Follow Us @soratemplates

Friday, 2 July 2010

Gampang Tidur..., Narkolepsi kah?

Pernah mendengar tentang narkolepsi? Sejujurnya, saya baru mendengarnya satu kali. Itupun karena saya diledek oleh karib sejati saya kalau saya menderita narkolepsi karena saya terkantuk-kantuk membaca buku. Padahal buku itu menarik sekali bagi saya, namun tetap saja membuat mata ini ingin sekali tertutup. Berhubung saya tidak tau tentang narkolepsi, iseng saya search di google.

Narkolepsi bisa dikatakan sebagai serangan tidur. Orang jadi gampang sekali mengantuk di waktu siang dan tidak bisa mempertahankan keadaan sadarnya. Akibatnya, dia tertidur. Biasanya setelah bangun tidur, dia akan merasa segar. Tapi tak berapa lama, dia akan kembali merasa kantuk (id.wikipedia.org).

Rasanya, kalau dari pengertian itu saja, akan banyak sekali orang yang menderita narkolepsi. Nah, ada beberapa tanda yang bisa kita amati untuk menggolongkan apakah kita narkolpesi. Biasanya dia akan gampang sekali mengantuk di siang hari hingga akhirnya gampang tertidur. Tapi sebaliknya, di malam hari terkadang dia justru tidak semudah itu untuk tidur. Badannya akan terasa segar, namun akan cepat kembali mengantuk. Saat akan tertidur, ototnya menjadi lemas sehingga terkadang dia menjatuhkan sesuatu, atau menjatuhkan kepalanya dan mulutnya membuka. Pada saat tidur, dia sering berhalusinasi. Dan ketika peralihan antara sadar dan tidur, tubuhnya terasa seperti lumpuh tidak bisa digerakkan (tempointeraktif.com).

Lalu kenapa bisa sampai menderita narkolepsi? Secara pasti, belum diketahui apa penyebabnya. Beberapa kemungkinan penyebab yaitu adanya gangguan pada otak di bagian pengendali gelombang tidur REM. REM (rapid eye movement) ini adalah suatu keadaan di mana seseorang mengalami mimpi. Jadi karena otak di bagian gelombang tidur REM ini terganggu, penderita narkolepsi yang terjaga jadi mendapatkan halusinasi yang sejatinya adalah menerobosnya keadaan mimpi ke keadaan terjaga. Secara gampangnya, kita sadar tapi kita mendapat mimpi. Jadi kita terkesan berhalusinasi. Dalam keadaan normal, REM ini muncul dalam tidur di mana pada saat itu seluruh otot tubuh tidak aktif dan hanya mata dan pernafasan saja yang aktif. Berhubung REM-nya tidak terkendali oleh otak, akibatnya REM pun menyebabkan otot tubuh kita tidak bekerja dan kita tertidur. Beberapa penelitian juga menyebutkan bahwa penderita narkolepsi memiliki antigen khusus HLA DQB1*602 atau rendahnya kadar hipokretin penghasil neurotransmitter dalam cairan serebro spinal (patient.co.uk).

Dari penjelasan di atas, diketahui bahwa narkolepsi ini merupakan penyakit saraf dan otak dan perlu adanya perawatan untuk mengobatinya. Mengapa sampai butuh pengobatan? Karena penderita narkolepsi sangat sering tertidur di saat yang tidak tepat dan tempat yang tidak tepat pula, seperti saat menyetir, memasak, atau bahkan ada kasus pasien yang tidur saat BAB. Hm.., tentu cukup berbahaya jika tertidur saat menyetir.

Apakah penyakit tidur Anda separah ini? Hm..., cek diri sendiri dan segera berobat ke dokter bila perlu.

16 comments:

  1. waaaa..
    sepertinya acha udah ada gejala-gejala seperti itu mbak.
    soalnya sering banget ketiduran dengan gejala seperti itu, di tengah kuliah, praktikum, dll.
    trus klo malam sulit tidur, tapi klo siang bisa tidur di mana saja.
    T.T

    Jadi takut.
    bisa diperinci patofisiologinya ndak mbak??
    otak dan saraf nya kenapa ya?
    apa neurotransmitternya yang kena ya?

    ReplyDelete
  2. oh, REM nya yang kena.
    berarti mungkin ada kerusakan di bagian midbrain atau pons nya ya, klo saya nggak salah. .udah lupa lagi blok saraf.
    hehe.

    terimakasih ya mbak Avi.
    ^^

    ReplyDelete
  3. apa2an itu??
    REM?? saya tahunya cuma RAM.
    hhe..

    eia, tanya sekalian.
    kemarin saya baca artikel milik teman ttg mati suri.
    apakah di dunia kedokteran ada istilah mati suri??
    lalu di dalam artikel itu disebutkan bahwa dia (yang mati suri), menceritakan bagaimana keadaan alam akhirat, nikmat beserta azab2nya.
    apakah yang seperti itu mungkin?
    apakah otak yang sudah mati masih bisa merekam kejadian yang seperti itu?

    maaf tanya'nya aneh bgt.
    karena saya penasaran bagaimana orang medis memandang fenomena mati suri tersebut.
    saya ingin membandingkan dengan jawaban dari ustadz.

    ReplyDelete
  4. @nafsacha
    hm..., belum dicari di buku acha. kurang tau juga midbarain atau ponsnya.
    saya malah belum dapat blok saraf. mudah-mudahan semester depan di blok saraf jadi lebih paham...

    @Andhi F. Ramadhani
    'afwan jiddan sebelumnya. Saya masih kurang paham tentang mati suri. Kemarin sudah saya coba membuka beberapa text book, tapi saya sendiri belum merasa puas dengan info yang saya dapat.

    Dari text book itu (Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2) dikatakan bahwa mati suri adalah keadaan di mana saraf pusat, kardiovaskuler, dan sistem pernafasan tidak terdeteksi dengan alat kedokteran sederhana, namun masih berfungsi dengan alat kedokteran canggih.

    Dari situ saya mengambil kesimpulan sementara bahwa pada kondisi mati suri masih memiliki otak yang berfungsi, dan salah satu fungsi otak adalah mengingat atau berfikir.

    Saat saya searching di beberapa situs, didapatkan bahwa informasi mengenai mati suri pun masih kontroversi.

    Sebuah penelitian di University George Washington menyebutkan bahwa mati suri dikarenakan melonjaknya aliran listrik seperti pada saat kematian. Pada proses inilah seseorang itu seakan merasakan rohnya keluar dari raganya dan berjalan menuju sebuah terowongan cahaya. Dalam proses berjalan inilah orang merasakan damai atau fenomena mistis lainnya.

    Namun, di situs yang lain dikatakan bahwa terjadinya hal tersebut dikarenakan otak sudah tidak berfungsi optimal sehingga impuls yang masuk diartikan salah dan apa yang dicerna oleh inderanya pun merupakan suatu penafsiran otak yang salah tadi. Hal ini dikarenakan otak juga sudah kekurangan oksigen dan endorfin.
    Lalu dikatakan juga ini disebabkan oleh neurotransmitter otak yang menutup, sehingga menciptakan ilusi bagi orang-orang menjelang kematian.

    Wallahua'lam...
    Ini hanya info sementara yang saya dapat.

    ReplyDelete
  5. bingung.
    --"

    dari yang saya tangkap sih di dalam kedokteran tidak ada istilah "mati suri" tersebut kan?
    karena jawaban dari ustadz yang saya tanya, beliau bilang kalau sudah mati ya mati saja, ga bisa hidup lagi -kecuali dengan ijin Allah Ta'ala-

    jadi, kalau mati suri dalam istilah kedokteran itu sama saja dengan tubuh kehilangan kesadarannya namun dalam kondisi yang berbeda (sudah tidak bernafas, jantung tidak berdetak, dll).
    begitu ya?

    ReplyDelete
  6. Anonymous06 July, 2011

    betul banget.... saya dulu penderita penyakit sial ini, karir, cita-cita, keuangan, masa depan saya sungguh tidak bisa tercapai (usia berlalu begitu saja tanpa hasil yg baik/bad). sayangnya saya pernah berobat ke dokter THT yang hanya mendiagnosis sesaat (yg penting ada diagnosa) katanya kurang tidur. walau sudah saya katakan tidur saya 7-9jam.
    Dokter THT yang hanya bisa mengobati demam anak2 ini, sungguh memprihatinkan bagi saya. sementara saat itu saya sangat butuh hasil penyakit saya. Stress, Putus asa dan merasa minder menjadi pilihan saya. tidak ada cara lain. Berolahraga pun tidak akan bertahan lama.
    Syukur sekarang penyakit itu sudah mulai berkurang dari diri saya. dan saat ini sy sudah bisa meniti karir saya yang sempat hilang bertahun-tahun itu oleh karena narkolepsi bangsat itu.

    SOlusi nya:
    -Kita perlu mengetahui bahwa kita sedang terkena penyakit narkolepsi atau masuk dalam kategori OSA (Obstuctive Sleep Abnormaly) atau gangguan tidur. Cara mengatasi pelajari masuk keluar nafas pada waktu tidur. pilih posisi tidur yang nyaman. bila perlu tidak usah menggunakan bantal kepala, melainkan mengganjal punggung lebih tinggi dari kepala.

    -Olahraga teratur, terutama latihan nafas (tarik nafas dalam2)
    -Optimis pasti sembuh (sugesti)
    -Tidur 5-10 menit di kursi ketika ngantuk menyerang waktu sedang bekerja dengan posisi se rilex mungkin.

    Selamat mengejar ketertinggalan.
    Salam

    ReplyDelete
  7. Wah, terima kasih sekali sudah berbagi pengalamannya.
    saya ikut mendoakan semoga narkolepsinya benar-benar sembuh dan tidak mengganggu lagi.

    terima kasih sudah berkunjung.. ^^

    ReplyDelete
  8. terima kasih kembali sudah berkunjung...

    ReplyDelete
  9. aku kalau tidur lebihdari 8 jam mbak
    kalau siang cepet bnget tidur nya
    kalau malem waah susah banget trus pkek skik betis lagi
    kalau bangun gak susah
    tapi aku seing ngigau
    apa aku narkolepsi ?

    ReplyDelete
  10. salam kenal bu dokter, saya pria usia 36 thn, saya setiap hari ditempat kerja selalu ngantuk yang menyebabkan saya tidak bisa bekerja dng baik bahkan di atas motor juga mata saya bisa terpejam dengan sendirinya. kebiasaan tidur saya jam 12 sampe jam 5 pernah saya coba jam 9 atau 10 sampe jam 5 pagi tapi tetap ngantuk juga. bahkan kalo semakin cepat saya tidur semakin sering frekuensi saya terbangun setiap 1 atau 2 jam dan biasanya terbangun ini disebabkan bermacam macam mimpi yang cendrung tidak menyenangkan. pada saat saya bekerja misalnya mengukur sesuatu atau mengetik sesuatu dikomputer secara perlahan lahan akan datang pikiran-pikiran yang tidak berhubungan dengan pekerjaan tersebut misal tentang si A si B atau tentang keluarga atau tentang planing2x saya dan lain sebagainya yang perlahan lahan mengakibatkan mata tertutup sendiri disertai menguap yang tidak berhenti (dalam 1 menit bisa 2-3x menguap) badan lemas luar biasa. Biasanya bila hal itu terjadi saya coba dengan berjalan jalan, atau bernyanyi atau menjerit jerit sendiri, menggigit jari saya hingga yg paling ekstrim saya pernah beberapa kali membenturkan kepala saya ke tembok. namun hal hal yg saya lakukan ini hanya mampu bertahan 5 sampe 10 menit lemudian kantuk menyerang lagi. penyakit apakah ini dok? bagaimana mengatasinya? saya sangat takut dok karena hal ini bisa mengakibatkan saya kehilangan pekerjaan saya dan mengancam keselamatan saya saya mengendarai motor. tolong di bantu dok.

    terima kasih.

    ReplyDelete
  11. @Raffli Ayyash
    Mohon maaf baru dibalas pertanyaannya. Tidak semudah itu untuk mendiagnosis narkolepsi. Bisa jadi hanya ganggu tidur biasa, misal karena siang sudah tidur cukup sehingga di malam hari kurang merasa butuh tidur.

    @Anonim
    Terima kasih sudah bertanya di sini.
    Jika dilihat dari gejala yang Saudara alami, kemungkinan memang seperti gejala narkolepsi seperti rasa kantuk dan tidur di saat-saat yang tidak lazim (jam kerja, saat mengendara motor), badan terasa lumpuh, dan berhalusinasi. Namun untuk memastikannya dan tidak sekedar menduga-duga, akan lebih jika Saudara melakukan pemeriksaan penunjang seperti EEG. Silakan Saudara menghubungi dokter spesialis saraf untuk memeriksakan ini.
    Untuk mengatasinya, coba perbanyak aktivitas khususnya olahraga untuk meningkatkan kebugaran. Rasa mengantuk sedikit banyak dipengaruhi oleh oksigen di otak. Latihan pernafasan dan kondisi jiwa yang rileks dapat meningkatkan kadar oksigen tersebut di otak.
    Jika memang rasa mengantuk benar-benar menyerang saat bekerja, alokasikan sedikit waktu sekitar 5-15 menit untuk tidur terlebih dahulu dalam kondisi rileks. Barangkali setelah tubuh rileks, kondisi badan bisa lebih baik dan dapat bekerja kembali.
    Wallahua'lam.

    ReplyDelete
  12. @Ramadhani
    terima kasih untuk komentarnya, akan saya konsultasikan segera.

    terima kasih.

    ReplyDelete
  13. mba.. saya mungkin penderita narkolepsi,, soalnya saya serring berhalusinasi dan kadang saya sempat tidur di kursi sambil memegang hp

    ReplyDelete
  14. Perkenalkan saya perempuan barumur 20 tahun.
    Yang saya ingin tanyakan,
    Pada malam hari saya cepat sekali tidur, jam setengah 8 saya udh mengantuk. Padahal tugas saya masih bnyak. N saya ingin sekali seperti teman-teman saya yg tidur lambat .
    Apakah ini termasuk narkolepsi?
    Gmn yaa cara mncegahnya?
    Mohon bantuannya

    ReplyDelete
  15. Mohon maaf baru dibalas. Mungkin itu hanya dipengaruhi jam biologis karena terbiasa tidur setengah 8. Sekali waktu coba dipertahankan dengan aktivitas lain di sekitar jam itu. Jika berhasil lewat, mungkin rasa kantuk bisa hilang. Lalu coba pertahankan selama beberapa hari. Siapa tahu jam biologisnya bisa ikut berubah.

    ReplyDelete