Saya punya teman dekat, sebut saja namanya Budi. Kami beda kelompok koas, hanya sesekali saja bertemu di stase tertentu. Suatu ketika saya menjadi seniornya. Ketika suasana koas pada saat itu sangat ribut, dia sebagai koas junior terlihat begitu banyak perkerjaan, sedangkan saya sebagai senior kebetulan sudah menyelesaikan tugas-tugas yang harus dikerjakan. Maka saya menghampirinya.
Saya mengambil beberapa jatah pekerjaannya dan dia sontak berkata, "Eh, mau dibawa ke mana?" Tahu dia bertanya begitu, saya pun menjawab dengan nada sewot, "Mau aku kerjain. Mau ga dibantuin? Mau cepet pulang ga?" Saya pun langsung ngloyor pergi tanpa menunggu komentarnya. Teman kelompok saya yang mendengar itu langsung berkata, "Aduh Mbak Avi, galak amat sih sama Budi. Kasihan kan". Tahu ada yang membela, Budi tersenyum menang. Saya mengomentari dengan ringan, "Sama Budi aja mah udah biasa. Biarin".
Beberapa menit kemudian kami para koas diajak makan siang. Kebetulan kami koas senior banyak yang puasa, sedangkan koas junior sedang tidak puasa. Mereka tidak enak hati karena makan padahal senior tidak. Maka saya pun berkata, "Ya udah sana makan, biar kerjaannya dilanjutin senior. Seniornya baik kan," kataku sambil tertawa. Tiba-tiba Budi menyahut setengah menggerutu, "Apaan ketawa-ketawa. Baik apanya. Itu sih karena senior puasa, kalau ga juga tetap bakal makan." Saya cuma manyun mendengar Budi ngomel sendiri. Giliran teman Budi yang berkomentar, "Kamu kok galak banget sih sama Mbak Avi." Kini saya yang tersenyum karena dibela. Tapi Budi pun menimpali, "Halah, sama Avi, udah biasa".
Hm, saya hanya iseng mau berkontemplasi di sini. Saya dan Budi adalah seorang teman yang sudah cukup mengenal. Mungkinkah karena merasa sudah mengenal lantas kami saling menggampangkan satu sama lain? Saya merasa biasa saja ketika sewot pada Budi, pun Budi juga biasa saja ketika mengomel pada saya. Sebaliknya saya juga biasa saja jika Budi mengomeli saya dan mungkin Budi juga sudah biasa pula ketika saya sewot padanya. Hanya saja, ini berlaku bagi kami, bagaimana menurut orang lain?
Layaknya teman sekelompok saya maupun teman sekelompok Budi, mereka menganggap kami terlalu galak satu sama lain, walaupun kami pribadi tidak menganggapnya demikian. Lantas saya berpikir, begitukah pandangan orang di dunia ini terhadap sikap seseorang yang dilihatnya? Khususnya ketika pandangan itu menjadi berbeda hanya karena faktor biasa dan belum terbiasa.
Contoh simpel lain begini. Ketika bertemu dengan orang tua di luar sana terlebih yang belum begitu kenal, mungkin seseorang akan begitu hormat dan menggunakan bahasa jawa halus. Tapi, beda halnya dengan orang tua sendiri di rumah. Mungkin karena sudah terbiasa lantas menganggap komunikasi selayaknya normal saja tanpa perlu 'mundhuk-mundhuk' dengan bahasa krama. Begitu juga dengan sahabat sendiri. Kita bisa bebas bersikap tanpa peduli image tertentu sedangkan dengan orang baru kita terkesan menjaga image. Begitukah?
Saya menganggapnya mungkin karena orang yang sudah terbiasa diharapkan sudah mengenal dan memahami kita. Barangkali orang tua akan maklum ketika anaknya tidak 'mundhuk-mundhuk'. Atau mungkin sahabat terdekat kita akan sangat paham ketika kita lepas kontrol dan menumpahkan padanya. Tapi, bagaimana dengan orang lain di luar zona kita?
Oke, kita memang tidak harus memperhatikan semua penilaian orang lain pada kita. Cuma, akan menjadi cukup miris ketika orang menganggap sikap ini sebagai sikap yang sekedar jaga image semata. Oh, tenyata si A itu ga hormat sama orang tuanya. Ah, ternyata si B kalau lepas kontrol memalukan juga. Hm, ternyata si C galak juga, dan seterusnya yang ternyata berbeda dengan image pada umumnya.
Bukan perkara imagenya menurut saya, melainkan saya anggap sebagai sebuah pengingat. Oh, ternyata manusia juga harus menjaga sikap. Bagaimana kita seharusnya tidak membeda-bedakan perilaku hanya karena menggampangkan posisi seseorang. Sekalipun tidak ada masalah karena mereka orang terdekat kita, bukankah menjaga sikap untuk menjadi lebih baik juga tidak ada salahnya?
Yah, ini sekedar iseng saja. Toh bagaimana sikapmu, itu terserah padamu...
CMIIW... :)
Monday, 1 September 2014
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment