Follow Us @soratemplates

Thursday, 22 April 2010

Alhamdulillah..., Aku Lupa

Sering kali kita terlupa akan sesuatu. Lupa menaruh kunci motor, lupa membawa tugas kuliah, atau lupa materi kuliah saat sedang ujian. Merasa kesal? Wajar. Biasanya orang merasa terganggu dengan keadaan 'lupa' ini. Mungkin karena waktunya jadi tidak efektif, atau rencana-rencana dan target yang ingin diraihnya jadi sedikit berantakan. Tak jarang pula orang lain menyalahkan kita yang sedang lupa, "Kok bisa sih? Dasar pelupa!"

Padahal bukankah manusia itu tempat salah dan lupa. Jadi wajar jika kita memang sering lupa. Memang Allah sudah menciptakan manusia dengan keadaan seperti itu. Kenapa harus protes dan tetap menggerutu saat terlupa. Bukankah Allah menciptakan manusia sebagai makhluk sempurna. Pun sempurna dengan sifat pelupanya.

Seumur hidup kita, roda kehidupan terus berputar. Seiring dengan perubahan suasana hati pula. Pernah suatu kali kita sedih luar biasa karena tertimpa musibah misalnya. Seandainya kita tidak pernah lupa, tentu kesedihan itu akan terbayang-bayang selamanya. Atau suatu ketika kita takut dengan sesuatu. Jika kita tak pernah lupa, betapa ketakutan itu akan menjadi bagian hidup kita selamanya. Manusia akan lebih mudah stress karena beban otaknya yang justru mampu mengingat segalanya dan tak pernah melupakannya. Jadi, bersyukurlah kita karena Allah menciptakan kita dengan sifat lupa.

Namun ada yang masih kurang setuju. "Bukankah enak jika kita tidak pernah lupa dengan materi belajar. Untuk kasus ini tidakkah lupa ini benar-benar mengganggu?" Hm..., tidak. Jika Allah menciptakan sifat ini kepada manusia, berarti secara universal berlaku pula untuk semua keadaan. Seandainya kita tidak pernah lupa dengan setiap materi belajar, yang ada kita akan menjadi orang yang malas. Kenapa? Karena kita merasa membaca satu kali saja sudah cukup dan tidak pernah lupa. Di sinilah hikmahnya. Manusia memang diciptakan sebagai makhluk yang mudah lupa agar ia tidak pernah berhenti belajar, agar ia mau mengulang kembali belajarnya.

Maka, aku sangat bersyukur karena aku bisa merasakan lupa. Namun bukan berarti lantas kita bisa berleha-leha. Justru karena kita ini pelupa, maka kita dituntut untuk lebih berhati-hati dan terus mau memperbaiki diri.

2 comments:

  1. artikel yg bagus... good job! karena aku merasakan betul 'nikmatnya' lupa... bahwa hidup itu tdklah seindah yg dibayangkan dan semanis angan. Melupakan adl obat yg paling mujarab..

    ReplyDelete
  2. ^_^ betul mbak azizah...

    Memahami dan menayukuri nikmat lupa yang telah Allah berikan pada kita. Alhamdulillah...

    ReplyDelete