(dimuat di majalah Embun LAZiS Jateng edisi Januari 2012)
Sebagai orang tua yang sibuk, terkadang kita merasa sulit
menciptakan waktu luang. Sekedar untuk beristirahat saja tak ada, apalagi bersenang-senang
dengan keluarga. Karena merasa berkewajiban untuk memberi nafkah bagi keluarga,
orang tua berusaha sebisa mungkin memanfaatkan waktu untuk bekerja. Padahal
kebutuhan keluarga tak hanya materi semata. Sekedar waktu bersama pun merupakan
kebutuhan yang harus dipenuhi.
Sekalipun untuk kebutuhan keluarga, orang tua tak semestinya
menghabiskan waktunya hanya untuk bekerja di luar rumah. Rasulullah SAW sendiri
tetap memerintahkan kita untuk segera kembali dan memperhatikan keadaan
keluarga. Seperti dalam hadits berikut, “Kembalilah kalian kepada
keluarga kalian, tinggallah di tengah mereka dan ajari mereka, serta
perintahkanlah mereka (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 628 dan Muslim no. 674).
Dalam hadits
tersebut dijelaskan agar kita kembali kepada keluarga kita lalu berada di
tengah-tengah mereka. Dengan kebersamaan itulah, kita dapat memberikan
pelajaran bagi keluarga kita serta memerintahkan keluarga kita untuk berbuat
dalam kebaikan. karena waktu bersama dan saling mengingatkan dalam keluarga
merupakan salah satu perintah dalam Al-Qur’an. “Wahai orang-orang yang
beriman, jagalah diri-diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka yang
bahan bakarnya adalah manusia dan batu (At- Tahrim: 6).
Keinginan memenuhi kebutuhan keluarga dari segi materi
memang suatu hal yang wajar. Hidup saat ini terasa begitu berat jika tidak
memiliki uang. Namun keinginan yang menggebu-gebu dalam memenuhi segala
kebutuhan keluarga bisa jadi membuat kita merasa lelah dengan segala tuntutan
kebutuhan tersebut. Pada saat inilah, kita perlu kembali kepada keluarga,
meluangkan waktu bersama, dan lebih bagus lagi jika menyempatkan piknik
bersama.
Kelelahan hati
ini telah diisyaratkan oleh Rasulullah SAW dalam hadits berikut ini “Setiap
amal perbuatan ada masa semangatnya, dan setiap semangat ada masa lemahnya.
Barangsiapa yang masa lemahnya menuju pada sunnahku, maka sungguh dia telah
mendapatkan petunjuk. Namun barangsiapa yang masa lemahnya menuju pada
selainnya, maka sungguh dia telah binasa (Shahih, riwayat Ahmad, Ibnu
H ibban, dan lainnya).
Dari hadits tersebut kita mendapat pelajaran bahwa
istirahat dari aktivitas dapat menjadikan kita sebagai orang yang mendapatkan
petunjuk. Namun, di lain sisi istirahat kita tersebut juga bisa menjadikan kita
sebagai orang yang binasa. Untuk itu, kita perlu berhati-hati dalam memilih
cara beristirahat kita, termasuk cara meluangkan waktu bersama keluarga dengan
piknik bersama.
Inilah yang disebut dengan piknik Islami, suatu piknik yang kita
rancang dengan
menyesuaikan syariat Islam, atau minimal dibolehkan secara syariat. Lebih bagus
lagi jika piknik kita tersebut justru sesuatu hal yang diperintahkan atau
dianjurkan Islam. Jangan sampai piknik atau waktu yang kita luangkan bersama
keluarga itu justru menjadi sumber dari laknat Allah.
Piknik ini tidak harus mahal. Kita bisa mengajak keluarga
kita sekedar jalan-jalan bersama untuk mentafakuri ciptaan Allah SWT. Ada
banyak hal yang bisa kita ajarkan pada keluarga kita dalam jalan-jalan tersebut
mulai dari memahami penciptaan langit dan bumi, memahami bagaimana manusia
diciptakan dan belajar dari orang-orang terdahulu.
Katakanlah: "Adakan
perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang
dahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan
(Allah)" (Ar Rum 42).
Namun yang harus diperhatikan adalah seyogyanya kita
memilih tempat-tempat yang jauh dari kemaksiatan. Jangan sampai kita
mengunjungi tempat-tempat yang murni maksiat atau penuh dengan syiar
kekafiran karena itu adalah pintu yang sangat halus dari setan dan bala
tentaranya untuk menggelincirkan manusia dari jalan Allah Ta’ala. Tentunya kita
tidak ingin waktu yang berharga bersama keluarga kita tersebut justru menjadi
jalan menjauh dari Allah yang akan
membuat kita binasa dan bukan justru mendekatkan kita pada Allah karena kita
mendapatkan petunjuk dari kebesaran-Nya.
Cara piknik
lain yang juga membawa keberkahan yaitu dengan mengunjungi sanak saudara.
Dengan aktivitas kita yang padat, bisa jadi berkurang pula waktu untuk saling
berkomunikasi dan mempererat tali silaturahmi bersama sanak saudara. Untuk itu,
waktu liburan pun dapat dimanfaatkan untuk mengunjungi mereka.
Rasulullah
bersabda “Siapa yang ingin rezekinya
diperluas dan umurnya panjang maka hendaknya ia bersilaturrahmi” (HR.
Bukhari). Dengan bersilaturahmi, kita mendapatkan kebaikan berupa rezeki
diperluas dan umur diperpanjang. Kita pun dapat mengenalkan anak-anak kita pada
saudara-saudara mereka sekaligus memberikan tauladan untuk saling mempererat
saliturahmi.
Dengan
piknik yang tepat, kita telah dapat meneladani sunnah Rasulullah. Kita telah
kembali pada keluarga dari kesibukan kita, tinggal bersama mereka, mengajari
mereka, dan memerintah mereka untuk meneladani sikap kita. Semoga dengan piknik
yang islami ini kita dapat melepas penat dari kelelahan aktivitas sekaligus
menjadikan kita sebagai orang-orang yang mendapatkan petunjuk.
No comments:
Post a Comment