Follow Us @soratemplates

Thursday 10 June 2021

Hobi Belajar atau Hobi Jajan Kelas?




Beberapa waktu lalu saya posting tentang 'suka kompetisi'. Buat yang belum baca, boleh baca di tulisan berjudul Challenge Accepeted. Hehe ga penting juga sih. Ya siapa tahu aja pingin baca biar nyambung sama cuap-cuap saya kali ini.


Berhubung saya mau mengubah mind set untuk tidak berkompetisi menjatuhkan lawan, maka saya mulai kembali asyik menyelami diri sendiri. Yah semata-mata untuk mencari apa sih sebenarnya yang membuat mata saya berbinar? Alias, apa sebenarnya jalan yang bisa saya tempuh agar bisa lebih menikmati hidup dengan penuh warna.


Well, setelah merenungi serpihan-serpihan episode hidup, ternyata saya berbinar sekali ketika belajar. Weits? Ga salah baca nih?! Iya bener, ternyata saya suka belajar. Saya bahagia sekali ketika bisa join kelas ini kelas itu. Saya merasa tertantang sekali ketika ada ilmu baru dan ternyata ada sesuatu yang harus dikerjakan.


Tapi meski saya suka belajar, saya perlu berpikir dua kali untuk mendaftar di sebuah instansi. Yah maksudnya untuk menjadi seorang mahasiswa resmi. Alih-alih menyiapkan toefl atau surat rekomendasi, saya justru keranjingan ikut kelas online di sana-sini. Saking banyaknya, kadang dalam satu waktu saya mengikuti lebih dari satu kelas dalam durasi waktu yang bersamaan.


Cuma, beberapa waktu lalu saya tertohok oleh satu hal. Di era pandemi ini, orang zaman sekarang lebih gampang jajan kelas daripada jajan makanan. Eh, gimana maksudnya? Iya, tahu dong kalau akhir-akhir ini kelas online begitu merajalela. Nah saking banyaknya itu, kadang orang pingin ikut kelas A, kelas B, dan seterusnya. Biasanya sih yang punya aura-aura FOMO alias fear of missing out. Dia ngrasa takut ketinggalan kalau ga ikut kelasnya sekarang.


Then, mendaftarlah dia dan join kelasnya. Tapi, apa yang terjadi kemudian? Ternyata dia cuma numpang lewat. Dia cuma numpang daftar, trus numpang di kelas, trus tahu-tahu kelas berakhir. Kok gitu? Iya saking ga sempat karena sibuk ini itu. Jadi yang penting masuk dulu, dapet materi dulu, belajarnya nanti aja lagi. Yakin?


Nyatanya, mereka yang ngaku ntar saya pelajari sendiri ternyata ga dipelajari juga. Ups, itu sih saya kayaknya. Buktinya apa? Contoh aja nih, materi dalam bentuk pdf atau ebook kayaknya udah ngumpul banyak banget di hp. Tapi mau dikurangi kok belum dibaca. Nah itu sama juga tuh kayak syndrom sejak zaman kuliah. Yang penting ikutan fotocopy dulu, belajarnya belakangan. Yang penting ikut beli buku dulu, belajarnya nanti aja kalau mau ujian.


Duh, kalau gini sih berarti mentalnya yang perlu diperbaiki. Biar belajarnya memang murni haus akan ilmu, bukan sekedar euforia takut ketinggalan materi.


Yah semoga masih ada waktu. At least semoga niat menuntut ilmunya dicatat sebagai satu amalan kebaikan oleh Allah SWT. Aamiin

No comments:

Post a Comment