dr.Agus Sudomo,Sp.S(K)
Epilepsy yaitu sign and symptom dari gangguan fungsi otak yg terjadi berulang karena lepas muatan listrik yang abnormal secara paroksismal.
Paroksismal itu artinnya berlebihan, mendadak, tidak teraratur, dan berhenti spontan.
Kalo bangkitan epilepsy yaitu manifestasi klinis yang berulang dan paroksismal.
Bangkitan epilepsy bukan merupakan penyakit akut otak maksudnya kejang yang terjadi tidak diprovokasi oleh suatu penyakit seperti radang otak atau hiperglikemi.
Soalnya pada keadaan radang memang kadang ditemukan kejang-kejang. Tapi itu bukan epilepsy.
Intinya, kalo epilepsy itu harus ada syarat spontan, paroksismal, dan berhenti mendadak.
Epidemiologi
Terbanyak pada awal dan akhir kehidupan. Kenapa? Karena di awal kehidupan otak masih dalam masa perkembangan sehingga sangat rentan terhadap rangsangan/iritasi.
Gitu juga kalo udah tua. Otak udah mengalami degenerasi sehingga mudah terkena iritasi juga.
Penyebab
- Hypoksia : pada bayi yang di rahim telilit tali pusat
- Kena benturan
- Ada pus karena radang, iritasi
- Perdarahan di otak
- Genetic
- Penggunaan pestisida
- Obat-obatan
- Alcohol
Klasifikasi
Menurut bangkitannya dibedakan jadi
1. Epilepsi fokal
Letak terjadinya itu fokal (di otak) misalkan di korteks cerebri.
Soalnya epilepsy itu ga harus kejang.
Misalkan aja yg kena korteks bagian pengaturan penglihatan (hayo…, area broadman berapa? ^^), maka pasien ngrasa kalau dia melihat sejuta bintang.
Gitu juga dengan letak di korteks lainnya.
2. Epilepsi umum
Letaknya lebih luas di hemisphere otak.
EPILEPSI
1. Epilepsi partial
a. Sederhana: motorik, sensorik, autonomic, psikik
Maksudnya psikik ini misalnya terjadi gangguan di area lobus frontal yang depan yaitu pada bagian eksekutif sehingga terjadi gangguan pertimbangan, dll. (inget…broadman berapa??)
b. Komplek: sudah diikuti dengan gangguan kesadaran.
Kalo yg sederhana tadi belum ada gangguan kesadaran.
c. Umum Sekunder : gangguan umum yg merupakan kelanjutan dari gangguan parsial,
Bisa dari sederhana ke komplek dulu baru umum sekunder, atau dari sederhana langsung ke umum sekunder.
2. Gangguan primer
3. Tidak terklasifikasi
Bangkitan Parsial Sederhana
- Motoris: tiba-tiba mengangkat tangan tanpa tujuan jelas, bibir merot-merot
- Sensoris: kesemutan, perut terasa penuh, ngompol, tiba-tiba muntah, muka berkeringat mendadak trus tiba-tiba berhenti
- Otonom: mulut komat-kamit, tiba-tiba membuka kancing baju, bengong, jatuh trus tiba-tiba melakukan gerakan mengayuh sepeda
Bangkitan parsial komplek
- Mulai ada gangguan kesadaran
- Misal mendengar perintah yg sebenarnya ga ada seperti ‘bunuh tetanggamu’ trus dia membunuh. Padahal ga ada perintah itu dan dia melakukannya dalam keadaan ga sadar.
- Sindrom : biasanya karena faktor warisan
Bangkitan Umum sekunder
- Misal epilepsy kognitif
Contohnya gini, saat guru bilang “2+2=…”
Penderita masih mendengar, tapi dia lalu kehilangan kesadarannya.
Padahal saat itu gurunya melanjutkan dengan “=4, 3+3=6”
Dia baru mulai sadar ketika guru mulai bilang “6”
Jadinya, dia mengira 2+2=6
Bangkitan Umum Tonik Klonik
- Paling sering terjadi
- Terdiri dari fase tonik dan fase klonik
- Fase tonik : ngompol, ga sadar (selama skitar 10 menit)
- Fase klonik : kejang
- Fase flasid : lemes, bingung
EEG pada fase ini mendatar, tapi ga mati.
Ingat!!! Bangkitan epilepsy tidak menyebabkan kematian.
Diagnosis Epilepsi
1. Anamnesis : auto dan alloanamnesis
2. Pemeriksaan fisik
Kalo sering jatuh, pasti ada bekas luka di tubuhnya
Pemeriksaan neurologi utk cek epilepsy parsial
3. Pemeriksaan penunjang
CT dan MRI utk tau penyebabnya
EEG
Tidak harus dilakukan, hanya utk bantu diagnosis.
Misal secara klinis sudah ditentukan epilepsy tapi hasil EEGnya normal, tetep aja didiagnosis epilepsy.
Soalnya pada pemeriksaan EEG hanya dicek di 20 titik electrode, padahal bisa aja lesinya ga di 20 titik itu.
Sinkop
Gangguan kesadaran tapi bukan karena abnormalitas muatan listrik, tapi karena urang darah ke batang otak.
Misalnya: saat upacara trus pingsan.
Kejang Psikogenik
Tidak terjadi gangguan kesadaran tapi gejala mirip kayak epilepsy.
Biasanya karena emosi dan dia jatuhnya lihat-lihat situasi kondosi, misal di depan orang ramai atau di tempat enak, biar mendapat perhatian.
No comments:
Post a Comment