Follow Us @soratemplates

Sunday, 18 April 2010

Imunokimia



Diambil dari Slide dan Catatan Kuliah

dr. Ida Nurwati M.Kes


Sistem imun merupakan suatu pertahanan tubuh untuk melindungi tubuh dan menghancurkan zat anti.

Dibedakan menjadi spesifik dan non-spesifik.


Ciri-ciri sistem imun non-spesifik yaitu:

- Sudah ada sejak lahir

Misal kulit. Sejak lahir kan kulit udah ada. Bukan kalau ada serangan aja terus baru terbentuk kulit.

- Mekanismenya udah bekerja

Dengan adanya kulit itu tadi, otomatis langsung bekerja menangkal kuman. Bukan kalau ada kuman, kulit baru bekerja.

- Tidak spesifik terhadap agen tertentu

Contoh : kulit, air mata, bulu mata (menangkal cahaya), berkedip, alis (keringat), lisozim (dalam air liur), vagina (ph 4), batuk, bersin.

But, meskipun batuk merupakan salah satu mekanisme pertahanan tubuh, batuk tetap harus diatasi dengan menghilangkan penyebabnya, bukan batuknya.

Kalo untuk yang spesifik, ya tinggal kebalikan dari ciri non-spesifik di atas…



Gambaran IgG

- Terdiri dari 4 nukleotida meliputi : 2 rantai ringan dan 2 rantai berat

- Rantai ringan (pendek) dan berat (panjang) dihubungkan oleh disulfide

- Simetris

- Rantai ringan dibagi 2 : jadi ½ variable dan ½ konstan

- Rantai berat dibagi jadi 4

o Pada Ig G A D : ¼ variable, dan ¾ konstan

- Untuk Ig M E pada bagian konstan ditambah 1 bagian lagi sehingga:

o Bagian variable 1/5, dan bagian konstan 4/5

- Enzim papain : memotong jadi 2 bagian sama besar :

o 2 Fab

o 1 Fc

- Tempat pemotongan papain disebut regio engsel. Menyebabkan Ig menjadi lebih fleksibel shg bisa mengikat antigen.

- Tempat pengikatan entigen di bagian dekan gugus amino (bagian variable)

- Bagian kontan di gugus karboksil

- Enzim pepsin : menghasilkan 1 fab dan fc jadi pecah-pecah

- Merkaptoetanol : menghasilkan 2 rantai berat dan 2 rantai ringan


Yang membedakan sifat Ig, terletak pada rantai beratnya.

Kalau yang membedakan kelas Ig, terletak pada bagian konstannya. Shg terbagi menjadi 5 kelas : Ig G, A, D, M, E.


Bagian variable (yg bagian ujung) dari tiap rantai masih dipecah-pecah lagi.

- Variabel rantai ringan jadi 3

- Variabel rantai berat jadi 4


Antibodi

Ig G

- Terbanyak

- Satu-satunya Ig yang bisa menembus plasenta

- Sebagai pertanda infeksi kronis

Ig A

- Monomer, dimer dihubungkan J

- Pertahanan pada kelenjar-kelenjar

Ig M

- Terbesar

- Pentamer dihubungkan J

- Pada bayi lahir dapat dijumpai jika ada infeksi intrauteri

- Pertanda infeksi akut

Ig D

- Belum diketahui fungsinya

- Monomer

Ig E

- Paling sedikit

- Muncul pada mekanisme alergi


Antigen

- Merangsang sistem imun

- Makin asing :

o Berat molekul makin besar

o Rantai makin komplek (aromatic : phenilalanin, tyrosin, tryptophan)


Pembentukan antibodi

Sel T helper

Virus – difagosit oleh makrofag – dipecah jadi fragmen – dipresentasikan keluar oleh protein MHC – hanya 1 yang sesuai dengan reseptor – berikatan dengan sel T helper – memperbanyak diri – mengeluarkan interleukin untuk mengaktifkan sel B dan mengaktifkan sel T sitotoksik, dan mengeluarkan sel memori.

Sel T sitotokis

Fagosit – dipresentasikan keluar oleh molekul MHC – sel T sitotoksik – aktif – mengeluarkan interleukin – menjadi sel memori dan mengeluarkan zat – meracuni fragmen yang ada di makrofag – jadi bersih.

Sel limfosit B

Fagosit – dipresentasikan keluar – dari sel T helper yang mengaktifkan sel B – berikatan – aktif jadi sel plasma – mengeluarkan antibody – mengikat virus.


Proses pembentukan antibodi

- Pada infeksi primer dibutuhkan suatu masa untuk membentuk antibody disebut lagfase.

- Setelah kuman masuk, Ig M naik (karena masa akut)

- Sebelum Ig M sampai puncak, Ig G naik

- Lalu keduanya turun dan sama-sama dibawah

- Jika ada infeksi sekunder, Ig G dan Ig M langsung naik dan masa lagfase memendek karena tubuh sudah punya sel memori

- Ig G akan naik lebih tinggi dari infeksi pertama

- Ig M akan naik lebih rendah dari infeksi yang pertama


Pembentukan Antibodi Monoklonal

Tikus diimunisasi dengan antigen – diambil sel anak limfa (bisa menghasilkan Ig, tapi umur tidak panjang) – dari kultur diambil sel myeloma (karena umurnya panjang tetapi tidak bisa menghasilkan Ig) – lalu difusikan antara sel anak limfa dan sel myeloma (biar jadi Ig dengan umur panjang) – diberi medium HAT – dikloning/diperbanyak – disubkloning (dipilih yang punya sifat tertentu sesuai yang diinginkan) – dimasukkan ke dalam tikus atau disimpan.


Contoh kasus:

Ada seorang ibu usia 25 tahun G1 P0 A0 hamil 9 bulan menderita toksoplasma. Setelah melahirkan G1 P2 A0. Anak A IgG positif, IgM negative. Anak B IgG positif, IgM positif. Bagaimana keadaan anaknya?

Jawab :

- G : gravit 1 menunjukkan hamil pertama

- P : partes 2 menunjukkan melahirkan 2 anak (kembar)

- A : abortus 0 menunjukkan belum pernah abortus

- IgM positif menunjukkan terserang infeksi akut atau infeksi intrauteri

- IgG positif karena setiap bayi memiliki IgG dari ibu (satu-satunya Ig yang bisa menembus plasenta)

- Keadaan bayi:

o Bayi A belum terkena virus toksoplasma. Namun kemungkinan masib bisa terkena. Hasil IgM negative karena bisa jadi masih dalam masa lagfase.

o Bayi B positif toksoplasma




Silakan download

Imunokimia




No comments:

Post a Comment