Mohon perhatian... Para pengguna jalan raya... Perlu kami beritahukan...bla...bla...bla...
Hingga saat ini, telah banyak korban meninggal dunia sia-sia... bla...bla...bla...
Hingga saat ini, telah banyak korban meninggal dunia sia-sia... bla...bla...bla...
Pernah mendengar tentang himbauan di atas? Tentu pernah. Entah itu saat terjebak palang perlintasan kereta api atau di perempatan-perempatan besar. Memperhatikan himbauan itu? Hm..., sebenarnya awalnya saya tak cukup peduli. Yang saya tahu, iya...kita harus hati-hati, ada perempatan nih, atau ada kereta lewat nih. Cuma itu. Tapi berhubung kemarin saya menjadi orang pertama yang pasrah saat pintu palang kereta api ditutup, saya jadi mendapatkan hal yang cukup mengusik saya di himbauan itu. Yup, telah banyak korban meninggal dunia sia-sia...
Saya tidak bermaksud membeberkan data-data kecelakaan lalu lintas di sini, tidak sama sekali. Saya justru tertarik dengan diksi yang dipilih di himbauan tersebut. Kenapa meninggal dunia sia-sia? Dalam hati saya bertanya, adakah meninggal dunia sia-sia?
Lantas, saya mendiskusikannya dengan sahabat saya. Saya iseng bertanya, meninggal dunia sia-sia itu seperti apa? Katanya, misalkan saja seseorang membela orang hingga titik darah penghabisan, tapi orang yang dibela ternyata tidak di pihak yang benar, tetapi justru berada di pihak yang salah. Lalu, saya membantah. Boleh jadi dia memang sia-sia membela orang yang salah, tapi seandainya pembelaannya itu dalam wujud sebuah pertolongan bukankah akan tetap dinilai sebagai salah satu bentuk amal?
Masih penasaran, saya minta pendapat eyang google. Sebuah artikel berisikan 10 tokoh yang mati sia-sia. Dan tahukah anda apa penyebab mati yang oleh si pembuat artikel digolongkan sia-sia? Kejatuhan binatang, tertusuk kayu, minum alkohol, dll. Semua cenderung mengarah pada sebuah kecelakaan. Tapi mengapa harus dikatakan sia-sia?
Sia-sia... Semua dipandang dari kausanya saja. Mungkin jika dia mengidap penyakit, tidak akan dikatakan mati sia-sia. Hm..., padahal kapan dan bagaimana maut menjemput, Allah lah pengaturnya. Jika memang harus mati saat kecelakaan dan mendapat predikat 'sia-sia', apakah Allah SWT sengaja membuat keputusan yang sia-sia? Rasanya tidak.
Tidak ada yang sia-sia. Hanya kita saja yang belum bisa mengambil hikmahnya. Cobalah kita tengok makna di balik ketetapan Allah SWT lewat kecelakaan itu. Bisa jadi Allah memang menetapkan kecelakaan itu sebagai peringatan untuk kita semua. Peringatan atas kelalaian kita yang masih sering melanggar rambu-rambu lalu lintas, atau peringatan agar ada perbaikan kualitas pelayanan keamanan berlalu lintas. Bukankah ini akan memunculkan suatu upaya untuk berubah menjadi lebih baik? Kalau memang begitu, bukankah itu menjadi hal yang tidak sia-sia? Justru menjadi sebuah kebaikan untuk ke depannya.
Dan tentang pemilihan diksi meninggal dunia sia-sia itu, apakah itu juga menjadi sebuah peringatan bagi kita semua yang mendengar himbauan tersebut? Peringatan untuk mengusik makna meninggal dunia sia-sia, peringatan untuk memahami kausa kematian yang ada. Agar kita mau memahami bahwa segala kematian adalah ketetapan Allah SWT. Hingga kita diperingatkan untuk menengok kembali keimanan kita, lebih-lebih tentang iman pada qada dan qadar Allah. Dan ujung-ujungnya peringatan agar kita mempersiapkan bekal mati.
Terlepas dari itu, mudah-mudahan akan selalu ada amal jariyah yang terus mengalir untuk para korban meninggal dunia yang dianggap sia-sia itu agar hidupnya benar-benar tidak menjadi sia-sia belaka...
Saya tidak bermaksud membeberkan data-data kecelakaan lalu lintas di sini, tidak sama sekali. Saya justru tertarik dengan diksi yang dipilih di himbauan tersebut. Kenapa meninggal dunia sia-sia? Dalam hati saya bertanya, adakah meninggal dunia sia-sia?
Lantas, saya mendiskusikannya dengan sahabat saya. Saya iseng bertanya, meninggal dunia sia-sia itu seperti apa? Katanya, misalkan saja seseorang membela orang hingga titik darah penghabisan, tapi orang yang dibela ternyata tidak di pihak yang benar, tetapi justru berada di pihak yang salah. Lalu, saya membantah. Boleh jadi dia memang sia-sia membela orang yang salah, tapi seandainya pembelaannya itu dalam wujud sebuah pertolongan bukankah akan tetap dinilai sebagai salah satu bentuk amal?
Masih penasaran, saya minta pendapat eyang google. Sebuah artikel berisikan 10 tokoh yang mati sia-sia. Dan tahukah anda apa penyebab mati yang oleh si pembuat artikel digolongkan sia-sia? Kejatuhan binatang, tertusuk kayu, minum alkohol, dll. Semua cenderung mengarah pada sebuah kecelakaan. Tapi mengapa harus dikatakan sia-sia?
Sia-sia... Semua dipandang dari kausanya saja. Mungkin jika dia mengidap penyakit, tidak akan dikatakan mati sia-sia. Hm..., padahal kapan dan bagaimana maut menjemput, Allah lah pengaturnya. Jika memang harus mati saat kecelakaan dan mendapat predikat 'sia-sia', apakah Allah SWT sengaja membuat keputusan yang sia-sia? Rasanya tidak.
Tidak ada yang sia-sia. Hanya kita saja yang belum bisa mengambil hikmahnya. Cobalah kita tengok makna di balik ketetapan Allah SWT lewat kecelakaan itu. Bisa jadi Allah memang menetapkan kecelakaan itu sebagai peringatan untuk kita semua. Peringatan atas kelalaian kita yang masih sering melanggar rambu-rambu lalu lintas, atau peringatan agar ada perbaikan kualitas pelayanan keamanan berlalu lintas. Bukankah ini akan memunculkan suatu upaya untuk berubah menjadi lebih baik? Kalau memang begitu, bukankah itu menjadi hal yang tidak sia-sia? Justru menjadi sebuah kebaikan untuk ke depannya.
Dan tentang pemilihan diksi meninggal dunia sia-sia itu, apakah itu juga menjadi sebuah peringatan bagi kita semua yang mendengar himbauan tersebut? Peringatan untuk mengusik makna meninggal dunia sia-sia, peringatan untuk memahami kausa kematian yang ada. Agar kita mau memahami bahwa segala kematian adalah ketetapan Allah SWT. Hingga kita diperingatkan untuk menengok kembali keimanan kita, lebih-lebih tentang iman pada qada dan qadar Allah. Dan ujung-ujungnya peringatan agar kita mempersiapkan bekal mati.
Terlepas dari itu, mudah-mudahan akan selalu ada amal jariyah yang terus mengalir untuk para korban meninggal dunia yang dianggap sia-sia itu agar hidupnya benar-benar tidak menjadi sia-sia belaka...
love it.
ReplyDeleteMbak Avi pernah liat video klip nya MCR Black Parede?
atau video klipnya Atreyu The Theft?
Ehm. menurutku mungkin itu mati sia-sia. hehehe..
Takdir sih, tapi bukannya Allah mengabulkan doa hambaNya? Jika kita berdoa agar bisa mati dg sangat keren, InsyaAllah dikabulin kn y?
dan nasib seseorang sesuai dg usaha org itu sendiri?
oia ceritanya di vid klip itu rata" sama. waktu sakaratul maut, si tokoh utama keingetan sama hal paling mengesankan dalam hidupnya. klo MCR --> maen drum band, kalo atreyu -> maen layangan
jd tiba" keingetan, kadang ada hlo, org yg meninggal tp bahkan, walopun udah dituntun untuk menyebut asma Allah, dia ttp gk bisa nyebutinnya. Mungkin, ingatan plg mengesankan dl hidupnya bkn Allah kali ya, tp maen apaa, gt... Sia-sianya...
hehehee..
*lg sok tau
ga tau video apa itu...=)
ReplyDeletehm, benar juga
sia-sia karena tak sempat mengucap asma Allah
bismillah...
mudah-mudahan kita diberikan khusnul khotimah
Amin...