Follow Us @soratemplates

Tuesday, 30 March 2010

Gangguan Hemostasis

19:11 0 Comments

Diambil dari slide dan catatan kuliah

dr. Dian Ariningrum, MKes, SpPK


Hemostasis yang optimal dipengaruhi oleh:

- Keutuhan pembuluh darah

- Kecepatan aliran darah

- Trombosit

- Faktor koagulasi

- Sisitem fibrinolisis


Triangle Virchow

Dalam hemostasis diperlukan koordinasi dari

- Perubahan koagulitas

- Perubahan pada dinding pembuluh

- Perubahan pada aliran darah

Gangguan hemostasis ada beberapa macam yaitu:


PERDARAHAN

Evaluasi pasien dengan perdarahan

- Anamnesis : tanya riwayat penyakit

- Pemeriiksaan fisik

o Bentuk : apakah petekie (titik), purpura, ekimesis, atau hematom (sangat luas). Urutannya makin ke kanan, makin besar bentuk perdarahannya.

Bisa juga apakah bentuknya perdarahan terbuka.

o Luas perdarahan : local (misal luka pada lutut karena trauma) atau general

o Organomegali : hepar, spleen, limfadenopati

- Pemeriksaan lab


Trombosit berperan dalam pembekuan fase hemostasis primer. Jika terjadi defisiensi, akan terjadi perdarahan titik seperti petekie, purpura, ekimesis.

Tapi jika defect pada hemostasis sekunder, akan terjadi perdarahan luas seperti hematom, perdarahan otak, perdarahan gastrointestinal.

Onset perdarahan pada hemostasis primer cepat, sedangkan pada sekunder lambat.

Cek juga apakah perdarahan kumat-kumatan atau ga. Kalau baru pertama, biasanya defect pada hemostasis primer. Kalau sering kambuh biasanya hemostasis sekunder.


Pemeriksaan lab pada perdarahan

Untuk skrinning test ada 5 :

- AT (hitung trombosit) : utk tau defect kuantitas

- BT (bleeding time) : utk cek kuantitas dan kualitas trombosit. Apakah ada gangguan agregasi dan adhesi

- CT (clotting time) : waktu yang dibutuhkan utk membentuk sumbat yang sempurna.

- PPT (plasma protrombin time) : utk lihat defect jalur koagulasi ekstrinsik dan memonitor antikoagulan oral warfarin.

- APTT (activated partial tromboplastin time) : utk cek jalur intrinsic dan memonitor antikoagular heparin.

Tambahan:

- TAT (tes agregasi trombisit) : dengan menggunakan sampel plasma trombosit. Trombosit dipapar dengan aggregator untuk memicu agregasi. Kemudian disinari dengan spektofotometer. Jika makin banyak agregasi, sinar yang dihantarkan akan makin banyak. Sehingga bisa menilai kemampuan agregasi.

- Fibrinogen : tes utk cek proses fibrinolisis. Jika fibrinolisis teraktivasi, FDP akan meningkat.


GANGGUAN HEMOSTASIS PRIMER

Defect pada Dinding Pembuluh Darah

- Marfan sindrom

- Ehler Danlos Sindrom : pada orang tua karena gangguan sintesis kolagen sehingga muncul purpura.

Defect pada Trombisit

- Kuantitas : trombositosis atau trombositopenia

- Trombositopenia dapat disebabkan oleh

o Gangguan distribusi : spleen yg terlalu banyak menyerap trombosit

o Pengenceran : karena plasma banyak diberikan pada transfuse sehingga terkesan trombosit kurang (trombositopenia relative)

o Penurunan produksi (bisa karena infeksi, inflamasi)

o Peningkatan destruksi (ITP)

- Defek kualitas (gangguan fungsi trombosit) bisa karena turunan atau didapat.


Bernard-Soulier Syndromee : gangguan pada adhesi (pada reseptor GP Ib/ IX)

Glanzmann trombasthenia : gangguan agregasi (pada reseptor Gp IIb-IIIa)

Von Willebrand disease : gangguan pada adhesi dan koagulasi (karena von willebrand factor juga mengikat factor VIII utk koagulasi)


TROMBOSITOPENIA

Hemostasis primer baru akan terganggu jika trombosit kurang dari 75ribu.

Meskipun jumlahnya berkurang, secara fungsi tetap normal

Pada pasien imun, pemberian trombosit akan menyebabkan makin parah

Penyebab trombositopenia

- Inefektif trombopoesis : karena megakariosit belum matang

- Infeksi

- Dll

Dikatakan trombositopenia jika trombosit kurang dari 150ribu.

- Lebih dari 100ribu : masih aman

- 50 -100 : gejala muncul setelah operasi atau operasi. Makanya jika trombosit kurang dari 100ribu ga berani melakukan operasi

- 20-50ribu : perdarahan ringan di kulit

- 5-20ribu : perdarahan sedang

- Kurang dari 5ribu : perdarahan berat


ITP

Ada yang akut ada yang kronis

Akut :

- Hilang dalam jangka 6bulan

- Pada anak-anak, karena infeksi (misal karena cacar)

- Onset mendadak

Kronik:

- Lama

- Menderita orang dewasa

- Trombosit 30-80ribu

- Ditemukan adanya riwayat perdarahan sebelumnya

ITP disebabkan oleh antibody antiplatelet yang berikatan dengan permukaan trombosit sehingga trombosit dikenali oleh makrofag di lien dan hati.


DIT

Trombositopenia dikarenakan konsumsi obat.

Kriteria dari DIT

1. Karena pemberian obat A (setelah diminum)

2. Satu-satunya obat yang diminum sebelum timbul merah-merah (misal ternyata hanya minum obat A saja)

3. Cari penyebab trombositopenia lain (misal karena virus)

4. Jika diberi obat A lagi akan jadi merah-merah


Jika criteria 1,2,3,4 : DIT

1,2,3 : kemungkinan besar DIT

1 : kemungkinan

Tidak memenuhi criteria : bukan DIT


TROMBOSITOSIS

Ada primer dan sekunder.

Trombositosis jika lebih dari 450rb.

Primer

- Jumlah trombosit lebih dari 1 juta

- Preparat terlihat kotor sekali karena trombosit mengelompok

Sekunder

- Peningkatan tidak terlalu banyak

- Bisa terjadi karena penyembuhan dari trombositopenia (misal baru saja sembuh dari DBD)

- Karena infeksi, inflamasi, defisiensi besi, keganasan, dll


Coagulation Factor Disorder

Factor koagulasi VIII

- Terkait kromosom X. Hanya bisa menyerang laki-laki. Wanita hanya carier.

- Perdarahan yang terjadi bisa luas dan perdarahan sendi, perdarahan di jaringan lunak. Bisa sampai perdarahan otak

- APTT memanjang. PPT normal

- BT normal. CT memanjang. Karena BT kaitannya dengan pembentukan sumbat, sedangkan CT kaitannya dengan factor koagulasi

- Terapi dengan factor koagulasi yang kurang seumur hidup

Vitamin K

- Terjadi pada : pasien rawat inap lama, terapi oral yang lama, pada bayi baru lahir, atresia bilier, obat antikoagulan yang anti vitamin K



Download di sini...

Gangguan Hemostatis

Diagnosis Molekuler dan Aspek Genetik Hematologi

19:02 0 Comments


diambil dari catatan dan slide kuliah

Tahono, dr, SpPD (K)


Aplikasi biologi molekuler

1. Prenatal diagnostic

Misal pada pasangan suami istri thalasemia minor, dilakukan prenatal diagnostic untuk mengecek apakah anak yang diahirkan akan menderita thalasemia mayor.

Caranya dengan biopsy amnion atau vili chorealis.

2. Pre-implantation diagnostics

Pemeriksaan pendahuluan sebelum diagnostik

3. Gene therapy

Misalnya pada kasus Alzheimer.

4. Kultur organ

Dikultur agar bisa berkembang organnya.

5. Genetics alteration


Algoritma diagnostic penyakit keganasan

- Ada gambaran klinik

- Cek morfologi

- Imunohistochemistry (intinya sama kayak morfologi)

- Immunophenotyping (lihat CDnya)

- Molecular Genetic studies

Jadi urutan diagnosisnya : cek morfologi, imunophenotyping, studi molekuler.


Suatu penyakit hematologi, bisa bersifat community.

- Misal pada daerah tertentu kurang fe, jadi defisisiensi anemia fe endemic.

- Di Indonesia banyak thalasemia HbE


Adanya defect pada DNA, berturut-turut akan menimbulkan defect pada RNA dan protein. Lalu fungsi protein akan terganggu. Akibatnya muncul gejala klinis.

Dari gejala klinis itulah, bisa dilakukan penanganan dan diketahui prognosisnya.


Pada pemeriksaan immunophenotyping akan terlihat adanya ekspresi CD. Untuk kasus AML:

- Pada fase awal progenitor : terlihat HLA-DR, CD33, CD34

- Fase akhir prognitro : muncul CD13

- Mieloblast : muncul MPO dan CD15, CD34 sudah tidak muncul

- Promielosit : muncul CD 11b, HLA-DR tidak

- Mielosit : muncul CD14, CD16

- PMN : muncul CD10


Fungsi dari immunophenotyping ini untuk melihat akut/kronis dari leukemia dengan melihat CD apa yang ditemukan. Bisa juga untuk membedakan limfosit T atau B.


Penyakit-penyakit tertentu juga bisa memicu munculnya leukemia. Misal:

- Sindrom down : ALL, AML

- Bloom syndrome : ALL, AML


Jadi dari situ bisa dilihat bahwa ada hubungan positif antara congenital dengan leukemia.


TRANSLOKASI

v t(9;22)/ BCR-ABL1

- Kemungkinan penyakit : CML (paling besar), limfoblastik, AML anak-anak

- Ada deregulasi dari ABL tirosin kinase shg ada proliferasi, apoptosis, adhesi

- Diagnosis : RT-PCR, FISH


v del 4q12/FIP1L1-PDGFRA

- Penyakit : hipereosinofilik sindrom

- Ada deregulasi PDGFR alfa tirosin kinase

- Diagnosis : lebih baik pake FISH daripada RT PCR


v t(15;17)/PML-RAR alfa

- Penyakit : AML

- Ada protein fusi

- Cek : RT-PCR dan FISH


v FLT3 mutation DNA PCR

- Penyakit : AML

- Ada mutasi FLT3 tirosin kinase

- Cek : DNA PCR


v T(1;19)/E2A-PBX1RT-PCR

- Pre-b cell ALL anak

- Fusi protein

- Cek : RT PCR


Hubungan antara abnormalitas dengan prognosis pada anak-anak

- Baik : jika 52 kromosom lebih, t(12;21)

- Buruk : t(1;19), t(9;22), 11q23, kurang dari 40 kromosom


Etiologi CML

- Ada translokasi dari 9 ke 22

- Jika abl gen (dari 9) bergabung ke 22 akan menjadi Philadelphia kromosom


Klasifikasi AML dari segi genetic (berkaitan dengan translokasi atau dengan MDS). Kalau klasifikasi yang lain (bukan genetic) dibedakan dari AML M0 sampai M7.


Klasifikasi ALL dari segi gen dibedakan jadi precursor B dan T. Tapi, dari segi morfologi dibedakan jadi ALL 1, 2,3.

ALL 1 : sel berukuran kecil-kecil, homogen

ALL 2 : sel berukuan kecil dan ada yang besar, heterogen

ALL 3 : sel berukuran besar, kromosm lebih jelek


Anemia Hemolitik Herediter

Penyebabnya

- Defect metabolic. Paling sering karena glukosa 6 phosfat dehidorgenase. Misal karena minum obat terus jadi anemia. Begitu obat habis, sudah tidak anemia lagi.

- Defect hemoglobin. Pada sintesisnya atau variasi abnormal.


Hemoglobin terbentuk dari

- heme (ikatan fe dan porfirin) dan globin (ikatan rantai alfa dan non alfa).

- Jadi kalo hemoglobin pecah, juga akan terbentuk itu lagi.

- Fe yang dipecah akan digunakan lagi. Porfirin digunakan untuk buat bilirubin


Pada spehositosis terdapat kekosongan Hb, shg akibatnya air banyak yang masuk ke dalam eritrosit (dehidrasi eritrosi). Jika pada orang normal, kan ga ada kelainan jumlah. Jadi, jika ada air yang masuk baru sedikit, akan lisis karena tempatnya terbatas.


Eritrosit cacat sedikit saja sudah ditolak dan dirusak oleh lien. Jadi solusi pengambilan lien bisa mengurangi risiko dimakannya eritrosit oleh lien.


Thalassemia

- Indonesia cenderung kemungkinan thalasemia Hg E, kecuali papua. Tapi dampaknya Papua jadi rentan terhadap malaria.

- Beda thalasemia dan hemogobinopati. Thalasemia kuantitas berkurang, kalo hemoglobinopati kualitasnya yang turun.

- Koomposisi kromosom:

o Hb F : alfa 2 gama 2

o Hb A2 : alfa 2 delta 2

o Hb A : alfa 2 beta 2

Pemeriksaan

- HbH bentuk seperti bola golf

- Pemeriksaan Hb belum cukup, lakukan analisa DNA

- Penting pemeriksaan feritin daripada fe.

Jika dari pemeriksaan feritin menurun, berarti defisiensi besi. Tapi jika meningkat, bisa jadi thalasemia.

- Kalo ada sel target, hipokromik, sel fragmen, maka curiga pada thalasemia

- Jika berat, kelihatan eritroblas


Hemofili

- Defek factor 8 atau 9

- Ada gangguan pada von wllebrand factor sehingga ga bisa menghentikan perdarahan.

- Hemofili A pada factor 8, hemofili B pada factor 9



Silakan download...
Diagnosis Molekuler