Follow Us @soratemplates

Thursday 8 July 2010

Thanks For Letting Me Keep Writing

Aku bukanlah penulis hebat, apalagi penulis terkenal. Tulisanku tak bagus-bagus amat, pun belum layak muat. Namun..., thanks a lot for you for letting me keep writing...

Sebuah cerita untuk sahabat karibku...

Awal aku mengenal dunia tulis saat kelas 6 SD. Berawal dari khayalan tingkat tinggi setelah menonton film seri Putri Huan Zhu, aku terobsesi ke luar negeri, kuliah ke luar negeri tepatnya. Dan obsesiku itu kutulis dalam sebuah novel. Ya, novel. Berani sekali anak kelas 6 SD menulis novel? Haha..., tidak juga. Hanyalah sebuah cerita panjang yang tak juga berakhir di sebuah buku sidu 58 lembar. Tak layak jika dianggap cerpen, jadi kuanggap saja itu novel. Meskipun saat aku SMA dan membaca buku itu aku mengernyitkan dahi, "novel macam apa ini? sungguh anak SD yang tak tau apa-apa sama sekali."

Begitu seterusnya hingga aku mengenal apa itu karya tulis ilmiah saat kelas 6 SD juga. Lalu tugas SMP kelas 1 untuk membuat pantun, yang membuatku mulai suka bermain-main dengan kata-kata yang bersajak sama. Dan novel kelas 6 SD-ku yang belum rampung itu kututup karena aku berpaling untuk menulis cerpen. Hingga kelas 3 SMA, saat tugas bahasa indonesia membuatku mulai tertarik dengan makna di balik puisi. Dan petualanganku belajar menulis terhenti, hingga kau 'memaksaku' untuk menulis kembali. Tak tanggung-tanggung, sebuah buku.

Awalnya aku belum pernah berpikiran untuk membuat buku. Tapi nyatanya, dengan doronganmu aku selesai juga membuat sebuah buku cerita untuk anak SD yang menceritakan tentang Sumpah Pemuda. Walaupun tidak jadi terbit, tapi proses membuat buku itu telah membangunkanku dari kemalasan untuk menulis sesuatu. Hm..., thanks for it...

Dan proyek buku itu terus berlanjut. Aku masih punya hutang 2 buku padamu. Satu novel yang idenya kau sampaikan padaku saat di televisi sedang marak-maraknya kasus Antasari. Ya, sebuah novel yang diangkat dari situ. Lalu satu buku non fiksi yang rencananya berisi dialog ilmiah tentang memandang suatu kehidupan. Entah itu kehidupan politik, kampus, sekolah, atau apapun. Hm..., thanks for your inspiration to make me keep writing...

And this blog... Blog ini pun terwujud atas prakarsamu memaksaku untuk tetap menulis. Bukan tulisan penuh curhat seperti blogku yang dulu, tapi tulisan yang berusaha memberikan sebuah manfaat. Ya.., aku masih ingat teorimu tentang sebuah tulisan. Hanya menulis itu gampang, tapi menulislah dengan nilai. Dan aku mulai belajar untuk membenahi tulisanku agar memiliki value. Hm.., thanks for your suggestion to make me learn to write...

Ya, begitulah menulis. Tak cuma menulis, tapi berusaha untuk menyampaikan nilai dalam tulisan yang kita buat. Agar orang yang sudah capek-capek membaca tidak cuma dapat capek saja, tapi juga mendapat pesan yang ingin disampaikan, mendapat sebuah manfaat, mendapatkan value. Prinsip itu perlahan-lahan kutanam dalam diriku. Hingga aku mulai membuang satu per satu cerpen picisan yang hanya khayalan, berusaha beralih haluan membuat cerita yang sebisa mungkin membawa hikmah, ataupun kadang-kadang menyortir postingan blogku yang cenderung hanya berkeluh kesah tanpa ada manfaat yang kiranya dapat diambil oleh pembaca. Ya, belajar menulis. Belajar menyisipkan value dalam tiap apa yang kita tulis. Hm...




PS:
Dan untukmu sahabatku, terima kasih banyak sudah membuatku tetap menulis...
Tapi, mengapa kau sendiri justru tak kunjung jua menulis. Lihat blogmu. Ayo, menulis yang bervalue...

2 comments:

  1. Anonymous15 July, 2010

    setelah membaca tulisan ini, aku jadi ingin menulis juga.. itu salah satu yang kusebut 'tulisan hebat'.. hehe..
    keep writing, Vi...

    ReplyDelete
  2. bukankah dirimu lebih hebat dalam hal menulis dibandingkan saya? hm...

    ya, keep writing juga...

    ReplyDelete