Follow Us @soratemplates

Wednesday 3 March 2010

Do'a Restu Ibu

Beberapa hari yang lalu, dalam perjalanan menuju kampus, sesuatu membuatku tersenyum. Tepat di persimpangan jalan sebelum lampu merah, seorang pemuda baru saja keluar dari gerbang rumahnya sambil menuntun sepeda model tua. Pemuda itu dibukakan pintu gerbang oleh seorang wanita setengah baya dengan hanya memakai pakaian daster saja. Begitu sepeda itu dikeluarkan dari gerbang, sang pemuda kembali menghampiri ibu tersebut dan mencium tangannya dengan takzim.


Dan aku merasa tersindir...
Sudah berapa lama aku tak pernah melakukan itu lagi?

Dulu, setiap hari, aktivitas itu bagaikan ritual wajib bagiku. Sebelum berangkat sekolah, pasti ku cari ibu dan bapak. Berpamitan dan mencium tangan mereka sambil mengucapkan kata mantra, "Bu, berangkat dulu. Do'akan bisa..."

Ya, do'akan bisa. Sebuah mantra ampuh yang aku ucapkan tiap hari. Tak peduli apakah hari itu memang ada ulangan (agar aku benar-benar bisa mengerjakan) ataupun 'bisa' dalam arti menjalani aktivitas sehari-hari. Yang pasti selalu kuucapkan kata agar aku dido'akan. Do'a dari kedua orang tua, terutama ibu. Bukankah ridho Allah adalah ridho orang tua? Jadi, layaklah jika setiap hari aku memulai aktivitasku dengan meminta ridho dari ibu dengan harapan Allah pun akan meridhoiku.

Tapi, sekarang tak pernah lagi. Bukannya aku merasa sudah tak butuh do'a, tapi kendala waktulah yang tidak memungkinkan untuk mengucapkan mantra itu lagi. Semenjak kuliah, aku menjadi orang terakhir yang keluar dari rumah. Bapak ibu sudah berangkat ke kantor lebih dulu. Tak ada lagi ucapan "Bu, berangkat dulu. Do'akan bisa...", tapi yang ada justru, "Kak, berangkat dulu. Jangan lupa kunci pintu..."

Hm...


**********************************

PS :
Selagi masih ada waktu, jangan pernah menyepelekan mohon do'a restu pada ayah dan ibu. Dan jangan pernah lupa untuk mendo'akan mereka berdua.

Percayalah, dengan do'a mereka, hidup akan jadi penuh berkah...

No comments:

Post a Comment