Follow Us @soratemplates

Friday 16 March 2012

Wanita Gunung Es



Dia itu seperti gunung es yang sulit untuk dipatahkan.

Kalimat itu dikatakan oleh seorang teman saya dalam sebuah kesempatan. Sebuah kalimat yang digunakan untuk mendeskripsikan sesosok wanita. Ada yang mengusik di sini. Saya membenarkan, tetapi juga menyangkal.

Mengapa wanita itu diibaratkan gunung es yang terkesan tangguh dan sulit didaki?

Saya menukil jawaban dari ibu saya, "Wanita harus menjadi problem solver". Saya sepakat dengan itu. Seorang wanita sejatinya bukan sebuah gunung es. Dia tetap saja mencair jika matahari begitu garang. Tetapi dia tetap akan terlihat sebagai sebongkah es karena wanita bagaimanapun harus tetap punya pendirian.

Fenomena gunung es sering diibaratkan sesuatu yang nampak sedikit padahal di dalamnya mengandung sesuatu yang besar. Dalam hal ini, analogi inipun bisa dibenarkan. Seorang wanita bisa saja dianggap sebagai gunung es yang tangguh. Tetapi, sadarlah bahwa wanita bersikap demikian justru karena terlalu banyak kelemahan yang dia pendam.

Wanita dengan segala kodratnya sering diartikan sebagai makhluk yang lemah. Lantas, apakah dengan begitu kita akan bersikap lemah saja (sesuai dengan paradigma masyarakat tersebut)? Menurut saya, tidak.

Justru karena seorang wanita lemah, maka dia harus mengenali dirinya dan menguatkan diri di bagian mana dia harus kuat. Sekuat apapun wanita, tetap akan ada sisi yang hanya pria yang bisa menjawabnya. Tetapi, apakah harus terus melemah hingga sang pria ada? Tentu tidak.

Gunung es yang muncul di permukaan tidak harus melemah dan meruntuhkan semua yang ada di dasar. Gunung es yang menyembul di permukaan haruslah bersikap kuat sehingga bagian dasar tak akan berantakan. Itulah wanita. Wanita harus tetap kuat dengan kelebihan yang barangkali hanya sedikit dibanding pria. Bukan berarti wanita harus terus mengalah dan benar-benar kalah hingga akhirnya lemah dan menghancurkan semua kehidupannya.

Apakah itu artinya gunung es tak bisa didaki? Memang, tak ada orang yang kurang kerjaan mendaki gunung es. Tetapi, bukan berarti gunung es tak bisa ditaklukkan. Demikian pula wanita. Setangguh apapun ia, akan ada zona dimana pria hanya bisa melakukannya. Bukan perkara bisa atau tidak, tetapi berani atau tidak.

Maka, wanita memang gunung es yang terkesan tangguh, namun sejatinya mudah luluh hanya dengan matahari yang mungkin hanya sedikit saja menyinari.



No comments:

Post a Comment