Jangan meletakkan seluruh telur dalam satu keranjang
Ada yang familiar dengan pepatah di atas?
Pepatah itu melarang untuk meletakkan seluruh telur dalam satu keranjang. Why? Karena risikonya sangat besar.
Telur yang masih mentah termasuk benda yang rawan pecah. Andai kita punya beberapa telur lalu menempatkan di satu wadah, maka kita betul-betul hanya bertumpu pada satu wadah tersebut.
Seandainya wadah itu kita bawa dan ternyata kita tergelincir lalu jatuh, kemungkinan telur-telur yang berada di satu wadah itu akan ikut jatuh semua. Termasuk misalnya ketika kita sudah berhati-hati membawanya, tapi wadah itu pecah tak sengaja, maka rawan semua telur di dalamnya akan ikut pecah juga.
Konsep ini berlaku dalam menjalani kehidupan. Salah satunya dalam menggantungkan sumber pendapatan.
Dulu sekali Ibu rahimahullah pernah bercerita pada saya. Meski nanti sudah bekerja, milikilah keahlian untuk bisa menambah pemasukan. Karena dengan begitu setidaknya ada minimal dua sumber mata pencaharian. Seandainya satu pintu tertutup, maka ada pintu lain yang masih terbuka.
Waktu itu, saya yang belum mulai mencari uang sendiri hanya menelan mentah-mentah apa yang beliau katakan. Setelah dipikir-pikir, saran beliau ada benarnya juga.
Terlepas dari rizki sudah diatur oleh Allah SWT dan sudah ditentukan juga akan menghampiri kita melalui pintu yang mana, tapi memiliki banyak pintu rejeki jelas tidak ada salahnya. Melihatnya bukan dari sudut pandang matre atau gila harta, ini lebih ke mau berikhtiar untuk menjemput rizqi yang sudah dijanjikan.
Beberapa waktu lalu saya pun melihat contoh nyata dari filosofi itu. Seorang kolega yang paham betul tentang makna pepatah ini bercerita bahwa dia memiliki delapan lini usaha. Beliau yang juga seorang dokter mengambil jalan sebagai seorang wirausaha. Alih-alih mengambil studi spesialis, beliau tetap menikmati menjadi dokter umum dan spesialisasi ilmu yang didalami sendiri.
Selain praktik pribadi yang berjalan seperti pada umumnya, beliau membuka lini usaha lainnya. Ada pabrik yang beliau dirikan. Ada lini khusus marketing yang beliau kelola. Tidak hanya terkait medis, usahanya pun merambah ke bidang lainnya. Usaha pendidikan belajar ada, bahkan untuk ranah hiburan seperti membangun resort pun dia coba.
Orang bilang mungkin palugada, tapi ini beda. Palugada sering dianggap sebagai serabutan apa saja dicoba. Tapi yang ini benar-benar dikonsep. Satu per satu dibuka, dan satu demi satu dimaintenance. Ini yang membuat lini usahanya maju dan bisa menghasilkan satu demi satu.
Ingin mencoba?
Mulai saja dulu dari satu pintu rezeki yang paling kita minati. Mungkin dari sana bisa menambah pintu-pintu lainnya. Insya Allah.
No comments:
Post a Comment