Follow Us @soratemplates

Saturday 23 October 2010

Ini Hasil Karyaku!

Ups, lagi-lagi saya mulai bercerita 'tak jelas'. 'Afwan jiddan sebelumnya, jika akhir-akhir ini saya mulai kehilangan arah, bercerita di luar koridor 'healthy'. Lagi-lagi saya bilang, insya Allah tetap ada manfaatnya. Dan kali ini adalah perasaan mengganjal saya tentang plagiatisme atau plagiat alias copas atau copy paste.

Yup. Bukan saya bermaksud sok-sokan tidak pernah mengakui melakukan perbuatan copy paste, tapi hendaknya perbuatan tersebut bisa dipertanggungjawabkan. Misalnya untuk tugas laporan yang menuntut tinjauan pustaka. Tentu saja di situ dibutuhkan dasar teori yang jelas yang kita ambil dari para pakar. Justru akan salah kiranya kalau kita mengarang-karang sendiri tanpa ada referensi. Tapi bukan berarti dengan kita mengutip teori-teori sang pakar lantas kita menjadi pakar bukan? Itulah kenapa tetap dicantumkan catatan kaki atau daftar pustaka. Sayangnya, tak semua tinjauan pustaka di laporan-laporan itu memenuhi kaidah ini. Apa mau berlagak jadi pakar? Hm...

Oke. Anggap lah tidak terlalu serius untuk kegiatan penulisan ilmiah. Yang saya hadapi ini saja, penulisan blog, tetap saja ada tragedi copy paste. Memang bukan tulisan saya yang dicopy paste, tapi ini jelas sangat merisaukan karena tidak menghargai kreativitas dan hasil karya penulis aslinya. Coba saja kalau mau iseng-iseng search di google. Misalkan saja menulis di search engine cara cepat belajar photoshop. Sink..., apa yang terjadi? Dari beberapa artikel yang tertampil, isinya sama persis.

Kasus di atas jelas merugikan. Pertama, bagi penulis aslinya. Okelah dia dengan ikhlas menyedekahkan buah pemikirannya. Dia tetap mendapat pahala atas ilmu yang sudah tersebar luas. Tapi bagaimana dengan para plagiator itu yang tidak menyantumkan sumber tulisannya dan pembaca mengira bahwa itu adalah hasil karya si pemilik blog sendiri? Hm... Apa mau berlagak menjadi blogger sejati?

Kedua, bagi pembaca sendiri. Tentu akan merugikan pembaca jika dia benar-benar ingin belajar photoshop tapi ternyata artikel yang muncul di search engine sama semua. Yang ada ilmu pembaca akan berkembang kurang pesat. Dan jelas merugikan proses belajarnya.

Saya sering mengalami hal seperti itu. Awalnya saya biasa saja, toh saya masih bisa membuka artikel-artikel selanjutnya. Sayangnya, ternyata ini juga terjadi di beberapa blog yang aktif saya kunjungi. Blog-blog yang menurut saya bagus karena memberikan inspirasi. Ketika saya menjumpai blog A, saya merasa seperti pernah membaca tulisan itu. Setelah diingat-ingat, ternyata tulisan itu sudah ada di blog Z. Padahal saya sudah 'terlanjur' memberi apresiasi pada blog Z dan saya menjadi tak yakin sekarang. Siapa yang menjadi plagiat dan siapa yang seharusnya saya apresiasi. Demikian juga blog B. Meskipun ada kata-kata yang berbeda yang sengaja dia sesuaikan dengan keadaannya tapi redaksi sebagian paragrafnya sama persis dengan blog X. Memang antara blog A dan Z maupun B dan X tidak saling kenal. Hanya kebetulan saja saya menyukai tulisan-tulisan mereka. Cuma, kalau ternyata di antara mereka ternyata ada yang cuma meniru, bukankah itu menipu? Karena saya sebagai pembaca terlanjur jatuh cinta dengan tulisannya dan terlanjur menyukai penulisnya. Bukankah merugikan suatu bentuk apresiasi sastra?

Saya hanya berpikir, apa susahnya menyantumkan 'diambil dari ...' Atau memberikan link sumber. Atau jika memang hanya mengambil beberapa paragrafnya saja, apa terlalu berat jika mengetikkan satu kalimat 'diambil dari ... dengan sedikit perubahan'. Dengan menyantumkan itu, agaknya pembaca bisa mengapresiasi lebih tepat. Toh, pembaca juga akan tetap membaca blognya. Pembaca juga akan tetap mengunjungi blognya. Dan bisa jadi pembaca justru memberi apresiasi makin tinggi karena ia adalah penulis yang jujur, yang mau menghagai karya penulis lainnya. Bukankah itu lebih indah dan damai?

Yup. 'Afwan jiddan jika saya menuliskan kalimat-kalimat di atas dengan sedikit berapi-api. 'Afwan jiddan jika ternyata ada blogwalker yang membaca tulisan saya ini dan merasa tersinggung. Jika kita blogger sejati tentu kita akan menghargai blogger lainnya. Jika kita pembuat karya sejati, tentu kita menghargai karya lainnya. Bukan semata-mata keaktifan menulis blog, tapi sebuah originalitas. Dan tidak semata-mata harus original, tapi sebuah kejujuran.

Ayo menjadi blogger yang jujur. Jujur mengakui karya sendiri dan jujur mengapresiasi karya orang lain.
Keep writing... Keep blogging..!



Dikirim melalui BlackBerry® dari 3 – Jaringan GSM-Mu

3 comments:

  1. @ anonymous (alias prasasti senjaku) dan anas finiarel..

    ayo semangat nulis blog...

    ReplyDelete