. Kau akan banyak belajar dan merasakan dirimu dan orang lain."  

Aku mengangguk. Tentu saja. Bukankah kita akan lebih memahami orang lain ketika kita memposisikan diri sebagai orang lain itu. Ternyata bukan itu maksudnya. Bukan untuk memahami, tetapi sekedar merasakan kehidupan yang berbeda dari hidupmu sendiri.  

Maka itulah yang aku lakukan, murni dengan dalih iseng dalam kesendirian.  

Aku mengamati bapak parkir yang berdiri di tepi jalan. Sesekali dia duduk dan tengok kanan kiri. Beberapa residen lalu lalang, masuk ke gang tikus. Hm, mungkin mereka baru sempat sarapan. Ada teman-teman koas yang baru datang. Sebagian tergesa, sebagian berjalan gontai. Hei hei, ini masih pagi kawan. Tiba-tiba terdengar suara tukang parkir, dengan deru mesin mobil yang ia atur. Seorang pasien turun perlahan dari sebuah sepeda motor. Terlalu perlahan. Oh, kakinya luka. Seorang staff melintas. Ada yang menyapa, menunduk, menghormat. Ada yang acuh, mungkin tidak kenal atau tak pernah berurusan. Di seberang sana teman koas terkantuk-kantuk, "Ah, malas. Pulang aja lah," katanya sambil beranjak. Ponselku bergetar, "Aku memutuskan: ya". Aku tersenyum. Kupandang lagi sekeliling, pekerja bangunan masih berlalu-lalang. Pasien masih berdatangan. Tukang parkir masih mengatur-atur.  

Aku tersenyum.

Dunia terus berputar, sekalipun kamu berdiam. Akan terus bergerak, sekalipun kamu berhenti sejenak. Begitu adanya, sesuai perannya. Peran bapak parkir, pekerja bangunan, dokter, pasien, bahkan peran burung berkicau yang menari di langit pagi ini.  

Aku beranjak. Kuambil peranku. Sudah saatnya kembali meramaikan dunia.

No comments:

Post a Comment