Sekali-kali, ga apa-apa ya kalau isi blog ini sedikit bernada curhat, tapi insya Allah tetap ada hikmahnya. Di sela-sela belajar menghadapi ujian satu minggu ini, aku justru sedikit melankoli. Bukan karena terserang sindrom ujian, tapi karena merasa ini adalah minggu terakhir pembelajaran di tahun ajaran ini dan besok sudah tahun ajaran baru dengan bertemu kelompok tutorial yang baru.
Agaknya benar kata orang, sesuatu akan lebih terasa berharga jika telah pergi. Begitupun yang kurasakan dengan kelompok tutorialku tahun ini, tutorial 9. Meskipun tutorial 9 bukan kelompok tutorial 1 number one atau delapan terdepan, tutorial 9 tetap memberikan arti tersendiri dalam proses belajarku setahun ini.
Kami memang bukanlah orang-orang hebat, yang ketika orang lain memandang kami lantas bergumam, “wah, sangar nih kelompok tutorialnya…”, tapi kami telah melakukan yang terbaik dengan belajar maksimal dan menghidupkan diskusi tutorial. Setidaknya itulah kata para tutor yang pernah mengampu diskusi kami, “Diskusinya sudah bagus, dibandingkan kelompok lain, ini kelompok yang paling aktif yang pernah saya temui.” Mendengar komentar tutor seperti itu di akhir pertemuan, membuatku menilai bahwa tutorial 9 adalah tutorial yang solid. Kita bangkit bersama, kita aktif bersama, dan kita belajar bersama. Tak ada yang sok menang sendiri, sok menggurui, atau ingin mendominasi. Adil…, dengan spesialisasi yang sebenarnya tidak disengaja tapi terlihat dengan kentara, ketika kami memiliki kecenderungan untuk tertarik pada hal yang berbeda dan mengambil peran masing-masing sehingga kami saling melengkapi dan menjadi satu kesatuan yang utuh.
- Ada Agus, ketua tutorial, yang suka mengulang lagi penjelasan dari siapapun dengan mengambil intisari untuk meyakinkan bahwa kami semua memang sudah benar-benar memahaminya.
- Dentiko, yang ahli dengan farmako, selalu memberikan detail tentang terapi obat-obatan hingga ke akar-akarnya. Plus sebagai orang yang selalu jadi penengah di setiap perbedaan pendapat yang seru di antara kami semua.
- Irwan, yang fasih dengan fisiologi normalnya, yang suka menjelaskan tanpa melihat catatan, seakan fisiologi sudah di luar kepala baginya. Plus sebagai orang yang sering memotong jalannya diskusi dengan pemikiran kritis, hingga kami terpaksa mengerem pembahasan yang ada untuk mendiskusikan jawabannya dan baru kembali diskusi seperti semula.
- Ada Tya, yang selalu bawa jimat buku-buku super komplit, yang suka kewalahan kalau memberikan penjelasan karena saking komplitnya. Plus sebagai ‘penyelamat’ yang akhirnya memecahkan masalah karena ternyata apa yang diperdebatkan ada di buku bawaannya.
- Aku, yang cenderung tertarik pada patofisiologi dan pathogenesis manifestasi klinis. Plus sebagai ‘orang cadangan’ ketika semuanya tidak tertarik untuk mencari bahan tertentu, khususnya epidemiologi.
- Dahniar, yang selalu beraksi saat penetapan diagnosis dengan pemikiran diagnosis banding yang berbeda dari mayoritas kami semua sehingga membuat diskusi jadi memanas dengan perbedaan pendapat yang ada. Plus sebagai orang yang paling menerapkan ilmu dari perkuliahan, ketika semua mencari sumber dari teks book atau internet, dia berpikir simpel untuk meriew kuliah dari blok sebelumnya.
- Devina, yang konsisten dengan sumber-sumber jurnal internasional dan artikel bahasa inggrisnya. Plus sebagai ‘polisi’ ketika diskusi mulai kurang serius dan hampir melenceng dari rel yang seharusnya.
- Reta, yang lebih banyak diam di awal diskusi namun segera beraksi begitu ada penjelasan dari siapapun dengan kecanggihannya menjelaskan mekanisme-mekanisme kimia atau hormon dalam tubuh yang sering membuat kami semua bengong karena belum pernah mendengar hal itu sebelumnya.
- Ada Galuh, yang jagonya penatalaksanaan penyakit, mulai dari preventif, terapi, hingga prognosis. Plus sebagai orang yang paling sering menanyakan kevalidan sumber orang lain dan mengejar penjelasan orang lain sampai ia benar-benar merasa puas, sehingga secara tidak langsung membuat kami menjadi makin paham juga.
- Fian, yang lebih suka mengupas tuntas penyakit-penyakit dari diagnosis banding. Plus sebagai notulen teladan karena bisa mencatat penjelasan orang lain dengan cepat dan komplit dibandingkan scribber.
- Dan terakhir Anin, yang suka langsung unjuk gigi di setiap awal diskusi. Ketika kami semua masih pemanasan, dia sudah beraksi membuka diskusi dan memancing kami semua untuk menanggapi.
Komplit sudah…
Ada pelajaran yang aku pahami di antara jalannya diskusi kami, bahwa manusia tidaklah sempurna. Ya, kita semua memang dituntut untuk paham semua hal, tapi kita tidak dapat memungkiri bahwa manusia satu dengan lainnya itu berbeda. Masing-masing memiliki watak dan kecenderungan tersendiri dan kecenderungan untuk tertarik pada hal yang berbeda bisa menjadi suatu hal yang saling melengkapi.
Makhluk social, begitulah manusia. Terbukti bahwa manusia tidak mungkin hidup sendiri. Misalkan saja aku, yang memang cenderung mencari bahan pathogenesis, tapi bagaimanapun aku butuh Fian yang siap dengan bahan-bahan tentang penyakitnya. Begitu pun yang lainnya. Kita tak mungkin hidup sendiri dengan ilmu yang kita miliki karena kita bukan Tuhan Yang Mahatahu segalanya. Seperti aku dan Reta misalnya. Meskipun aku menemukan bahan proses terjadinya penyakit, Reta tetap saja bisa menemukan sumber lain yang bisa diselipkan di antara proses yang kusampaikan dengan hormon-hormon yang tidak kutemukan, dengan mekanisme yang rasanya sangat kimiawi.
Ya begitulah, betapa segalanya terasa indah ketika saling berbagi. Betapa akan menjadi lebih mendekati sempurna ketika masing-masing memahami ketertarikannya dan mentransfer ilmunya pada orang lain, hingga kami memahami ilmu seutuhnya.
PS: Hm…, teman-teman tutorial 9-ku. Terima kasih banyak untuk kerja samanya. Maafkan jika banyak salah kata. Terima kasih telah menjadi teman-teman yang saling melengkapi dan membantu proses adaptasi di tahun pertama. Terima kasih untuk ‘hadiahnya’, akan kusimpan sebagai kenangan tahun pertama di FK. Kudoakan kita semua menjadi dokter yang bisa memberikan manfaat dengan ilmunya...
ya ampuuuun .
ReplyDeleteapaan tuuuhh ..
ada DELAPAN TERDEPAN ..
bangga deeehhh ..
heheheh .
tapi sedih ya mbak avi , kalo harus pisah sama mereka mereka .
(":
^^
ReplyDeletesoalnya yang punya jargon yang keren salah satunya delapan terdepan. kelompok 9 ga punya...
iya..., jadi melankoli...
kekeke. .
ReplyDeletenotulen teladan?
hewewewew. .
adanya notulen abadi,,cz g pernah nyari bahan tutorial mbak. .
^^
-f-
nyari aja, kan kamu suka langsung to the point ke penyakitnya.
ReplyDeletenotulen teladan kok. justru karena teladan itulah makanya dinobatkan sebagai notulen abadi. hehe...^^
makasih ya fian untuk tutorialnya..
'afwan, aku pernah rame sendiri waktu kamu jadi ketua..^^
(ga sabar nunggu pembagian kelompok tutorial berikutnya)
Avi....diforward dong ke email mantan anggota kelompok 9....!!!
ReplyDeletemesti pada menangis terharu,,,,
-dan-
Dahniar lebay...
ReplyDeleteya ga sampai menangis terharu juga kali dah...^^
oya, sesuai permintaanmu
sudah aku pasang tombol share it di bawah postingan
kalau dirimu mau share ke fb ya silakan
kalau mau lewat email juga silakan...^^
Terima kasih Avi
ReplyDeleteterima kasih tumpangannya, makanannya, camilannya, tas kreseknya, dan terima kasih atas keramahtamahannya.
sekali lagi terima kasih
-I.N.-
Terima kasih kembali..
ReplyDeleteMohon maaf kalau selama memakai mobil kemarin ada gangguan-gangguan teknis..