Thursday, 25 January 2024
Wednesday, 24 January 2024
Wednesday, 17 January 2024
Monday, 8 January 2024
Sunday, 7 January 2024
Ada sebuah doa menarik yang saya imani. Sebuah doa yang menurut saya menjadi jawaban pamungkas dari apa yang dibutuhkan manusia di dunia. Doa dan dzikir ini bisa dibaca di tahiyat terakhir sebelum mengucap salam.
Allahumma a'inni 'ala dzikrika wasyukrika wa husni 'ibadatik. (Ya Allah, tolonglah aku untuk berdzikir kepada-Mu, bersyukur kepada-Mu,dan memperbagus ibadah kepada-Mu). H.R. Abu Dawud, An-Nasai, Ahmad, dan Al-Hakim.
Ada beberapa poin menarik pada doa ini.
Wednesday, 3 January 2024
Jangan meletakkan seluruh telur dalam satu keranjang
Tuesday, 2 January 2024
Monday, 1 January 2024
Tahun 2023 sudah berlalu. Seperti biasa tentu saja ada berjuta rasa ketika melewati sebuah masa, pun di 2023.
Tahun ini aku full menjadi ibu rumah tangga. Bukan hal mudah untuk mengambil keputusan menutup tempat praktik yang sudah berjalan beberapa tahun. Ya, ada mimpi besar yang memang harus aku sambut setelah ini. Dan tentu saja, mimpi itu harus berbuah konsekuensi, salah satunya yaitu dengan tidak praktik (dulu).
Mimpi apa itu?
Ah, tak perlu kuceritakan di sini. Kata orang, jika kamu punya niat lalu bercerita, kadang niatmu itu justru benar-benar hanya akan menjadi niat belaka. Tak ada pencapaian pada akhirnya. Jadi, biar kupendam dulu mimpi itu, biar kurajut dulu, hingga nanti benar-benar terwujud maka sudah pantas aku menceritakannya di sini.
Tahun ini waktuku habis untuk menyiapkan sebuah konferensi. Pasti tahu konferensi apa yang kumaksud. Kalau dipikir-pikir lucu juga. Di 1 Januari 2023 aku sudah mencurahkan konsentrasi di sini. Hingga 1 Januari 2024 ternyata diriku masih tetap di sini. Selama itu? Iya... Kalau orang lain lihat mungkin, "Hah, cuma bikin event begitu saja masa persiapannya sampai setahun!" Kenyataannya, iya.
Boleh dibilang, diriku ditempa karena event ini. Aku yang dulu cinta damai, mulai berani berkontroversi. Aku yang sering memilih diam, mulai tak tahan untuk membela diri. Ketahananku berubah, sikap eguh pekewuhku jelas terpengaruh. Agak kaget juga sebenarnya, tapi apa yang terjadi tentu menjadi pembelajaran kan. Dan sedikit banyak aku belajar dari pribadiku yang berbeda ini.
Di akhir sesi part satu kemarin, sebuah apresiasi menjumpaiku. "Saya menemukan leader baru, yaitu dirimu." Oh, tidak. Jujur, aku tidak mengharap apresiasi itu.
Kata seorang sahabat, merendah untuk menghindari cim itu perlu. Sayangnya, apa yang kulakukan setahun ini rasanya justru membuatku 'tampil', sesuatu yang sebenarnya tidak seperti itu yang kuharapkan. Aku tidak dalam rangka ingin unjuk diri. Tidak sama sekali. Aku hanya ingin menyelesaikan apa yang sudah aku mulai, dan tentu saja dengan menunjukkah harga diri bahwa aku bisa memberikan versi terbaik dan menunjukkan bahwa kami tidak main-main.
Lantas embel-embel di belakangnya adalah, "Semoga mau menerima tawaran untuk naik kelas." Ya, tentu saja aku ingin naik kelas. Bahkan setahun yang kulalui pun sudah membuatku berada di kelas yang berbeda dari akhir 2022. Tapi, apakah kelas di sini yang akan kulalui, itu yang masih membuatku sangsi. Apakah jika aku pindah kelas artinya aku sedang tidak 'naik' kelas, itu juga yang seolah menjadi bukti apakah sedang naik atau justru mogok dan berganti haluan.
Yang jelas, sebagai manusia kita tetap diminta untuk terus naik kelas kan. Bagaimana agar hari esok lebih baik dari hari ini, bagaimana hari ini lebih baik dari hari kemarin. Tentu saja itu versi naik kelas sederhana yang akan kontinyu kita lalui.
Jadi, apakah akan naik kelas? Tentu saja, entah di kelas yang mana.