Apa yang kau tahu tentang komitmen?
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, komitmen adalah suatu perjanjian (keterikatan) terhadap sesuatu atau kontrak. Dalam sebuah hubungan atau interaksi antar perseorangan, tak jarang orang meminta komitmen satu sama lain. Sesuai definisi tadi, boleh jadi di sini mereka saling membuat kontrak. Bisa jadi pula mereka sekedar diharapkan untuk saling terikat.
Berbicara tentang komitmen seringkali yang terbayang adalah interaksi seorang laki-laki dan perempuan. Sepasang lelaki dan perempuan seringkali bermain-main dengan komitmen. Perempuan berharap laki-laki terikat padanya. Sebaliknya, lelaki juga berharap agar perempuan terikat pula.
Masalahnya, ikatan apa yang dimaksud di sini? Dalam istilah pramuka, dikenal berbagai macam simpul. Ada simpul mati, ada pula simpul hidup. Begitukah juga dengan hubungan laki-laki dan perempuan? Ada yang tersimpul dan terikat hingga mati dan ada pula simpul sekenanya dengan ikatan longgar yang sewaktu-waktu bisa dilepas sesuka hati.
Terlepas dari itu, perkara membuat simpul juga bukan persoalan yang mudah. Terkadang sudah mencoba diikat kuat, tapi tetap ada yang meleset. Ada pula yang agar tidak meleset, lantas diikat sedemikian rupa hingga justru menjadi terkesan rumit. Begitu pula dengan komitmen. Pelik, dan dirasa cukup sulit.
Maka, wajar jika ada orang yang berkata, "Karena komitmen itu susah, jangan sia-siakan dia yang datang dengan membawa komitmen. Pertimbangkan, dan jangan langsung ditolak. Setidaknya dia berani datang padamu dengan komitmen, dibandingkan mereka yang sekedar sambil lalu tanpa membawa apa-apa padamu."
Namun lantas orang lain menimpali, "Tapi ini juga bukan lomba lari. Bukan karena dia datang lebih dulu dengan komitmen lantas dipikirkan dan mereka yang datang belakangan tak perlu dipertimbangkan."
Perkaranya ada di komitmen itu sendiri. Kontrak akan terjadi jika dua pihak saling sepakat. Bukan perkara waktu, melainkan siapa yang mau datang membawa MoU dan siapa yang mau menandatangani kontrak.
Setiap penawaran memang tidak boleh diremehkan. Tapi setiap penawaran juga tak lantas diiyakan dengan dalih mumpung ada penawaran. Hati-hati karena setiap penawaran pasti sesuatu yang menggiurkan. Tak ada iklan yang tak menarik di dunia ini. Boleh jadi sekedar mengiyakan setiap penawaran yang datang justru menjadi bukti suatu bentuk keserakahan. Boleh jadi alasan yang penting segera membuat ikatan dari penawaran yang diajukan justru hanya akan menciptakan simpul yang asal-asalan.
Simpul hanya akan kuat ketika dua buah ujung tali bersinergi untuk saling mengikat. Begitu pula dengan komitmen. Butuh dua kendali yang membuatnya tetap terikat. Namun layaknya tali yang juga bisa bermata dua justru membunuh dengan jeratannya, begitu pula dengan komitmen yang terasa terlalu mengikat hingga membuat kita terjerat pula.
Layaknya simpul pramuka yang punya manfaat sesuai dengan bentuk yang tepat, semoga begitu pula dengan komitmen yang akan membawa manfaat karena dibentuk dengan tepat. Aamiin...
kok ga ada tulisan baru lagi Avi? :)
ReplyDelete