Follow Us @soratemplates

Tuesday 30 March 2010

Tinjauan Anemia Secara Umum

Diambil dari slide dan catatan kuliah

dr. Suradi Maryono Sp.PD - KHOM


Hematopoiesis : pembentukan darah dalam sumsum tulang. Terdiri dari

- Eritropoiesis

- Granulopoiesis

- Trombopoiesis


Eritropoiesis

- adalah proses pembentukan eritrosit.

- Apabila eritrositnya kurang akan menyebabkan anemia.

- Jika berlebih, akan menyebabkan polisitemia.

Polisitemia ada dua yaitu

- polisitemia primer yang disebut juga vera (PV). Polisitemia primer berkaitan dengan MPD (myeloid poliferasi disease).

- polisitemia sekunder.


Granulopoiesis

- merupakan proses pembentukan granula, disebut juga proses pembentukan leukosit.

- Apabila pembentukan ini kurang, akan menyebabkan leukopeni.

- Jika pembentukan berlebih, akan menyebabkan leukositosis.

- Leukositosis dapat disebabkan oleh infeksi, reaksi leukomoid, dan keganasan.

- Leukositosis akibat keganasan sering disebut leukemia.

- Leukimia ini dibedakan lagi jadi akut dan kronik.

- Leukimia akut dibedakan jadi ALL dan AML. Leukemia kronik juga dibedakan jadi CLL dan CML.


Trombopoiesis

- Yaitu proses pembentukan thrombosis

- Jika kekurangan akan menyebabkan trombositopenia

- Keadaan trombositopenia dapat menyebabkan terjadinya perdarahan. Keadaan ini juga ditemukan pada demam berdarah dan demam thypoid.

- Jika trombosis berlebihan akan menyebabkan trombositosis.

- Trombositosis ini juga dibedakan lagi jadi primer dan sekunder. Untuk yang primer (trombositemia) berkaitan dengan MPD juga.

- Jadi jika kekurangan akan terjadi perdarahan dan jika kelebihan akan ada hiperkoagulasi. Hiperkoagulasi ini kaitannya dengan penyakit stroke, varises, dll


Gangguan hemostatis

- Hemofli, DIC (disease intramuscular coagulasi), DVT, PAD, dll


Keganasan Hematologi

- Leukimia (udah dijelasin tadi)

- Limfoma maligna. Disebut juga kanker kelenjar getah bening. Ditandai dengan adanya pembesaran kelenjar getah bening, misal di leher.

- Gamopatia monoclonal (kanker sel plasma) karena diskrasia sel plasma. Pada penyakit ini dikenal MGUS (monoclonal gamopathy of unknown significance), mulitiple myeloma, plasmositoma.


Onkologi Medik

- Digunakan untuk membedakan tumor solid

- Untuk kemoterapi (sitostatika)

- Untuk terapi biologi

Sekarang, kita focus untuk membahas anemia. Sebelumnya, kita bahas dulu tentang sel darah merah.


Eritrosit

- Umurnya 100 – 120 hari (kurang lebih 3-4 bulan).

- Setiap harinya 1% eritrosit ini rusak dan dalam 3 bulan itu, eritrosit akan dihancurkan oleh makrofag yang ada di hepar, lien, sumsum tulang. Tapi karena tubuh memiliki sistem hemopoiesis (khususnya eritropoiesis) keadaan ini bisa dikompensasi dengan baik

- Pada keadaan patologis (ketika eritropoiesisnya terganggu) atau pada perdarahan akan menyebabkan anemia karena tubuh ga bisa mengompensasi.


Anemia

- Secara fisiologis dapat dibedakan jadi 2.

- Pertama, karena insufisiensi eritrosit untuk memenuhi kebutuhan jaringan perifer.

- Kedua, karena destruksi eritrosit.

- Kenapa bisa jadi anemia?? karena kadar Hb-nya kurang, hemotocrit kurang, atau jumlah eritrosit yang kurang.


Kadar hemoglobin dan hematokrit

- Pemeriksaan Hb dan Hct penting untuk diagnosis anemia.

- Hb dan Hct dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, keadaan hidrasi pasein (misal pada pasien dehidrasi), dan populasi pasien.

- Cara mengetahui kadar Hb dengan melihat spektrofotometrik dari sianmetameglobin, sedangkan untuk hematokrit dilihat dari hasil sentrifugasi.

- Kadar normal Hct untuk laki-laki dewasa 42-52%, untuk wanita 37-47%.


Berdasarkan Hb dan Hct, anemia dapat dibedakan jadi anemia berat, sedang, dan ringan.

- Anemia berat : Hb kurang dari 7

- Anemia sedang : Hb antara 7 – 10

- Anemia ringan : Hb antara 10 - normal

Berdasarkan onsetnya dibedakan jadi anemia akut dan kronik

Untuk menegakkan diagnosis dapat dilakukan pemerikasaan apusan darah tepi dan aspirasi sumsum tulang.


Eritrosit

- Eritrosit dihitung dengan indeks eritrosit (MCV, MCH, MCHC). Ketiga jenis penghitungan ini penting untuk melihat morfologi eritrosit. Jadi bisa tau kapan dikatakan anemia makrositik, mikrositik, dll.

- Dari penghitungan MCV,

o jika didapatkan hasil 80-100fl berarti normositik

o Jika kurang dari 80fl mikrositik

o Lebih dari 100fl makrositik

- Dari penghitungan MCHC,

o Jika normal disebut normokromik

o Jika dibawah normal, hipokromik

o Tapi, tidak ada istilah hiperkromik


- Untuk menerapkan jenis morfologi ini dilakukan dengan pemeriksaan dengan darah apus.


Untuk lihat anemia (pemeriksaan fisik) bisa dilihat dari konjungtiva, sublingual, dan telapak tangan. Kalau pucat, itu pertanda anemia. Apalgi kalau sampai putih, tandanya sudah anemia berat.


Dari penghitungan MCV didapatkan anemia makrostik, normositik, atau mikrositik.

Sekarang, kita bahas satu-satu.


MAKROSITIK

- Pertama, cek dulu apakah ada makrositik oval dan hipersegmen neutrofil.

o Jika ada, berarti anemia megaloblastik

o Jika ga ada, anemia non-megaloblastik

- Anemia Megaloblastik

o Cek dulu apakah ada defisiensi vit B12 dan asam folat

§ Jika ada, berate anemia defisiensi vit B12 dan asam folat

§ Jika ga ada, lihat riwayat medis

o Dari riwayat medis

§ Jika ada, berarti karena efek medis

§ Jika ga ada, bisa karena gangguan sintesis DNA

o Jadi anemia megaloblastik, bisa dibedakan diklasifikasikan jadi

§ Anemia defisiensi vit B12

§ Anemia defisiensi asam folat

§ Kombinasi defisiensi vit B12 dan asam folat

§ Gangguan sintesi DNA

- Anemia Nonmegaloblastik

o Cek retikulositnya

§ Jika meningkat, berarti kaitannya dengan eritropoiesis (hemolitik, hemorage)

o Jika menurun, cek riwayat dll

§ Jika ada, berarti bisa karena alkoholi, penyakit liver, myeloma, diamond-blackfan, dll

§ Jika ga ada, cek sumsum tulang

o Dari pemeriksaan sumsum tulang.

§ Jika positif, berarti bisa anemia aplastik, anemia congenital, myelodiplatik

§ Jika negative, bisa karena keracunan arsenic, dll

o Jadi, anemia nonmegaloblastik bisa dilkasifikasikan jadi

§ Berhubungan dengan eritropoiesis

§ Alcoholism

§ Penyakit liver

§ Aplastik anemia

§ Myelodipalstik sindrom

§ Myelophtisic anemia

§ Anemia sideroblastik

§ Anemi konginital (tipe I dan III)

§ Diamond-Blackan anemia

§ Hipotiroid


NORMOSITIK

- Hitung retikulosit

o Jika menurun atau tidak meningkat, cek riwayat

o Jiak meningkat, cek parameter hemolitik

- Setelah cek riwayat

o Jika positif, bisa karena anemia defisiensi besi, anemia penyakit kronik, karena medis, disfungsi renal dan hepar

o Jika negative, bisa karena apalasia sel darah murni

- Setelah cek parameter hemolitik

o Jika postif, cek DAT

o Jika negative, berarti anemia karena perdarahan

- Setelah cek DAT

o Jika positif, bisa anemia hemolitik

o Jika negative, cek lagi trombositnya

- Jika negative, bisa eritropoesis poriporphyria

- Secara garis besar, anemia normokromik diklasifikasikan jadi

o Anemia karena peningkatan produksi eritrosit

o Penurunan sekresi eritropoietin

o Berkaitan dengan respon sumsum tulang


MIKROSITIK

- Cek retikulosit

- Jika retikulosit kurang,

o cek fe

§ Jika menurun, anemia defisiensi fe

§ Jika normal. Cek hemoglobin elektrophoreisis

o Cek hemoglobin elektrophoresis

§ Jika menurun, hemoglobinopati

§ Jika normal, cek alfa thalasemia

o Cek alfa thalasemia

§ Jika positif, alfa thalasemia

§ Jika negative, cek populasi papenheimer disease

o Cek populasi

§ Jika positif, kegagalan sumsum tulang

§ Jika negative, cek basofil

o Cek basofil

§ Jika positif, karena toksisitas

§ Jika negative, cek riwayat

o Cek riwayat

§ Jika postif, karena penyakit kronik

- Pada retikulosit meningkat

o Cek fe

§ Jika turun, defisiensi fe

§ Jika normal, cek parameter hemolitik

o Cek parameter

§ Jika positif, beta thalasemia

§ Negative, cek poikilositosis

o Cek poikilositosis

§ Jika postif, herediter poikilositosis

§ Negative, cliptositosis

o Cek cliptositosis

§ Jika positif, herediter cliptositosis

§ Negative, hemoglobinuria atau eritpoietic porphyria

o Jadi secara garis besar, diklasifakan menjadi

§ Penyakit metabolism fe

§ Sintesis globin

§ Anemia sideroblastik

§ Toksis


Terapi Anemia

- Tergantung dengan penyebabnya

- Jadi harus dicari penyebabnya dengan pemeriksaan diferensial diagnosis yang tepat



Silakan download...
Tinjauan Umum Anemia

No comments:

Post a Comment