Follow Us @soratemplates

Saturday 21 May 2011

Memendam Rasa


Beberapa waktu lalu, saya tertarik dengan sebuah kata-kata yang spontan dilontarkan oleh kawan saya. Saat itu, kami tengah mendiskusikan sesuatu. Berhubung teman saya ini (sebut saja A) tidak banyak cakap, sang ketua diskusi memintanya untuk bicara.
"Ayo A.., silakan diutarakan perasaannya. Ga baik kalau cuma dipendam saja."
Jawaban kawan saya ini cukup menggelitik.
"Harus dipendam dulu. Kalo ga dipendam, nanti ga bisa tumbuh."

Hm..., menarik!
Silakan jika Anda menafsirkan 'rasa' ini dengan segala macam 'rasa'. Entah cinta, entah benci, atau rasa lainnya. Namun, saya mengaplikasikan kata-kata kawan saya ini dalam wujud sebuah mimpi atau cita-cita. Ketika kita berani bermimpi atau berani memiliki cita-cita tinggi, kita tak mungkin cukup sekedar memiliki keinginan itu saja untuk mewujudkannya. Ada sebuah proses awal di mana mimpi itu harus benar-benar merasuk ke dalam diri kita. Menguasai hati kita, mendominasi otak kita, memprovokasi raga kita. Nah, proses 'perasukan' inilah yang sejatinya adalah proses memendam.

Sebuah mimpi seharusnya dipendam dulu dalam diri kita. Bukan berarti dipendam di sini adalah tidak segera diwujudkan. Tapi dipendam di sini agar mimpi itu benar-benar tumbuh dan memberikan efek yang besar bagi diri kita untuk mewujudkannya. Semakin tumbuh perasaan atau keinginan terhadap mimpi itu, pastinya akan semakin besar pula tekad untuk menggapainya.

Seperti juga sebuah tanaman yang akan tumbuh. Terkadang beberapa jenis tanaman tak cukup hanya dipendam saja untuk tumbuh. Butuh perawatan seperti memberikan pupuk, menyirami, dan menghilangkan hama. Begitu pula dalam memendam cita-cita. Tak semua cita-cita akan mudah terwujud hanya dengan menginginkannya saja. Harus ada proses pemberian pupuk dan air dengan meningkatkan informasi, skills, dan pengetahuan untuk meraih mimpi itu. Begitu juga harus ada upaya menghilangkan hama-hama malas atau pesimis untuk mewujudkan mimpi itu.

So, apakah Anda benar-benar ingin mimpi Anda terwujud?
Ayo mulai dengan memendamnya. Dan jangan lupa untuk rajin merawatnya. Agar pohon cita-cita kita tak sekedar tumbuh saja, namun benar-benar bisa menbuahkan hasilnya.



PS:
'Afwan untuk kawan saya karena kata-katanya saya ambil tanpa ijin sebelumnya...


2 comments:

  1. Aku, meratapi diriku yang masih jahil dan sedikit kebaikan ini.. Meski entah kapan jemputan datang, aku berharap bisa membawa bekal yang cukup untuk perjalanan esok.. Aku berharap belum terlambat untuk memendam benih yang bisa kuambil buahnya kelak..

    ReplyDelete
  2. Aamiin..
    Insya Allah benih yang baik dengan perawatan yang baik tentu akan menghasilkan buah yang baik.

    ReplyDelete